German Sterligov menjadi satu dari puluhan orang superkaya Rusia yang 
belum kehilangan sesen pun dari koceknya akibat krisis finansial 
global.

Ada sebuah kiat jitu yang membuat Sterligov selamat dari badai krisis 
ekonomi global saat ini. Pria yang dulu pernah menjadi bocah ajaib 
dalam ekonomi pasar Rusia yang masih muda ini memilih keluar dari 
dunia bisnis. Apa yang dilakukannya?

Dia mulai memelihara domba serta hewan ternak lain di dua peternakan 
di luar Moskow. "Kami bagaikan ayam bertelur di dalam padi jika 
dibandingkan dengan sebuah kelompok.Saya punya 100 ekor domba, seekor 
kuda, seekor sapi, beberapa ekor ayam dan kambing," ujar Sterligov 
kepada The Associated Press.

Saat ini Sterligov, 41, sedang mempromosikan skema barter elektronik 
untuk perdagangan komoditas yang dia klaim dapat menyelamatkan sistem 
keuangan Rusia yang sedang tenggelam.

Meski begitu, dia tidak punya rencana kembali ke jalan kapitalis 
tradisional. Dia mengatakan,mantan koleganya yang superkaya dan men- 
cintai kemewahan akan segera melihat kebaikan dari sebuah 
kesederhanaan yang berkecukupan.

Di kabin kayu, tempat tinggal Sterligov,sekitar 100 km arah barat 
laut Moskow, di suatu siang, beberapa ayam sedang mengais-ais salju 
di halaman depan saat pria berjenggot itu mengomeli empat putranya 
yang berusia 4-12 tahun karena lupa memberi makan ayam dan mengacak-
acak kompor.

Istrinya, Alyona Sterligova, yang mengenakan kerudung tradisional 
Ortodoks Rusia dan putrinya yang masih remaja membantunya di 
peternakan itu. Sampai 2004, Sterligov masih seorang taipan dengan 
ratusan juta dolar dalam rekening bank, puluhan bisnis, kantor di 
Wall Street dan London, serta sebuah vila di Rublyovka, kawasan di 
pinggiran Moskow yang diperuntukkan bagi kaum superkaya.

Bisnisnya beragam, dari berdagang komoditas hingga memproduksi film. 
"Sangat mudah mengatakan apa yang tidak kami lakukan: kami tidak 
pernah menjual narkoba," ujarnya. Sekarang, dia dan keluarganya sibuk 
bertanam sayuran, memelihara domba, kambing, dan ayam serta membuat 
balai-balai yang dia jual kepada sebuah perusahaan mebel Rusia.

Dia juga menjual domba dan mempekerjakan dua pegawai untuk 
membantunya di peternakan,tapi sebagian besar dari apa yang dia 
hasilkan digunakan keluarganya. Keluarnya Sterligov dari kehidupan 
mewah dimulai ketika dia menantang Vladimir Putin pada Pemilu 2004. 
Mantan taipan yang kini senang mengenakan sepatu boot kulit cokelat 
ini mengklaim menghamburkan banyak uang untuk kampanyenya.

Dia lantas pergi entah ke mana setelah pejabat pemilu tidak 
memberinya tempat di surat suara. Dililit utang dan tidak dilirik 
Kremlin, Sterligov memutuskan harus keluar dari Moskow. "Saya harus 
menjual rumah, berikut bisnis, kantor, dan saham," kenangnya. Dia, 
anak, dan istrinya yang saat itu sedang hamil tujuh bulan 
meninggalkan Rublyovka pada musim panas tahun itu dan mendirikan 
sebuah tenda di hutan di luar Moskow. "Itu adalah satu-satunya tempat 
tinggal gratis," paparnya.

Dari titik itu, dia lantas mengikuti jejak orang kaya lain Rusia dari 
beberapa abad sebelumnya, termasuk penulis Leo Tolstoy,yang berusaha 
kembali ke Rusia untuk mencari kedamaian spiritual dan impian utopia. 
Dengan hanya berbekal USD100 ribu sisa dari penjualan rumah mewahnya 
di Rublyovka, Sterligov membangun tiga rumah kayu sederhana dan 
membeli beberapa ekor domba.

Sterligov yang kali pertama berhasil mengumpulkan uang jutaan dolar 
pada usia 24 tahun sudah lama tertarik dengan alam dan idealismenya 
sendiri. Dia pernah berusaha mempromosikan penghapusan alkohol dalam 
minuman, sebuah pekerjaan sulit di Rusia yang kebanyakan orang-
orangnya adalah peminum alkohol, dan membuat tawaran untuk menjual 
50.000 peti mati dari kayu oak kepada Amerika Serikat (AS) sebelum 
invasi Irak.

Kecintaan Sterligov kepada alam muncul dengan keyakinan agama dan 
kehidupan sosial yang benar-benar konservatif: dia mengecam gay, 
aborsi, dan wanita yang mengenakan celana panjang. Seorang reporter 
wanita yang baru-baru ini ingin mewawancarainya diminta datang dengan 
mengenakan rok atau tidak usah datang sama sekali.

Dia juga menolak kehadiran komputer dan TV yang dia sebut memiliki 
pengaruh buruk pada anak muda. Mantan miliuner ini mengatakan saat 
ini dia hidup bahagia di balik pagar kawat yang mengelilingi 
rumahnya, melindungi keluarganya dari dunia luar yang korup. "Lebih 
banyak kebebasan di sini. Saya tidak tergantung pada orang lain. Kami 
benar-benar mandiri," paparnya.

Para guru datang dari Moskow untuk mengajari anak-anak Sterligov 
bahasa Rusia dan matematika. Untuk bidang studi sejarah, Sterligov 
sendiri yang mengajari mereka. Dia mengatakan, bidang studi lain 
selain tiga bidang studi tersebut tidak memiliki relevansi sama 
sekali. Anak sulung Sterligov, gadis berusia 18 tahun, saat ini 
kuliah di Moskow State University mengambil jurusan sejarah.

Meskipun mengasingkan diri dan memiliki pandangan antimaterialistis, 
Sterligov masih memiliki banyak teman di kalangan jetset Rusia. 
"Mereka semua cemburu kepada saya.Semuanya benarbenar sadar bahwa 
mereka adalah tahanan, sedangkan saya bebas. Saya tidak punya orang 
yang bisa menyuruhnyuruh saya," bebernya.

Keluarga Sterligov tinggal di Nizhnevasilyevskoye pada musim dingin 
dan menghabiskan waktu di sebuah peternakan domba di Sloboda, sekitar 
20 km dari Nizhnevasilyevskoye. Meskipun tidak suka bisnis besar, 
Sterligov masih mengenang Rusia di masa 1990-an dengan nostalgia.

"Menarik sekali mengenang masa-masa itu. Saya tidak punya tujuan lain 
dalam hidup saya selain menjadi kaya. Dan, saya berhasil. Itu 
olahraga saya," ujarnya.

Kini, dia mengklaim punya solusi untuk krisis ekonomi yang sedang 
melanda negaranya. Dia dan beberapa rekan bisnisnya telah mendirikan 
sebuah pusat transaksi komoditas antikrisis dengan cara barter 
komoditas.

"Ini adalah pengganti uang dengan bentuk elektronik, tidak 
berhubungan dengan dolar, euro atau rubel," jelasnya. Beberapa bankir 
investasi di Moskow tampaknya pernah mendengar proyek Sterligov itu 
dan sampai saat ini belum ada tanda bahwa Rusia berniat kembali ke 
perdagangan dengan sistem barter yang umum dilakukan di sana pada 
1990-an. Sterligov memprediksi pertanian akan menjadi lahan baru bagi 
orang-orang kaya di Rusia.

"Banyak dari mereka yang sedang melirik tanah dan sapi sekarang.Logam 
tak lagi menjadi favorit. Sekarang domba, sapi, gandum, minyak 
zaitun, dan madu yang menjadi emas,"cetusnya.

Lantas apakah Sterligov secara diam-diam telah masuk kembali sebagai 
baron dalam industri Rusia? "Kalau saya diancam begini: ambil alih 
lima pabrik atau kamu ditembak, saya akan jawab: tembak saja saya. 
Saya tidak menginginkan itu lagi," pungkasnya seraya mengambil 
sebatang kayu dan memasukkannya ke perapian. (sindo//rhs)

Kirim email ke