http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/04/07244664/Ditunggu..Paparan.Bakrie


Selasa, 4 November 2008 | 07:24 WIB
JAKARTA, SELASA - Manajemen PT Bakrie & Brothers Tbk harus segera
menggelar paparan publik terkait penjualan 35 persen saham perseroan
di PT Bumi Resouces Tbk agar semua pemangku kepentingan mendapat
informasi lengkap. Selain itu, agar suspensi tiga saham kelompok usaha
Bakrie tidak berlarut-larut.

Permintaan itu disampaikan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI)
Erry Firmansyah, Senin (3/11). "Kami harapkan paparan publik Bakrie
dilakukan pekan ini," katanya.

BEI, lanjut Erry, belum dapat membuka suspensi atas tiga saham
kelompok usaha Bakrie sebelum paparan publik dilakukan.

Erry menyatakan, "Konferensi pers yang diadakan Sabtu lalu kan hanya
untuk wartawan dan informasi yang disampaikan belum cukup lengkap."

Ditegaskan, saat paparan publik, manajemen BNBR harus mengundang
seluruh pihak yang berkepentingan dengan penjualan saham BNBR di Bumi
Resources (BUMI). Mereka adalah pemegang saham, wartawan, analis, dan
pemegang gadai saham (repo) kelompok usaha Bakrie.

Pada Jumat (31/10), BNBR menjual 35 persen kepemilikannya di BUMI
kepada Northstar Pacific, perusahaan investasi di Indonesia yang
berafiliasi dengan perusahaan pengelola aset kelas dunia, Texas
Pacific Group.

Sebanyak 6.791.400.000 saham dijual 1,3 miliar dollar AS, atau Rp
14,04 triliun, dengan nilai tukar rupiah Rp 10.800 per dollar AS.

Direktur BNBR Dileep Srivastavaa menjelaskan, paparan publik dilakukan
secepatnya, tetapi waktunya belum ditetapkan.

Adapun terkait tiga saham kelompok usaha Bakrie, yaitu BNBR, BUMI, dan
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), yang disuspensi sejak 7 Oktober,
Direktur Utama PT Financorpindo Nusa Edwin Sinaga berpendapat, BEI
harus hati-hati dan mempertimbangkan banyak aspek sebelum membuka
suspensi, khususnya untuk saham BUMI. Pasalnya, BUMI adalah salah satu
emiten BEI dengan kapitalisasi pasar terbesar. Sahamnya dimiliki
banyak pihak, termasuk Jamsostek. Bila suspensi dibuka tanpa informasi
lengkap, dikhawatirkan terjadi spekulasi yang merugikan banyak pihak.

Melesat

Pada penutupan perdagangan Senin (3/11), Indeks Harga Saham Gabungan
menguat tajam, yaitu 96,01 poin, atau naik 7,64 persen menjadi
1.352,71 dibanding pada penutupan, Jumat (31/10).

Kepala Riset BNI Securities Norico Gaman dan pengamat pasar modal,
Felix Sindhunata, mengatakan, penguatan IHSG dipengaruhi sentimen
positif bursa global pascapengumum bunga oleh bank sentral sejumlah
negara.

Selain itu, penguatan IHSG juga dipengaruhi berita positif dari dalam
negeri, yaitu pengumuman angka inflasi Oktober (0,45 persen) yang
lebih rendah dari inflasi September (0,97 persen).

Namun, penguatan IHSG ke depan diperkirakan belum stabil dan kontinu.
Investor harus tetap hati-hati sebelum berinvestasi di pasar modal.


REI
Sumber : Kompas Cetak

Kirim email ke