Salam Sejahtera... Pada Rabu, 26 Desember 2007, indriyanta s. menulis:
> Semoga gak perlu sampe 2 tahun penugasan di APEX, Pak. Begitu divestasi > tuntas, besar kemungkinan medan perang di APEX & MEDC bisa dikendalikan. > Setelah mencapai KEMENANGAN, pasukan bisa segera ditarik untuk > ditugaskan di zona perang yang lebih menantang. Saya cenderung pada kemungkinan terburuk, yaitu divestasi ditunda lagi. Yang menjadi pertanyaan sekarang: seberapa butuh Medco untuk mendapatkan suntikan dana tambahan ? Jangan-jangan ia justru mengincar Russia sebagai calon pembeli ? Jika benar demikian, maka ini menjadi menarik, karena kisaran 2 tahun itu kemudian memiliki dasar ! Mari kita anggap bahwa Medco sangat butuh, hal yang diketahui oleh calon pembeli yang sekarang. Tentu saja Medco berada dalam dilema, yaitu menyerah pada tawaran atau sebaliknya membatalkan. Apa kemungkinan yang paling besar untuk terjadi ? Apa pula niat para calon tersebut: sekadar membeli peralatan atau termasuk manajemennya ? Pada waktu ditawarkan, segala hal yang termasuk dalam paket pastilah telah dinyatakan, sehingga ketika ada perubahan kandungan akan menyebabkan para calon akan melakukan perubahan pada harga penawarannya. Makanya, terbersitlah pertanyaan besar ketika Medco memereteli orang-orang terbaik dari Apexindo. Apakah artinya bahwa para calon sejak semula sudah mengetahui hal tersebut, sehingga sebenarnya mereka hanya tertarik untuk membeli peralatan ? Sejauh yang saya ketahui, satu "rig" harganya berada pada kisaran US$ 100.000.000. Berdasarkan itu, dapatlah kita hitung bersama mengenai kira-kira nilai peralatan Apexindo. Itulah yang tampaknya sudah secara rahasia disepakati oleh kedua pihak, sehingga tidak terjadi 'keributan' ketika Medco melakukan pengubahan isi manajemen. Mungkin harga peralatan bagi para calon pembeli tidak seberapa, namun yang mereka inginkan adalah ketidakperluan menunggu, sehingga mereka bisa langsung menggunakannya. Mereka cukup menyediakan orang untuk menjalankan perusahaan itu, entah dari kelompoknya sendiri, entah mencari dari luar. Pada sisi lain, Russia sedang kebanjiran uang karena minyak, sementara kedudukan perusahaan-perusahaan penggalinya adalah sebagai BUMN. Dengan demikian, secara politik, pemerintah dapat menggunakan mereka untuk melancarkan agenda mereka, yaitu menggunakan perusahaan tersebut sebagai alat untuk meluaskan pengaruh Russia. Indonesia berkemampuan amat terbatas untuk mengindera minyak dalam wilayahnya sendiri, sementara Pertamina nyaris hanya sebagai pengecer BBM, sehingga pemerintah menggunakan kontraktor asing untuk melakukan semua itu. Medco pun tidak mampu untuk melakukan itu. Mereka hanya memiliki peralatan tapi kekurangan modal untuk membayar tenaga-tenaga terbaik serta menambah secara penting jumlah dan tingkat kecanggihan alat peralatan mereka. Inilah yang dipahami oleh para calon pembeli. Ini pulalah yang -mungkin- membuat Medco enggan menyerah. Lalu, seberapa besar kemungkinan bahwa Russia tertarik ? Tentu saja sudah ada perundingan tidak resmi atau rahasia di antara mereka. Apakah itu yang sedang terjadi ? Skenario yang saya sampaikan di atas berdasarkan lemahnya jaringan intelijen. Hitler pernah diperdaya oleh Sekutu, sehingga ia kecolongan di Normandia pada subuh 6 Juni 1944. Walau pertahanan Dinding Atlantik dijaga oleh 4 divisi Jerman, namun hanya Divisi Ke-352 Infantri (6 batalyon, alias 1 divisi minus) yang ditempatkan di Pantai Omaha, tempat terjadinya pertempuran paling seru. Sekutu berhasil melakukan disinformasi pada jaringan mata-mata Jerman, sehingga mereka melaporkan pada Hitler bahwa penyerbuan akan dilakukan di Pas de Calais. Akibatnya, kekuatan Jerman di Prancis terpaksa disebar di seantero negara itu, khususnya pada daerah-daerah yang diperkirakan akan menjadi wilayah penerjunan pasukan lintas udara (linud). Sejarah, sebagaimana kita ketahui, kemudian mencatatkan bahwa pendaratan monumental itu, terbesar dalam jumlah prajurit sepanjang sejarah, merupakan salah satu hantaman besar yang mengakibatkan takhluknya Jerman. Saya bisa saja keliru, sebagaimana secara fatal dilakukan oleh Adolf Hitler, seorang mantan kopral. Namun mengingat saya yang setingkat bintara, yang tugasnya melaksanakan perintah dan bukannya menganalisis peta medan perang, maka satusatunya penerangan yang didapat secara langsung (real-time) adalah berdasarkan berita-berita yang berseliweran. Itu semua harus dipilah dan disaring, digabungkan dengan penerangan resmi (laporan keuangan). Itulah seninya bertempur. Itulah seninya hidup bersama prajurit, sama-sama menghirup bau mesiu dan merasakan tekanan yang sama. Bagaimana pendapat teman-teman ? Tentang APEX tentunya, booo :-) Sharif Dayan Epitoma Rei Militaris