Re: [obrolan-bandar] Kenaikan TDL, emiten yg untung dari kenaikan TDL (RALAT MEDC)

2006-01-23 Terurut Topik EKA SUWANDANA



Sorry cadangan gas-nyaMEDC 400.000 Juta Kaki Kubik, jadi 400 bcf siap pakai. Yg belum dikembangkan 157bcf.  Ada tambahan segera cadangan siap pakai dari BLOK A ACEH milik Connoco  EXON sebesar 400-500bcf yg sedang di bid oleh MEDC dan ENRG.EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] wrote:Sebetulnya harga natural GAs, akan ikut di belakang harga Crude Oil. Saat penutupan jum'at kemarin harga Natural gas di kisaran : 9,2 USD/MMBTU (BISNIS INDONESIA, BURSA  UANG, NYMEX), utk domestik di kisaran 2,5 USD/MMBTU. Tapi setiap kontrak habis disesuaikan , MEDCO masih ada jual ke PLN di harga 1,4 USD/MMBTU.Saya pernah tanya ke orang medco, kenapa jualan ke PGN, dan PLN harganya beda jauh. Dia jelaskan soalnya di salurkan dgn pipa yg sudah dibangun bukan oleh mereka. So Cost-nya almost nothing, maka dari itu Amerada, Connoco
 juga ikutan jual ke PGN di harga 2,4 - 2,7 USD/mmbtu. Beda kalo jual ke Luar Negri, harus mikirin terminal pelabuhan, etc .  Kalo masalah explorasi, itu sudah dilakukan sejak lama, reserve gas MEDC yg siap di angkat 400juta kaki kubik (ini volume yah, bedakan dgn BTU, yg ini kalori), jadi tinggal ada yg mau pakai, silakan beli. Saya mati tua (sekarang 30 tahun) pun MEDC masih punya cadangan gas .Reserve gas kita msih banyak, so pemerintah sekarang punya tujuan strategis dgn memanfaatkan Gas Alam kita utk pengganti BBM listrik. Jadi PMA minyak  Gas akan dipaksa mulai tahun ini utk jual 20% outputnya ke pasar domestik...enak di PGAS donk!  James Arifin [EMAIL PROTECTED] wrote:Untuk jualan gas berbeda dengan minyak, minyak naik tidak berarti gas otomatis naik. Gas ada
 bisnis jangka panjang sehingga setiap investasi pengembangan lapangan gas selalu didahului dengan kontrak jangka panjang. Saat ini harga tertinggi untuk domestik adalah sedikit di bawah US$ 3/MMBTU. Perlu diingat cost untuk gas harus memasukkan juga biaya eksplorasi bukan hanya transportation costnya saja.Regards,  On 1/23/06, EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] wrote: Minyak memang sedikit, tapi tambahan itu bisa membuat produksi minyak MEDCO tidak turun sampai tahun 2008, saya posting kemarin kalau tanpa penemuan baru dalam 6 tahun minyak MEDCO habis. Itu brarti tahun 2012.  Sementara itu dari tahun 2007 onwards, supply gas naik signifikan, puncaknya tahun
 2008-2009, supply gas naik 3,4 kali. Di gas ada growth. Anda silakan baca BI sabtu, kalo di hitung per 5 tahun ada tambahan 650Jt USD revenues, itu sekitar 100 Jt USD/tahun. Atau kira2 60-70Jt USD / tahun Laba bersih. Perkiraan kotor, Laba bersih akan naik 2x lipat. That is growth, saham ini harus dimiliki dari sekarang sampai tahun 2009.   Apalagi windfall profit, harga minyak naik, gas pastinya naikkontrak dgn pemerintah naik dari 2004 , 2,4USD/MMBTU, utk yang baru 2,7 USD/MMBTU. Wlaupun harga internasional 6-7 USD/MMBTU, tapi karena di salurkan via PIPA, cost-nya jadi rendah. Cuma 20cent/MMBTU. IF I'M NOT MISTAKEN Setiap harga minyak naik, gas pasti naik...gas kan di jual brdasarkan kalorinyaBritish Thermal UNIT.Cadangan Gas Medco masih banyak,sekitar 400juta kaki kubik.   wondo aja [EMAIL PROTECTED] wrote:  Dear Pak EKA;Tambahannya cuma sedikit, Pak31 Juli 2005 (1200 bopd), January 2006 (1850 bopd), akhir 2006 (4000 bopd), dan puncaknya 5000 bopd. (bopd = barrel oil per day)Sekalian ralat dengan yang Pak Eka pernah posting 75000 barrel itu bukanlah angka produksi dari lapangan tiaka tetapi itu merupakan angka akumulasi produksi dari lapangan tiaka yang dimulai dari 31 Juli 2005 sampai pengapalan kemarin. Kalau produksinya sampai 75000 bopd, mungkin saham MEDCO udah terbang sampai Rp.15.000,00 kali :_) karenalapangan dengan produksi demikian merupakan lapangan raksasa. Baru berproduksi aja udah
 75.000 bopd, apalagipeaknya mungkin bisa mencapai 200.000 bopd kali ya...(so imagine how much the revenue for MEDCO)Ini sedikit yang saya tahu, kebetulansaya kuliah tentang Perminyakan di Bandung.But thanks Pak Eka buat posting2nya saya banyak belajar dari bapak. File-file dari Bapak saya bikin folder tersendiri supaya saya punya dokumentasinya buat belajar :_)peace  wondo :_)EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] wrote:Emang sih itu sumur tua, explorasi juga masih belum ada hasil. Tapi ada tambahan dari TOMORI Sulawesi.   see: http://www.medcoenergi.com/download/news130106.pdfwondo aja  [EMAIL PROTECTED] wrote:Mungkin karena MEDC bukanlah producer minyak utama di negeri ini. Tidak seperti Caltex atau TOTAL FINA ELF. Juga mungkin dikarenakan lapangan2 yang MEDC saat ini (Rimau  SS/CS) umumnya adalah lapangan2 tua (Ex STANVAC) yang produksinya dari tahun ke tahun terus mengalami decline. tahun 2002 ( 80.000 bbl), 2003 (60.000 bbl), 2004 (40.000), tahun 2005(???)Sehingga walaupun harga minyak saat ini sudah mencapai $67 tapi tidak berpengaruh banyak terhadap pendapatannya :_)peace  wondo :_)EKA
 SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] wrote:Akan ada kenaikan TDL dalam waktu dekat, sebenernya yg paling untung dari kenaikan TDL 

Re: [obrolan-bandar] Kenaikan TDL, emiten yg untung dari kenaikan TDL (RALAT MEDC)

2006-01-23 Terurut Topik James Arifin



Ada satu hal yang suka dilupakan bahwa cadangan tidak selalu sama dengan deliverability sehingga dengan cadangan gas sebesar 400 bcf tersebut, pertanyaannya berapa P1 reserve-nya dan berapa yang P2? Dan sekarang berapa deliverabilitynya? Harga gas di Indonesia adalah model fixed price baik kontrak ke PGN maupun PLN. Namun saat ini ada satu KPS yang berhasil mem-push PLN untuk menggunakan formula yang mengindeks ke minyak sehingga setiap minyak naik maka harga gas akan naik juga.


Harga gas di US menggunakan referensi Henry Hub bukan mengikuti harga minyak tapi pergerakannya biasanya selaras dengan minyak. Saat ini gas price divalue lebih premium dibanding oil untuk pasar US.

Di Indonesia, alasan bahwa untuk eksport perlu biaya yang besar untuk investasi kilang tidak perlu dibantah tapi harga eksport yang mahal bukan diakibatkan hal tersebut tapi lebih dikarenakan harga eksport mengindeks ke harga minyak sehingga semakin tinggi harga minyak maka harga eksport LNG Indonesia makin mahal, tapi sayangnya nggak semua demand bisa terpenuhi.



On 1/23/06, EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] wrote:

Sorry cadangan gas-nyaMEDC 400.000 Juta Kaki Kubik, jadi 400 bcf siap pakai. Yg belum dikembangkan 157bcf.
Ada tambahan segera cadangan siap pakai dari BLOK A ACEH milik Connoco  EXON sebesar 400-500bcf yg sedang di bid oleh MEDC dan ENRG.EKA SUWANDANA 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

Sebetulnya harga natural GAs, akan ikut di belakang harga Crude Oil. Saat penutupan jum'at kemarin harga Natural gas di kisaran : 9,2 USD/MMBTU (BISNIS INDONESIA, BURSA  UANG, NYMEX), utk domestik di kisaran 2,5 USD/MMBTU. Tapi setiap kontrak habis disesuaikan , MEDCO masih ada jual ke PLN di harga 1,4 USD/MMBTU.
Saya pernah tanya ke orang medco, kenapa jualan ke PGN, dan PLN harganya beda jauh. Dia jelaskan soalnya di salurkan dgn pipa yg sudah dibangun bukan oleh mereka. So Cost-nya almost nothing, maka dari itu Amerada, Connoco juga ikutan jual ke PGN di harga 2,4 - 2,7 USD/mmbtu. Beda kalo jual ke Luar Negri, harus mikirin terminal pelabuhan, etc .

Kalo masalah explorasi, itu sudah dilakukan sejak lama, reserve gas MEDC yg siap di angkat 400juta kaki kubik (ini volume yah, bedakan dgn BTU, yg ini kalori), jadi tinggal ada yg mau pakai, silakan beli. Saya mati tua (sekarang 30 tahun) pun MEDC masih punya cadangan gas .


Reserve gas kita msih banyak, so pemerintah sekarang punya tujuan strategis dgn memanfaatkan Gas Alam kita utk pengganti BBM listrik. Jadi PMA minyak  Gas akan dipaksa mulai tahun ini utk jual 20% outputnya ke pasar domestik...enak di PGAS donk!

James Arifin [EMAIL PROTECTED] wrote:

Untuk jualan gas berbeda dengan minyak, minyak naik tidak berarti gas otomatis naik. Gas ada bisnis jangka panjang sehingga setiap investasi pengembangan lapangan gas selalu didahului dengan kontrak jangka panjang. Saat ini harga tertinggi untuk domestik adalah sedikit di bawah US$ 3/MMBTU. 


Perlu diingat cost untuk gas harus memasukkan juga biaya eksplorasi bukan hanya transportation costnya saja.

Regards,
On 1/23/06, EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED]
 wrote: 

Minyak memang sedikit, tapi tambahan itu bisa membuat produksi minyak MEDCO tidak turun sampai tahun 2008, saya posting kemarin kalau tanpa penemuan baru dalam 6 tahun minyak MEDCO habis. Itu brarti tahun 2012.

Sementara itu dari tahun 2007 onwards, supply gas naik signifikan, puncaknya tahun 2008-2009, supply gas naik 3,4 kali. Di gas ada growth. Anda silakan baca BI sabtu, kalo di hitung per 5 tahun ada tambahan 650Jt USD revenues, itu sekitar 100 Jt USD/tahun. Atau kira2 60-70Jt USD / tahun Laba bersih. Perkiraan kotor, Laba bersih akan naik 2x lipat. That is growth, saham ini harus dimiliki dari sekarang sampai tahun 2009. 

Apalagi windfall profit, harga minyak naik, gas pastinya naikkontrak dgn pemerintah naik dari 2004 , 2,4USD/MMBTU, utk yang baru 2,7 USD/MMBTU. Wlaupun harga internasional 6-7 USD/MMBTU, tapi karena di salurkan via PIPA, cost-nya jadi rendah. Cuma 20cent/MMBTU. 


IF I'M NOT MISTAKEN Setiap harga minyak naik, gas pasti naik...gas kan di jual brdasarkan kalorinyaBritish Thermal UNIT.

Cadangan Gas Medco masih banyak,sekitar 400juta kaki kubik. 
wondo aja [EMAIL PROTECTED] wrote:


Dear Pak EKA;

Tambahannya cuma sedikit, Pak31 Juli 2005 (1200 bopd), January 2006 (1850 bopd), akhir 2006 (4000 bopd), dan puncaknya 5000 bopd. (bopd = barrel oil per day)

Sekalian ralat dengan yang Pak Eka pernah posting 75000 barrel itu bukanlah angka produksi dari lapangan tiaka tetapi itu merupakan angka akumulasi produksi dari lapangan tiaka yang dimulai dari 31 Juli 2005 sampai pengapalan kemarin. 


Kalau produksinya sampai 75000 bopd, mungkin saham MEDCO udah terbang sampai Rp.15.000,00 kali :_) karenalapangan dengan produksi demikian merupakan lapangan raksasa. Baru berproduksi aja udah 75.000 bopd, apalagipeaknya mungkin bisa mencapai 
200.000 bopd kali ya...(so imagine how much the revenue for MEDCO)

Ini sedikit yang saya tahu, kebetulansaya kuliah tentang 

Re: [obrolan-bandar] Kenaikan TDL, emiten yg untung dari kenaikan TDL (RALAT MEDC)

2006-01-23 Terurut Topik James Arifin



Senoro/Toili bukan milik MEDC semuanya karena kontraknya TAC. Mesti dilihat dahulu base TAC agreementnya apa sehingga baru bisa divaluasi berapa value field tersebut untuk MEDCO. Pembuatan pipa dari Sulawesi belum dengar tuh ada rencana tersebut, setahu saya MEDC plan untuk buat mid-size LNG Plant. Cadangan sebesar 3 TCF tersebut kalau semuanya P1 dan akan diproduksi sebesar 600 MMscfd maka dalam waktu 13 tahun saja sudah habis. Biaya pembuatan pipa Kalimantan - Java membutuhkan dana US$ 
1.2 billion jadi biaya pembuatan pipa dari Sulawesi lebih mahal lagi.

Sekarang pertanyaannya berapa sih P1 dari 3TCF tersebut? Lapangan Tangguh yang memiliki reserve P1= 14 TCF sampai saat ini masih ribet itung-itungan investasinya apalagi kalau reservenya 3 TCF.

Sebesar apapun reservenya kalau nggak ada buyers, maka gas tidak ada nilainya makanya banyak gas di offshore Sumatera yang masih diflare saja.
On 1/24/06, wondo aja [EMAIL PROTECTED] wrote:


Dear Pak EKA;

Sebagai informasi tambahan:
MEDCO juga punya cadangan gas yang besar di SENORO/TOILI (Sulawesi) sebesar kira 3 TCF (Trillion Cubic Feet), yang kalau digabungkan dengan dengan DONGGI milik Pertamina 2.5 TCF merupakan cadangan gas yang sangat besar di Sulawesi.


Saat ini sedang dilakukan studi bagaimana mengalirkan gas itu ke Jawa, mungkin bisa mencapai kapasitas pipa 600 MMSCFD (hampir sama dengan yang ada di SSWJ I  II saat ini)

Supaya lebih jelas lihat attachment yang saya kirim, ini merupakan status cadangan lapangan milik MEDCO per January 1, 2004


peace
wondo :_)EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] wrote:

Sorry cadangan gas-nyaMEDC 400.000 Juta Kaki Kubik, jadi 400 bcf siap pakai. Yg belum dikembangkan 157bcf.
Ada tambahan segera cadangan siap pakai dari BLOK A ACEH milik Connoco  EXON sebesar 400-500bcf yg sedang di bid oleh MEDC dan ENRG.EKA SUWANDANA 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

Sebetulnya harga natural GAs, akan ikut di belakang harga Crude Oil. Saat penutupan jum'at kemarin harga Natural gas di kisaran : 9,2 USD/MMBTU (BISNIS INDONESIA, BURSA  UANG, NYMEX), utk domestik di kisaran 2,5 USD/MMBTU. Tapi setiap kontrak habis disesuaikan , MEDCO masih ada jual ke PLN di harga 1,4 USD/MMBTU.
Saya pernah tanya ke orang medco, kenapa jualan ke PGN, dan PLN harganya beda jauh. Dia jelaskan soalnya di salurkan dgn pipa yg sudah dibangun bukan oleh mereka. So Cost-nya almost nothing, maka dari itu Amerada, Connoco juga ikutan jual ke PGN di harga 2,4 - 2,7 USD/mmbtu. Beda kalo jual ke Luar Negri, harus mikirin terminal pelabuhan, etc .

Kalo masalah explorasi, itu sudah dilakukan sejak lama, reserve gas MEDC yg siap di angkat 400juta kaki kubik (ini volume yah, bedakan dgn BTU, yg ini kalori), jadi tinggal ada yg mau pakai, silakan beli. Saya mati tua (sekarang 30 tahun) pun MEDC masih punya cadangan gas .


Reserve gas kita msih banyak, so pemerintah sekarang punya tujuan strategis dgn memanfaatkan Gas Alam kita utk pengganti BBM listrik. Jadi PMA minyak  Gas akan dipaksa mulai tahun ini utk jual 20% outputnya ke pasar domestik...enak di PGAS donk!

James Arifin [EMAIL PROTECTED] wrote:

Untuk jualan gas berbeda dengan minyak, minyak naik tidak berarti gas otomatis naik. Gas ada bisnis jangka panjang sehingga setiap investasi pengembangan lapangan gas selalu didahului dengan kontrak jangka panjang. Saat ini harga tertinggi untuk domestik adalah sedikit di bawah US$ 3/MMBTU. 


Perlu diingat cost untuk gas harus memasukkan juga biaya eksplorasi bukan hanya transportation costnya saja.

Regards,
On 1/23/06, EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED]
 wrote: 

Minyak memang sedikit, tapi tambahan itu bisa membuat produksi minyak MEDCO tidak turun sampai tahun 2008, saya posting kemarin kalau tanpa penemuan baru dalam 6 tahun minyak MEDCO habis. Itu brarti tahun 2012.

Sementara itu dari tahun 2007 onwards, supply gas naik signifikan, puncaknya tahun 2008-2009, supply gas naik 3,4 kali. Di gas ada growth. Anda silakan baca BI sabtu, kalo di hitung per 5 tahun ada tambahan 650Jt USD revenues, itu sekitar 100 Jt USD/tahun. Atau kira2 60-70Jt USD / tahun Laba bersih. Perkiraan kotor, Laba bersih akan naik 2x lipat. That is growth, saham ini harus dimiliki dari sekarang sampai tahun 2009. 

Apalagi windfall profit, harga minyak naik, gas pastinya naikkontrak dgn pemerintah naik dari 2004 , 2,4USD/MMBTU, utk yang baru 2,7 USD/MMBTU. Wlaupun harga internasional 6-7 USD/MMBTU, tapi karena di salurkan via PIPA, cost-nya jadi rendah. Cuma 20cent/MMBTU. 


IF I'M NOT MISTAKEN Setiap harga minyak naik, gas pasti naik...gas kan di jual brdasarkan kalorinyaBritish Thermal UNIT.

Cadangan Gas Medco masih banyak,sekitar 400juta kaki kubik. 
wondo aja [EMAIL PROTECTED] wrote:


Dear Pak EKA;

Tambahannya cuma sedikit, Pak31 Juli 2005 (1200 bopd), January 2006 (1850 bopd), akhir 2006 (4000 bopd), dan puncaknya 5000 bopd. (bopd = barrel oil per day)

Sekalian ralat dengan yang Pak Eka pernah posting 75000 barrel itu bukanlah angka produksi dari lapangan tiaka tetapi itu 

Re: [obrolan-bandar] Kenaikan TDL, emiten yg untung dari kenaikan TDL (RALAT MEDC)

2006-01-23 Terurut Topik Hari Anggono



Walah2 ... semangat banget ngebahasMEDCO ... semua cadangan yg mereka gembar-gemborkan itu masih samar2 ...
Saya pernah mengerjakan studi Donggi yg katanya 2.5TCF itu, nggak ada tuh sampe 1 TCF benernya ...
Senoro-nya MEDCO juga paling 1 TCF P1 ...
Mangkanya walopun ada isu2 unitisasi Pertamina-MEDCO, tetep aja rencananya jalan di tempat ...
Itu pinter2nya orang mau naekin saham, naek pangkat (di sisi Pertamina), dst ...Semoga aja orang pada percaya, jadi kita juga ikutan senang ... hehehehe

Kata Bill, teman sebelah meja saya,  ... too many bandits r having fun in oil business ..
Kali termasuk George Bush+Dick Cheney dan Halliburtonnya ... :p

Salam,

-hari-

On 1/24/06, James Arifin [EMAIL PROTECTED] wrote:

Senoro/Toili bukan milik MEDC semuanya karena kontraknya TAC. Mesti dilihat dahulu base TAC agreementnya apa sehingga baru bisa divaluasi berapa value field tersebut untuk MEDCO. Pembuatan pipa dari Sulawesi belum dengar tuh ada rencana tersebut, setahu saya MEDC plan untuk buat mid-size LNG Plant. Cadangan sebesar 3 TCF tersebut kalau semuanya P1 dan akan diproduksi sebesar 600 MMscfd maka dalam waktu 13 tahun saja sudah habis. Biaya pembuatan pipa Kalimantan - Java membutuhkan dana US$ 
1.2 billion jadi biaya pembuatan pipa dari Sulawesi lebih mahal lagi.

Sekarang pertanyaannya berapa sih P1 dari 3TCF tersebut? Lapangan Tangguh yang memiliki reserve P1= 14 TCF sampai saat ini masih ribet itung-itungan investasinya apalagi kalau reservenya 3 TCF.

Sebesar apapun reservenya kalau nggak ada buyers, maka gas tidak ada nilainya makanya banyak gas di offshore Sumatera yang masih diflare saja.

On 1/24/06, wondo aja [EMAIL PROTECTED]
 wrote: 


Dear Pak EKA;

Sebagai informasi tambahan:
MEDCO juga punya cadangan gas yang besar di SENORO/TOILI (Sulawesi) sebesar kira 3 TCF (Trillion Cubic Feet), yang kalau digabungkan dengan dengan DONGGI milik Pertamina 2.5 TCF merupakan cadangan gas yang sangat besar di Sulawesi. 


Saat ini sedang dilakukan studi bagaimana mengalirkan gas itu ke Jawa, mungkin bisa mencapai kapasitas pipa 600 MMSCFD (hampir sama dengan yang ada di SSWJ I  II saat ini)

Supaya lebih jelas lihat attachment yang saya kirim, ini merupakan status cadangan lapangan milik MEDCO per January 1, 2004


peace
wondo :_)EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] wrote:

Sorry cadangan gas-nyaMEDC 400.000 Juta Kaki Kubik, jadi 400 bcf siap pakai. Yg belum dikembangkan 157bcf.
Ada tambahan segera cadangan siap pakai dari BLOK A ACEH milik Connoco  EXON sebesar 400-500bcf yg sedang di bid oleh MEDC dan ENRG.EKA SUWANDANA 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:

Sebetulnya harga natural GAs, akan ikut di belakang harga Crude Oil. Saat penutupan jum'at kemarin harga Natural gas di kisaran : 9,2 USD/MMBTU (BISNIS INDONESIA, BURSA  UANG, NYMEX), utk domestik di kisaran 2,5 USD/MMBTU. Tapi setiap kontrak habis disesuaikan , MEDCO masih ada jual ke PLN di harga 1,4 USD/MMBTU. 
Saya pernah tanya ke orang medco, kenapa jualan ke PGN, dan PLN harganya beda jauh. Dia jelaskan soalnya di salurkan dgn pipa yg sudah dibangun bukan oleh mereka. So Cost-nya almost nothing, maka dari itu Amerada, Connoco juga ikutan jual ke PGN di harga 2,4 - 2,7 USD/mmbtu. Beda kalo jual ke Luar Negri, harus mikirin terminal pelabuhan, etc . 

Kalo masalah explorasi, itu sudah dilakukan sejak lama, reserve gas MEDC yg siap di angkat 400juta kaki kubik (ini volume yah, bedakan dgn BTU, yg ini kalori), jadi tinggal ada yg mau pakai, silakan beli. Saya mati tua (sekarang 30 tahun) pun MEDC masih punya cadangan gas . 


Reserve gas kita msih banyak, so pemerintah sekarang punya tujuan strategis dgn memanfaatkan Gas Alam kita utk pengganti BBM listrik. Jadi PMA minyak  Gas akan dipaksa mulai tahun ini utk jual 20% outputnya ke pasar domestik...enak di PGAS donk! 

James Arifin [EMAIL PROTECTED] wrote:

Untuk jualan gas berbeda dengan minyak, minyak naik tidak berarti gas otomatis naik. Gas ada bisnis jangka panjang sehingga setiap investasi pengembangan lapangan gas selalu didahului dengan kontrak jangka panjang. Saat ini harga tertinggi untuk domestik adalah sedikit di bawah US$ 3/MMBTU. 


Perlu diingat cost untuk gas harus memasukkan juga biaya eksplorasi bukan hanya transportation costnya saja.

Regards,
On 1/23/06, EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] 
 wrote: 

Minyak memang sedikit, tapi tambahan itu bisa membuat produksi minyak MEDCO tidak turun sampai tahun 2008, saya posting kemarin kalau tanpa penemuan baru dalam 6 tahun minyak MEDCO habis. Itu brarti tahun 2012.

Sementara itu dari tahun 2007 onwards, supply gas naik signifikan, puncaknya tahun 2008-2009, supply gas naik 3,4 kali. Di gas ada growth. Anda silakan baca BI sabtu, kalo di hitung per 5 tahun ada tambahan 650Jt USD revenues, itu sekitar 100 Jt USD/tahun. Atau kira2 60-70Jt USD / tahun Laba bersih. Perkiraan kotor, Laba bersih akan naik 2x lipat. That is growth, saham ini harus dimiliki dari sekarang sampai tahun 2009. 

Apalagi windfall profit, harga minyak naik, gas pastinya