http://www.detikfinance.com/read/2009/05/18/142549/1133320/4/peta-bumn-di-tangan-3-capres

Senin, 18/05/2009 14:25 WIB
Peta BUMN di Tangan 3 Capres
Suhendra - detikFinance

Jakarta - Pemerintahan baru yang akan terbentuk nanti banyak
mengundang pertanyaan mengenai kebijakan apa yang akan diterapkan
nantinya, termasuk nasib arah pengembangan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) nantinya.

Pengamat Ekonomi Hendri Saparini mengatakan dari tiga pasangan
presiden dan wakil presiden saat ini setidaknya ada dua kubu yang
sudah memetakan jalan nasib BUMN di Indonesia.

Kubu pertama adalah SBY-Boediono yang akan terus berupaya fokus dalam
penyehatan BUMN dengan langkah privatisasi dan revitalisasi. Saat ini
setidaknya sudah ada target 40 revitalisai BUMN, artinya kebijakan ini
akan dilanjutkan ke arah peran swasta yang akan ditingkatkan.

Sedangkan kubu kedua adalah dua pasangan lainnya yaitu JK-Wiranto dan
Mega-Prabowo yang akan akan memfokuskan pada upaya BUMN sebagai agen
pertumbuhan ekonomi dan mengembalikan peran sebagai agen pemberi nilai
tambah sumber daya alam nasional, dimana peran negara semakin
diperkuat.

"Kalau SBY melakukan deregulasi jadi peran pemerintah kecil," katanya
saat dihubungi detikFinance, Senin (18/5/2009).

Dari hal itu, Hendri mempertanyakan mau dikemanakan arah BUMN
Indonesia nantinya setelah pemerintahan baru? Ia mecontohkan jika
mengaca kepada negara singa Singapura, 75% penggerakan ekonomi di
negara kecil itu ternyata ditopang oleh BUMN.

Namun ia juga menekankan kubu Megawati-Prabowo dan JK-Wiranto juga
masih mungkin melakukan pelepasan saham BUMN ke publik (IPO) dengan
skala terbatas. Hendri juga mengatakan saat ini tren penjualan
strategic sales untuk BUMN skala kecil justru kemungkinan menjadi
warna dari kebijakan pemerintah saat ini.

"Cara pandangnya ada yang melihat BUMN sebagai pembangkit ekonomi dan
penggerak ekonomi, pemerintah sekarang ini melihat dari sisi efisiensi
dan sebagai sarang korupsi maka sebaiknya dilepas," katanya.

Mengenai, posisi direksi terkait pergantian kepemimpinan pemerintahan,
menurutnya tidak bisa dicampur adukan dengan arah kebijakan BUMN
dengan perombakan direksi, namun yang pasti ia mengharapkan pergantian
direksi BUMN harus orang-orang yang tepat dan terbaik.

"Kalu soal direksi saya tidak mau mengomentari lebih jauh," kilahnya.
(hen/lih)

Kirim email ke