26/04/2008 16:59 WIB Banyak Pilihan di Pasar Modal JAGAD ANANDA, KONTRIBUTOR INILAH.COM
(iPhA/Wirasatria) INILAH.COM, Jakarta – Ketidakpastian di bursa saham, makin hari terasa kian mengental. Selain menunggu pengumuman tingkat inflasi, pasar juga menanti langkah yang akan diayunkan The Fed. Akibatnya, makin banyak investor yang merasa lebih aman memegang uang tunai. Para investor, terutama yang lokal, pun semakin tidak pede dalam menghadapi pasar. Lihat saja apa yang terjadi sepanjang Senin (21/4) hingga Jumat (25/4) pekan lalu. Jumlah investor yang melakukan aksi profit taking maupun cut loss bertambah banyak. Prinsipnya cuma satu, lebih baik membuang barang dan mengempit uang cash. Langkah itu dianggap lebih aman. Tapi dampaknya, seperti yang kita saksikan bersama, indeks harga saham gabungan dalam rentang lima hari itu longsor 108,69 poin (4,62%). Kondisi bearish diperkirakan masih akan berlangsung di pekan-pekan ini. Pemicunya, selain harga minyak dunia dan harga BBM di dalam negeri, adalah pengumuman inflasi bulan April. Banyak yang menduga, tingkat inflasi yang diumumkan pemerintah pada 1 Mei ini akan berada di level tinggi. Selain itu, langkah yag diayunkan The Fed juga akan mendapat perhatian khusus dari para pelaku pasar. Pada pertemuan tersebut, diprediksi The Fed akan kembali menurunkan tingkat bunganya sebanyak 25 basis poin. Dalam kondisi yang sulit ditebak seperti sekarang, lantas apa yang harus dilakukan oleh investor? Rekomendasi yang diberikan oleh para analis masih belum berubah, mainlah dengan jangka yang super pendek. Soalnya, naik-turunnya harga sebuah saham kini semakin tajam dan sulit ditebak. Lantaran tingkat inflasi cukup tinggi, yang memungkinkan bank mengerek tingkat bunganya, seorang analis menyarankan agar investor – untuk sementara – menjauhi saham-saham perbankan. Kendati harganya sudah terkoreksi cukup dalam. Saham yang pantas dimainkan, kata seorang kepala riset dari sebuah perusahaan sekuritas asing, masih saham-saham tambang dan perkebunan. Berkat harga komoditas yang terdorong oleh harga minyak, emiten dari dua sektor ini diyakini bakal terus berkibar dalam jangka waktu yang panjang. Adapun saham-saham yang mendapat rekomendasi buy antara lain: Aneka Tambang (ANTM), Timah (TINS), Bumi Resources (BUMI), Astra Agro Lestari (AALI), dan Bakrie Sumatera Plantation (UNSP). Saham-saham tersebut, diyakini memiiki potensi yang cukup besar dalam menghasilkan gain. Kiat lain yang penting: belilah ketika harganya sudah terkoreksi. Selamat berinvestasi. [P1]
<<25096.jpg>>