http://www.detikfinance.com/read/2008/10/09/170148/1017822/6/3-hari-redemption-reksa-dana-capai-rp-849-miliar
Kamis, 09/10/2008 17:01 WIB 3 Hari Redemption Reksa Dana Capai Rp 849 Miliar Indro Bagus SU - detikFinance Jakarta - Penarikan dana atau redemption di industri reksa dana dalam tiga hari perdagangan 6,7 dan 8 Oktober 2008 mencapai Rp 849,864 miliar. Namun selain penarikan, dalam tiga hari itu ada juga dana yang masuk atau subscription Rp 738,593 miliar. Dengan demikian total penarikan bersih atau net redemption dalam 3 hari sebesar Rp 111,27 miliar. Dari total penarikan reksa dana sebesar Rp 849,864 miliar, hampir separuh yang ditarik nasabah adalah reksa dana pendapatan tetap yaitu Rp 405,81 miliar. Sedangkan posisi kedua reksa dana yang ditarik nasabah adalah reksa dana saham senilai Rp 156,686 miliar. Reksa dana campuran yang ditarik sebanyak Rp 49,235 miliar. Sisanya adalah berupa produk lain seperti reksa dana pasar uang, reksa dana indeks, reksa dana syariah, reksa dana terproteksi, ETF saham dan ETF fixed income. Sedangkan untuk dana yang masuk dari Rp 738,593 miliar terdiri dari reksa dana pendapatan tetap Rp 180,4 miliar. Total nilai aktiva bersih (NAB) per 8 Oktober 2008 sebesar Rp 74,773 triliun. Posisi ini jauh lebih rendah dari posisi akhir September yang sebesar Rp 83,9 triliun, sehingga penurunannya sebesar Rp 9,126 triliun karena turunnya nilai saham. Namun jika dibandingkan dengan posisi awal tahun industri reksa dana masih mencatat net subscription sebesar Rp 14,656 triliun. Namun net NAB jika dibandingkan awal tahun sudah anjlok Rp 19,182 triliun. Tapi seiring dengan naiknya net subscription, jumlah unit penyertaan bertambah 8,294 miliar unit menjadi 63,14 miliar unit pada 8 Oktober 2008. Sedangkan pada Januari 2008 masih di posisi 54,846 miliar unit. "Tingginya nilai net redemption reksa dana pendapatan tetap karena sebagian besar investor yang melihat suku bunga deposito bank lebih menarik," ujar Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI), Abiprayadi Riyanto di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD, Jakarta, Kamis (9/10/2008). Abiprayadi mengatakan banyak bank sudah memprediksi BI Rate akan naik, sehingga mereka sudah melakukan antisipasi dengan menaikkan suku bunganya. "Karakter investor itu kan bermacam-macam. Ada yang mencari kebutuhan dana. Ada yang mencari likuiditas. Nah kebanyakan yang keluar itu mereka yang mencari kebutuhan dana," jelas Abi. Sehubungan dengan itu, Abi menyanggah pendapat yang mengatakan bahwa nilai net redemption reksadana berbasis saham terjadi secara besar-besaran seiring dengan anjloknya pasar saham. "Kami kira tingkat redemption reksadana saham masih normal. Investor kita yang menempatkan dananya di saham sudah lebih dewasa kok. Mana mau mereka lepas rugi di saat kondisi seperti ini," ujar Abi. Net redemption pada produk reksadana saham masih berada pada kisaran normal, meski kejatuhan IHSG sempat membuat sebagian investor reksadana melakukan penarikan dana. "Jumlahnya masih normal kok," ujar Abi. NAB reksa dana menurut Abiprayadi memang saham memang menurun. Namun ini lebih disebabkan oleh kondisi pasar saham yang sedang anjlok. "Jika investor berpikir jangka panjang, maka ia akan tetap mempertahankan portofolionya," ujar Abiprayadi. (dro/ir)