MEMPREDIKSIKAN
FENOMENA GELOMBANG CINTA: ANALOGI BURSA SAHAM
 
Ketika saya menulis artikel ini,
bursa tanaman bernama “Gelombang Cinta” atau Wave of Love sedang mengalami 
permintaan yang besar. Bahkan
beberapa analis tanaman menyatakan harga akan naik karena ada beberapa variasi
baru yang akan membantu menjaga kestabilan harganya. Pergerakan harga tanaman
ini benar-benar menarik, mengingat sebelumnya harganya tidak ‘segila’ saat ini.
 
Dalam bursa saham, fenomena itu
sebenarnya biasa terjadi pada saham-saham ‘gorengan’. Saham suatu  perusahaan 
bisa naik secara signifikan
padahal tidak ada isu fundamental yang relevan, namun lebih banyak karena panic 
buying atau naik karena persepsi
investor. Biasanya, setelah pergerakan kenaikan harga kehilangan momentumnya,
harga akan merosot sama dengan sebelumnya. Jika diminta menganalogikan
pergerakan harganya, saya kira roller
coaster adalah contoh yang sangat baik untuk menunjukkan bahwa harga saham
bisa naik dengan cepat dan turun dengan cepat juga. Pastilah akan menguras
energi investor karena jantungnya berdetak keras di atas rata-rata.
 
Perubahan harga senantiasa
terjadi karena adanya permintaan (pihak yang ingin membeli) dan penawaran
(pihak yang ingin menjual). Harga terbentuk dari ‘peperangan’ antara pihak yang
menganggap harga sudah terlalu mahal (penjual) dan pihak yang menganggap harga
masih murah (pembeli). Begitulah harga terbentuk, sehingga harga mencerminkan
ekspektasi pasar, optimisme/pesimisme pasar, dan juga mencerminkan emosi pasar.
Semakin banyak yang ingin membeli pastilah harga akan naik, namun jika semakin
banyak yang menjual maka harga akan turun. Seandainya ada pihak formal yang
mendokumentasikan harga pasar hariannya, saya akan mendaftarkan diri untuk
menganalisis grafik dari pergerakan harga tanaman gelombang cinta ini. Sehingga
dengan data tersebut kita bisa menganalisis pergerakan harga (tanaman gelombang
cinta). Di bursa saham (juga bursa komoditas) analisis ini dikenal dengan nama
analisis teknikal.
 
Dalam hal pembentukan harga, ada
pihak-pihak yang sangat kuat dalam membentuk persepsi pasar, antara lain
pendapat ahli, riset terbaru, atau mungkin juga konspirasi para bandar (orang
yang memiliki dana besar). Benarkah harga pasar tanaman gelombang cinta naik
karena permintaan yang riil atau hanya permintaan semu.
 
Jika memang nilai tanaman naik
karena adanya temuan baru yang menunjukkan adanya manfaat ekonomi yang belum
diketahui sebelumnya, maka menurut saya, akan terjadi peningkatan nilai
intrinsik dari gelombang cinta. Nilai intrinsik inilah yang akan membuat nilai
tanaman gelombang cinta akan tetap stabil dalam jangka panjang.
 
Sedangkan yang dimaksud
permintaan semu adalah permintaan harga yang dibuat oleh pihak tertentu atau
hanya  karena spekulasi pasar. Banyak
pebisnis baru tanaman gelombang cinta yang hanya tertarik untuk buy low sell 
high atau buy high sell higher. Ibarat bola yang
dilempar ke atas ada satu titik balik dimana bola tersebut kehilangan
momentumnya dan jatuh ke tanah. Mungkinkah itu terjadi pada gelombang cinta?
 
Kemungkinan kejadian lainnya
adalah terjadinya corner. Dalam
praktek di bursa saham, pihak-pihak yang ingin memainkan harga (biasanya
disebut sebagai Bandar) berusaha untuk menguasai suatu saham (missal saham
gelombang cinta) yang ada di pasar, kemudian mereka ‘menghembuskan’ rumor bahwa
harga  saham gelombang cinta akan
‘ditarik’ sampai dengan nilai tertentu. Ketika beberapa orang ingin membelinya,
peredaran saham di pasar sudah langka, sehingga mengakibatkan terjadinya 
peningkatan
permintaan dan harga akan naik ‘setinggi langit’. Mungkinkah corner ini terjadi
pada tanaman gelombang cinta?
 
Anggap saja ilustrasi berikut
ini adalah imajinasi saya, Anda boleh percaya atau tidak percaya. Ceritanya
adalah sebagai berikut:
Para Bandar tanaman sedang makan
siang bersama. Pada kesempatan itu mereka berdiskusi untuk menentukan apa harga
tanaman yang akan mereka ‘mainkan’. Akhirnya mereka memilih gelombang cinta.
Lalu bagaimana caranya? Tanya salah satu  Bandar tersebut. Bandar yang palingg 
senior menyampaikan bahwa mereka
membentuk konsorsium untuk ‘menghabisi’ tanaman gelombang cinta yang ada di
pasar dengan harga yang masih  murah,
akibatnya tanaman itu tanaman itu tidak banyak beredar di pasar alias langka.
Setelah mereka meyakini adanya kelangkaan itu, maka melalui konspirasi ini
mereka membuat rumor atau ‘permintaan semu’. Beberapa orang yang ‘panic buying’ 
berusaha untuk
memanfaatkan kesempatan ini untuk memburu tanaman tersebut. Secara perlahan,
para Bandar melepas sedikit demi sedikit tanaman gelombang cinta dengan harga
yang jauh di atas harga beli mereka. 
 
Apakah nantinya harga tanaman
ini akan tetap stabil diharga yang tinggi? Mari kita tunggu bersama-sama apakah
ini benar-benar seperti saham ‘gorengan’ atau saham blue chip.
 
 
SELAMAT MENIKMATI GELOMBANG
KESUKSESAN ANDA!!!!
 
 
(dipublikasikan di KONTAN - November 2007)

http://isxtrader..wordpress.com/


      

Kirim email ke