Re: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal=LCY sent 2 month ago

2007-09-28 Terurut Topik Lee Cwan Yeuw
I sent this story  2 month ago. check it.

the story is for the junk stock

for the good stock like this

Grandfa... They (don'T) know. include ANTM TP 1400.?

When people (monkey in story) selltheir antm.
Other buy antm at low price
Now..people (monkey in story) must buy in the high

hi..hi...hi...

So, as  analyst..they must keep their reputation.

remember my TP PGAS= !!.))). Now [EMAIL PROTECTED]))).

Don't remember their TP ANTM = 1.400





- Original Message 
From: jsx_consultant [EMAIL PROTECTED]
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Sent: Thursday, 27 September 2007 8:32:59
Subject: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal









  



Embah jadi bertanya-tanya, apakah seorang direktur perusahaan

sekuritas TIDAK tahu atau PURA2 tidak tahu kalo sekuritasnya 

dipakai oleh para PENGGORENG saham ?.



--- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, Kancil Cirebon [EMAIL PROTECTED] .. 

wrote:



 Filisofi Pasar Modal

 Oleh: Lily Widjaja*

 24/09/2007 01:42:47 WIB  

 JAKARTA, Investor Daily

 Beberapa waktu lalu saya mendapat surat elektronik (e-mail)  dari 

seorang konsultan keuangan (lihat artikel di bawah). Menarik, karena 

e-mail tersebut datang dari seorang konsultan keuangan yang 

beraktivitas di pasar modal.

 Judul e-mail tersebut adalah Philisophy of the Stock Market atau 

Filisofi Pasar Saham. Isinya begini: Sekali peristiwa di sebuah desa, 

muncullah seorang tuan yang mengumumkan kepada para penghuni desa 

bahwa dia akan membeli monyet dengan harga 10 Ringgit per ekor. Para 

penghuni desa yang melihat banyak monyet di hutan bersegera keluar 

dan mulai menangkap monyet-monyet itu.

 Tuan itu membeli beribu-ribu ekor monyet dengan harga 10 Ringgit. 

Ketika persediaan monyet mulai menurun dan para penghuni desa mulai 

menghentikan usaha mereka, dia mengumumkan bahwa sekarang dia akan 

membeli monyet pada harga 20 Ringgit per ekor. Para penghuni desa 

tergerak, dan mereka mulai menangkap monyet lagi. Persediaan monyet 

pun semakin menurun dan mereka kembali ke kebun.

 Harga penawaran kemudian dinaikkan menjadi 25 Ringgit per ekor. 

Karena persediaan monyet sedemikian langka maka diperlukan  upaya 

lebih keras dari sebelumnya. Tak berapa lama Tuan itu mengumumkan 

bahwa dia akan membeli monyet pada harga 50 Ringgit per ekor. Tapi 

berhubung dia harus ke kota untuk urusan bisnis, maka  asistennya 

yang diserahi tugas  untuk kepentingannya.

 Ketika Tuan itu sudah pergi, asisten itu berkata kepada para 

penghuni desa: Lihatlah monyet-monyet di kandang besar yang telah 

dikumpulkan oleh Tuan. Saya akan menjual monyet-monyet kepada Anda 

seharga 35 Ringgit per ekor, dan ketika Tuan  kembali, Anda bisa 

menjual kepadanya dengan  harga 50 Ringgit per ekor. 

 Terjadilah antre panjang para penghuni desa untuk membeli monyet 

dengan seluruh tabungan yang ada pada mereka. Ternyata setelah itu, 

baik asisten maupun Tuan lenyap tak berbekas, sementara  monyet-

monyet ada di mana-mana! 

 

 

 Persepsi Jadi Realitas

 Persepsi menjadi kenyataan (perception becomes reality) adalah 

ungkapan paling tepat untuk menggambarkan kisah tersebut di atas. 

Kisah di atas bisa mewakili apa yang sering terjadi di pasar modal. 

 Belum lama ini pasar modal kita dihebohkan dengan kasus gagal bayar 

antarpialang atas transaksi suatu saham dengan nilai lebih dari Rp 

200 miliar. Dalam hitungan bulan, harga saham ini bergerak 

spektakuler, dari di bawah Rp100  menjadi di atas Rp 4.000. Nilai 

transaksi yang terjadi setiap hari pun tidak tanggung-tanggung, 

pernah mencapai di atas Rp 1 triliun. 

 Para pelaku pasar pun berdecak dan senang. Tapi tidak sedikit juga 

yang cemas. Mereka senang, karena dengan pergerakan harga yang naik 

luar biasa mereka akan memperoleh keuntungan yang substansial. Namun, 

mereka cemas kalau-kalau harga keburu turun sementara mereka belum 

sempat menjual kembali apa yang telah mereka beli pada harga tinggi. 

Cemas karena mereka tahu bahwa penurunan harga, cepat atau lambat 

tetap akan terjadi, namun kapan persisnya, semuanya tak bisa 

memperkirakan.

 Apa yang dicemaskan kemudian benar-benar terjadi. Harga saham 

menukik tajam sampai suspensi oleh Otoritas Bursa pada level sekitar 

Rp 2.000. Ada yang memang meraup untung karena sempat menjual di atas 

harga beli, tapi ada juga yang rugi besar, karena telanjur membeli 

pada harga tinggi dan belum sempat menjual kembali.

 

 

 Penggorengan Saham

 Ada istilah yang populer di pasar modal kita yakni  saham gorengan, 

dengan pelakunya disebut penggoreng saham atau tukang goreng saham. 

Menarik, bukan? 

 Ternyata bukan hanya pisang yang bisa digoreng, saham pun bisa. 

Artinya saham bisa diberi bumbu dengan berbagai informasi menarik 

dan menjanjikan untuk menciptakan persepsi bahwa saham itu memang 

bagus dan banyak peminat. 

 Lalu harga semakin naik seiring naiknya permintaan dan turunnya 

persediaan. Setelah harga naik tinggi, penggoreng saham mulai menjual

RE: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal=LCY sent 2 month ago

2007-09-28 Terurut Topik feter
I always remember any single advice given from you Mr. Lee

PGAS =!!.))), definitely I remember that

ANTM = $.@))

SMGR  INCO, SMGR  *.)))

I respect your clue, and I am waiting another miracle BTEL  ISAT = *.))),
the big miracle that will be happened after PTBA = UNTR

 

Ftr

 

  _  

From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of Lee Cwan Yeuw
Sent: Friday, September 28, 2007 1:12 PM
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal=LCY sent 2 month ago

 

I sent this story  2 month ago. check it.

the story is for the junk stock

for the good stock like this

Grandfa... They (don'T) know. include ANTM TP 1400.?

When people (monkey in story) selltheir antm.
Other buy antm at low price
Now..people (monkey in story) must buy in the high

hi..hi...hi...

So, as  analyst..they must keep their reputation.

remember my TP PGAS= !!.))). Now [EMAIL PROTECTED]))).

Don't remember their TP ANTM = 1.400






- Original Message 
From: jsx_consultant [EMAIL PROTECTED]
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Sent: Thursday, 27 September 2007 8:32:59
Subject: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal

Embah jadi bertanya-tanya, apakah seorang direktur perusahaan
sekuritas TIDAK tahu atau PURA2 tidak tahu kalo sekuritasnya 
dipakai oleh para PENGGORENG saham ?.

--- In obrolan-bandar@ mailto:obrolan-bandar%40yahoogroups.com
yahoogroups. com, Kancil Cirebon [EMAIL PROTECTED] .. 
wrote:

 Filisofi Pasar Modal
 Oleh: Lily Widjaja*
 24/09/2007 01:42:47 WIB 
 JAKARTA, Investor Daily
 Beberapa waktu lalu saya mendapat surat elektronik (e-mail) dari 
seorang konsultan keuangan (lihat artikel di bawah). Menarik, karena 
e-mail tersebut datang dari seorang konsultan keuangan yang 
beraktivitas di pasar modal.
 Judul e-mail tersebut adalah Philisophy of the Stock Market atau 
Filisofi Pasar Saham. Isinya begini: Sekali peristiwa di sebuah desa, 
muncullah seorang tuan yang mengumumkan kepada para penghuni desa 
bahwa dia akan membeli monyet dengan harga 10 Ringgit per ekor. Para 
penghuni desa yang melihat banyak monyet di hutan bersegera keluar 
dan mulai menangkap monyet-monyet itu.
 Tuan itu membeli beribu-ribu ekor monyet dengan harga 10 Ringgit. 
Ketika persediaan monyet mulai menurun dan para penghuni desa mulai 
menghentikan usaha mereka, dia mengumumkan bahwa sekarang dia akan 
membeli monyet pada harga 20 Ringgit per ekor. Para penghuni desa 
tergerak, dan mereka mulai menangkap monyet lagi. Persediaan monyet 
pun semakin menurun dan mereka kembali ke kebun.
 Harga penawaran kemudian dinaikkan menjadi 25 Ringgit per ekor. 
Karena persediaan monyet sedemikian langka maka diperlukan upaya 
lebih keras dari sebelumnya. Tak berapa lama Tuan itu mengumumkan 
bahwa dia akan membeli monyet pada harga 50 Ringgit per ekor. Tapi 
berhubung dia harus ke kota untuk urusan bisnis, maka asistennya 
yang diserahi tugas untuk kepentingannya.
 Ketika Tuan itu sudah pergi, asisten itu berkata kepada para 
penghuni desa: Lihatlah monyet-monyet di kandang besar yang telah 
dikumpulkan oleh Tuan. Saya akan menjual monyet-monyet kepada Anda 
seharga 35 Ringgit per ekor, dan ketika Tuan kembali, Anda bisa 
menjual kepadanya dengan harga 50 Ringgit per ekor. 
 Terjadilah antre panjang para penghuni desa untuk membeli monyet 
dengan seluruh tabungan yang ada pada mereka. Ternyata setelah itu, 
baik asisten maupun Tuan lenyap tak berbekas, sementara monyet-
monyet ada di mana-mana! 
 
 
 Persepsi Jadi Realitas
 Persepsi menjadi kenyataan (perception becomes reality) adalah 
ungkapan paling tepat untuk menggambarkan kisah tersebut di atas. 
Kisah di atas bisa mewakili apa yang sering terjadi di pasar modal. 
 Belum lama ini pasar modal kita dihebohkan dengan kasus gagal bayar 
antarpialang atas transaksi suatu saham dengan nilai lebih dari Rp 
200 miliar. Dalam hitungan bulan, harga saham ini bergerak 
spektakuler, dari di bawah Rp100 menjadi di atas Rp 4.000. Nilai 
transaksi yang terjadi setiap hari pun tidak tanggung-tanggung, 
pernah mencapai di atas Rp 1 triliun. 
 Para pelaku pasar pun berdecak dan senang. Tapi tidak sedikit juga 
yang cemas. Mereka senang, karena dengan pergerakan harga yang naik 
luar biasa mereka akan memperoleh keuntungan yang substansial. Namun, 
mereka cemas kalau-kalau harga keburu turun sementara mereka belum 
sempat menjual kembali apa yang telah mereka beli pada harga tinggi. 
Cemas karena mereka tahu bahwa penurunan harga, cepat atau lambat 
tetap akan terjadi, namun kapan persisnya, semuanya tak bisa 
memperkirakan.
 Apa yang dicemaskan kemudian benar-benar terjadi. Harga saham 
menukik tajam sampai suspensi oleh Otoritas Bursa pada level sekitar 
Rp 2.000. Ada yang memang meraup untung karena sempat menjual di atas 
harga beli, tapi ada juga yang rugi besar, karena telanjur membeli 
pada harga tinggi dan belum sempat menjual kembali.
 
 
 Penggorengan Saham
 Ada istilah yang populer di pasar modal kita yakni saham

RE: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal=LCY sent 2 month ago

2007-09-28 Terurut Topik feter
Itu bapak sdh ngerti @=2,

ANTM =$.@)) artinya =4.200

SMGR  8,000

 

Simple kok pak, dan jangan lupa 7 Stars dan 7 diamondsnya Mr.Lee.

7 stars: PTBA, UNTR, SMGR, TINS, ...

 

7 diamonds: TLKM, ISAT, PGAS, ANTM, ASII, ...

 

Wah saya tidak mau sebut lagi pak, nanti kalau salah Mr. Lee bisa marah,
becanda Mr. Lee

  _  

From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of bobby gosal
Sent: Friday, September 28, 2007 1:55 PM
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: Hal: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal=LCY sent 2 month ago

 

pak feter ngerti kode Mr LCY ya? aku ga ngerti pak,, bisa kasi tau $=??

@=2??

* =??

soalnya sy punya pgas, smgr, untr

trus... apa ada kode yg laen lg??

thx..

- Pesan Asli 
Dari: feter [EMAIL PROTECTED]
Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Terkirim: Jumat, 28 September, 2007 2:30:19
Topik: RE: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal=LCY sent 2 month ago

I always remember any single advice given from you Mr. Lee

PGAS =!!.))), definitely I remember that

ANTM = $.@))

SMGR  INCO, SMGR  *.)))

I respect your clue, and I am waiting another miracle BTEL  ISAT = *.))),
the big miracle that will be happened after PTBA = UNTR

 

Ftr

 

  _  

From: obrolan-bandar@ yahoogroups. com [mailto:obrolan- [EMAIL PROTECTED]
ps.com] On Behalf Of Lee Cwan Yeuw
Sent: Friday, September 28, 2007 1:12 PM
To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com
Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal=LCY sent 2 month ago

 

I sent this story  2 month ago. check it.

the story is for the junk stock

for the good stock like this

Grandfa... They (don'T) know. include ANTM TP 1400.?

When people (monkey in story) selltheir antm.
Other buy antm at low price
Now..people (monkey in story) must buy in the high

hi..hi...hi. ..

So, as  analyst..they must keep their reputation.

remember my TP PGAS= !!.))). Now [EMAIL PROTECTED]))).

Don't remember their TP ANTM = 1.400





- Original Message 
From: jsx_consultant jsx-consultant@ centrin.net. id
To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com
Sent: Thursday, 27 September 2007 8:32:59
Subject: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal

Embah jadi bertanya-tanya, apakah seorang direktur perusahaan
sekuritas TIDAK tahu atau PURA2 tidak tahu kalo sekuritasnya 
dipakai oleh para PENGGORENG saham ?.

--- In obrolan-bandar@ mailto:obrolan-bandar%40yahoogroups.com
yahoogroups. com, Kancil Cirebon [EMAIL PROTECTED] .. 
wrote:

 Filisofi Pasar Modal
 Oleh: Lily Widjaja*
 24/09/2007 01:42:47 WIB 
 JAKARTA , Investor Daily
 Beberapa waktu lalu saya mendapat surat elektronik (e-mail) dari 
seorang konsultan keuangan (lihat artikel di bawah). Menarik, karena 
e-mail tersebut datang dari seorang konsultan keuangan yang 
beraktivitas di pasar modal.
 Judul e-mail tersebut adalah Philisophy of the Stock Market atau 
Filisofi Pasar Saham. Isinya begini: Sekali peristiwa di sebuah desa, 
muncullah seorang tuan yang mengumumkan kepada para penghuni desa 
bahwa dia akan membeli monyet dengan harga 10 Ringgit per ekor. Para 
penghuni desa yang melihat banyak monyet di hutan bersegera keluar 
dan mulai menangkap monyet-monyet itu.
 Tuan itu membeli beribu-ribu ekor monyet dengan harga 10 Ringgit. 
Ketika persediaan monyet mulai menurun dan para penghuni desa mulai 
menghentikan usaha mereka, dia mengumumkan bahwa sekarang dia akan 
membeli monyet pada harga 20 Ringgit per ekor. Para penghuni desa 
tergerak, dan mereka mulai menangkap monyet lagi. Persediaan monyet 
pun semakin menurun dan mereka kembali ke kebun.
 Harga penawaran kemudian dinaikkan menjadi 25 Ringgit per ekor. 
Karena persediaan monyet sedemikian langka maka diperlukan upaya 
lebih keras dari sebelumnya. Tak berapa lama Tuan itu mengumumkan 
bahwa dia akan membeli monyet pada harga 50 Ringgit per ekor. Tapi 
berhubung dia harus ke kota untuk urusan bisnis, maka asistennya 
yang diserahi tugas untuk kepentingannya.
 Ketika Tuan itu sudah pergi, asisten itu berkata kepada para 
penghuni desa: Lihatlah monyet-monyet di kandang besar yang telah 
dikumpulkan oleh Tuan. Saya akan menjual monyet-monyet kepada Anda 
seharga 35 Ringgit per ekor, dan ketika Tuan kembali, Anda bisa 
menjual kepadanya dengan harga 50 Ringgit per ekor. 
 Terjadilah antre panjang para penghuni desa untuk membeli monyet 
dengan seluruh tabungan yang ada pada mereka. Ternyata setelah itu, 
baik asisten maupun Tuan lenyap tak berbekas, sementara monyet-
monyet ada di mana-mana! 
 
 
 Persepsi Jadi Realitas
 Persepsi menjadi kenyataan (perception becomes reality) adalah 
ungkapan paling tepat untuk menggambarkan kisah tersebut di atas. 
Kisah di atas bisa mewakili apa yang sering terjadi di pasar modal. 
 Belum lama ini pasar modal kita dihebohkan dengan kasus gagal bayar 
antarpialang atas transaksi suatu saham dengan nilai lebih dari Rp 
200 miliar. Dalam hitungan bulan, harga saham ini bergerak 
spektakuler, dari di bawah Rp100 menjadi di atas Rp 4.000. Nilai 
transaksi yang

[obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal=LCY sent 2 month ago

2007-09-28 Terurut Topik Syarif
Pak LCY,
punya info DEWA gak?
mo dibawa ke berapa???
apa bisa sampe !.))) sampe akhir taon?
ato malah di $.)) aja?
Thengkiu



   

Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.
http://farechase.yahoo.com/


Re: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal=LCY sent 2 month ago

2007-09-28 Terurut Topik Lee Cwan Yeuw
see II maintain new issuer

- Original Message 
From: Syarif [EMAIL PROTECTED]
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Sent: Friday, 28 September 2007 2:00:19
Subject: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal=LCY sent 2 month ago









  



Pak LCY,

punya info DEWA gak?

mo dibawa ke berapa???

apa bisa sampe !.))) sampe akhir taon?

ato malah di $.)) aja?

Thengkiu



 _ _ _ _ _ _

Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.

http://farechase. yahoo.com/




  







!--

#ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:arial, helvetica, clean, sans-serif;}
#ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}
#ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial, helvetica, clean, 
sans-serif;}
#ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;}
#ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}
#ygrp-text{
font-family:Georgia;
}
#ygrp-text p{
margin:0 0 1em 0;}
#ygrp-tpmsgs{
font-family:Arial;
clear:both;}
#ygrp-vitnav{
padding-top:10px;font-family:Verdana;font-size:77%;margin:0;}
#ygrp-vitnav a{
padding:0 1px;}
#ygrp-actbar{
clear:both;margin:25px 0;white-space:nowrap;color:#666;text-align:right;}
#ygrp-actbar .left{
float:left;white-space:nowrap;}
.bld{font-weight:bold;}
#ygrp-grft{
font-family:Verdana;font-size:77%;padding:15px 0;}
#ygrp-ft{
font-family:verdana;font-size:77%;border-top:1px solid #666;
padding:5px 0;
}
#ygrp-mlmsg #logo{
padding-bottom:10px;}

#ygrp-vital{
background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;padding:2px 0 8px 8px;}
#ygrp-vital #vithd{
font-size:77%;font-family:Verdana;font-weight:bold;color:#333;text-transform:uppercase;}
#ygrp-vital ul{
padding:0;margin:2px 0;}
#ygrp-vital ul li{
list-style-type:none;clear:both;border:1px solid #e0ecee;
}
#ygrp-vital ul li .ct{
font-weight:bold;color:#ff7900;float:right;width:2em;text-align:right;padding-right:.5em;}
#ygrp-vital ul li .cat{
font-weight:bold;}
#ygrp-vital a {
text-decoration:none;}

#ygrp-vital a:hover{
text-decoration:underline;}

#ygrp-sponsor #hd{
color:#999;font-size:77%;}
#ygrp-sponsor #ov{
padding:6px 13px;background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;}
#ygrp-sponsor #ov ul{
padding:0 0 0 8px;margin:0;}
#ygrp-sponsor #ov li{
list-style-type:square;padding:6px 0;font-size:77%;}
#ygrp-sponsor #ov li a{
text-decoration:none;font-size:130%;}
#ygrp-sponsor #nc {
background-color:#eee;margin-bottom:20px;padding:0 8px;}
#ygrp-sponsor .ad{
padding:8px 0;}
#ygrp-sponsor .ad #hd1{
font-family:Arial;font-weight:bold;color:#628c2a;font-size:100%;line-height:122%;}
#ygrp-sponsor .ad a{
text-decoration:none;}
#ygrp-sponsor .ad a:hover{
text-decoration:underline;}
#ygrp-sponsor .ad p{
margin:0;}
o {font-size:0;}
.MsoNormal {
margin:0 0 0 0;}
#ygrp-text tt{
font-size:120%;}
blockquote{margin:0 0 0 4px;}
.replbq {margin:4;}
--








  
__ 
Yahoo! Movies - Search movie info and celeb profiles and photos. 
http://sg.movies.yahoo.com/

[obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal

2007-09-27 Terurut Topik jsx_consultant
Embah jadi bertanya-tanya, apakah seorang direktur perusahaan
sekuritas TIDAK tahu atau PURA2 tidak tahu kalo sekuritasnya 
dipakai oleh para PENGGORENG saham ?.


--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Kancil Cirebon [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Filisofi Pasar Modal
 Oleh: Lily Widjaja*
 24/09/2007 01:42:47 WIB  
 JAKARTA, Investor Daily
 Beberapa waktu lalu saya mendapat surat elektronik (e-mail)  dari 
seorang konsultan keuangan (lihat artikel di bawah). Menarik, karena 
e-mail tersebut datang dari seorang konsultan keuangan yang 
beraktivitas di pasar modal.
 Judul e-mail tersebut adalah Philisophy of the Stock Market atau 
Filisofi Pasar Saham. Isinya begini: Sekali peristiwa di sebuah desa, 
muncullah seorang tuan yang mengumumkan kepada para penghuni desa 
bahwa dia akan membeli monyet dengan harga 10 Ringgit per ekor. Para 
penghuni desa yang melihat banyak monyet di hutan bersegera keluar 
dan mulai menangkap monyet-monyet itu.
 Tuan itu membeli beribu-ribu ekor monyet dengan harga 10 Ringgit. 
Ketika persediaan monyet mulai menurun dan para penghuni desa mulai 
menghentikan usaha mereka, dia mengumumkan bahwa sekarang dia akan 
membeli monyet pada harga 20 Ringgit per ekor. Para penghuni desa 
tergerak, dan mereka mulai menangkap monyet lagi. Persediaan monyet 
pun semakin menurun dan mereka kembali ke kebun.
 Harga penawaran kemudian dinaikkan menjadi 25 Ringgit per ekor. 
Karena persediaan monyet sedemikian langka maka diperlukan  upaya 
lebih keras dari sebelumnya. Tak berapa lama Tuan itu mengumumkan 
bahwa dia akan membeli monyet pada harga 50 Ringgit per ekor. Tapi 
berhubung dia harus ke kota untuk urusan bisnis, maka  asistennya 
yang diserahi tugas  untuk kepentingannya.
 Ketika Tuan itu sudah pergi, asisten itu berkata kepada para 
penghuni desa: Lihatlah monyet-monyet di kandang besar yang telah 
dikumpulkan oleh Tuan. Saya akan menjual monyet-monyet kepada Anda 
seharga 35 Ringgit per ekor, dan ketika Tuan  kembali, Anda bisa 
menjual kepadanya dengan  harga 50 Ringgit per ekor. 
 Terjadilah antre panjang para penghuni desa untuk membeli monyet 
dengan seluruh tabungan yang ada pada mereka. Ternyata setelah itu, 
baik asisten maupun Tuan lenyap tak berbekas, sementara  monyet-
monyet ada di mana-mana! 
 
 
 Persepsi Jadi Realitas
 Persepsi menjadi kenyataan (perception becomes reality) adalah 
ungkapan paling tepat untuk menggambarkan kisah tersebut di atas. 
Kisah di atas bisa mewakili apa yang sering terjadi di pasar modal. 
 Belum lama ini pasar modal kita dihebohkan dengan kasus gagal bayar 
antarpialang atas transaksi suatu saham dengan nilai lebih dari Rp 
200 miliar. Dalam hitungan bulan, harga saham ini bergerak 
spektakuler, dari di bawah Rp100  menjadi di atas Rp 4.000. Nilai 
transaksi yang terjadi setiap hari pun tidak tanggung-tanggung, 
pernah mencapai di atas Rp 1 triliun. 
 Para pelaku pasar pun berdecak dan senang. Tapi tidak sedikit juga 
yang cemas. Mereka senang, karena dengan pergerakan harga yang naik 
luar biasa mereka akan memperoleh keuntungan yang substansial. Namun, 
mereka cemas kalau-kalau harga keburu turun sementara mereka belum 
sempat menjual kembali apa yang telah mereka beli pada harga tinggi. 
Cemas karena mereka tahu bahwa penurunan harga, cepat atau lambat 
tetap akan terjadi, namun kapan persisnya, semuanya tak bisa 
memperkirakan.
 Apa yang dicemaskan kemudian benar-benar terjadi. Harga saham 
menukik tajam sampai suspensi oleh Otoritas Bursa pada level sekitar 
Rp 2.000. Ada yang memang meraup untung karena sempat menjual di atas 
harga beli, tapi ada juga yang rugi besar, karena telanjur membeli 
pada harga tinggi dan belum sempat menjual kembali.
 
 
 Penggorengan Saham
 Ada istilah yang populer di pasar modal kita yakni  saham gorengan, 
dengan pelakunya disebut penggoreng saham atau tukang goreng saham. 
Menarik, bukan? 
 Ternyata bukan hanya pisang yang bisa digoreng, saham pun bisa. 
Artinya saham bisa diberi bumbu dengan berbagai informasi menarik 
dan menjanjikan untuk menciptakan persepsi bahwa saham itu memang 
bagus dan banyak peminat. 
 Lalu harga semakin naik seiring naiknya permintaan dan turunnya 
persediaan. Setelah harga naik tinggi, penggoreng saham mulai menjual 
sahamnya pada harga tinggi tersebut. Akibatnya, pasar mulai dibanjiri 
saham tersebut dan harga mulai turun drastis.  Dalam hal ini 
penggoreng saham tidak bekerja sendiri, melainkan memiliki kaki-
tangan yang membantunya. Mirip cerita monyet di atas, bukan?
 Goreng -menggoreng saham sering terjadi di pasar modal kita. Itulah 
yang sering memberi kesan bahwa pasar modal merupakan tempat berjudi. 
Sayangnya, istilah 'main saham' yang telanjur lumrah ini memberi 
konotasi negatif atas suatu aktivitas investasi keuangan.
 Lalu, apakah memang demikian cermin pasar saham yang seharusnya? 
Jawabannya, tentu saja tidak. Contoh di atas  menggambarkan 
penyimpangan pada aktivitas pasar modal yang bermartabat.  
 Hakikatnya, investasi pada saham suatu perusahaan memungkinkan 

Re: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal

2007-09-27 Terurut Topik Pamudji Rahardjo
Ya pasti pura2 ngga tau lah. Gmn jg kan fee mengalahkan idealisme yang 
digembar-gemborkan. Hehehe.

jsx_consultant [EMAIL PROTECTED] wrote:  Embah jadi bertanya-tanya, 
apakah seorang direktur perusahaan
sekuritas TIDAK tahu atau PURA2 tidak tahu kalo sekuritasnya 
dipakai oleh para PENGGORENG saham ?.

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Kancil Cirebon [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Filisofi Pasar Modal
 Oleh: Lily Widjaja*
 24/09/2007 01:42:47 WIB 
 JAKARTA, Investor Daily
 Beberapa waktu lalu saya mendapat surat elektronik (e-mail) dari 
seorang konsultan keuangan (lihat artikel di bawah). Menarik, karena 
e-mail tersebut datang dari seorang konsultan keuangan yang 
beraktivitas di pasar modal.
 Judul e-mail tersebut adalah Philisophy of the Stock Market atau 
Filisofi Pasar Saham. Isinya begini: Sekali peristiwa di sebuah desa, 
muncullah seorang tuan yang mengumumkan kepada para penghuni desa 
bahwa dia akan membeli monyet dengan harga 10 Ringgit per ekor. Para 
penghuni desa yang melihat banyak monyet di hutan bersegera keluar 
dan mulai menangkap monyet-monyet itu.
 Tuan itu membeli beribu-ribu ekor monyet dengan harga 10 Ringgit. 
Ketika persediaan monyet mulai menurun dan para penghuni desa mulai 
menghentikan usaha mereka, dia mengumumkan bahwa sekarang dia akan 
membeli monyet pada harga 20 Ringgit per ekor. Para penghuni desa 
tergerak, dan mereka mulai menangkap monyet lagi. Persediaan monyet 
pun semakin menurun dan mereka kembali ke kebun.
 Harga penawaran kemudian dinaikkan menjadi 25 Ringgit per ekor. 
Karena persediaan monyet sedemikian langka maka diperlukan upaya 
lebih keras dari sebelumnya. Tak berapa lama Tuan itu mengumumkan 
bahwa dia akan membeli monyet pada harga 50 Ringgit per ekor. Tapi 
berhubung dia harus ke kota untuk urusan bisnis, maka asistennya 
yang diserahi tugas untuk kepentingannya.
 Ketika Tuan itu sudah pergi, asisten itu berkata kepada para 
penghuni desa: Lihatlah monyet-monyet di kandang besar yang telah 
dikumpulkan oleh Tuan. Saya akan menjual monyet-monyet kepada Anda 
seharga 35 Ringgit per ekor, dan ketika Tuan kembali, Anda bisa 
menjual kepadanya dengan harga 50 Ringgit per ekor. 
 Terjadilah antre panjang para penghuni desa untuk membeli monyet 
dengan seluruh tabungan yang ada pada mereka. Ternyata setelah itu, 
baik asisten maupun Tuan lenyap tak berbekas, sementara monyet-
monyet ada di mana-mana! 
 
 
 Persepsi Jadi Realitas
 Persepsi menjadi kenyataan (perception becomes reality) adalah 
ungkapan paling tepat untuk menggambarkan kisah tersebut di atas. 
Kisah di atas bisa mewakili apa yang sering terjadi di pasar modal. 
 Belum lama ini pasar modal kita dihebohkan dengan kasus gagal bayar 
antarpialang atas transaksi suatu saham dengan nilai lebih dari Rp 
200 miliar. Dalam hitungan bulan, harga saham ini bergerak 
spektakuler, dari di bawah Rp100 menjadi di atas Rp 4.000. Nilai 
transaksi yang terjadi setiap hari pun tidak tanggung-tanggung, 
pernah mencapai di atas Rp 1 triliun. 
 Para pelaku pasar pun berdecak dan senang. Tapi tidak sedikit juga 
yang cemas. Mereka senang, karena dengan pergerakan harga yang naik 
luar biasa mereka akan memperoleh keuntungan yang substansial. Namun, 
mereka cemas kalau-kalau harga keburu turun sementara mereka belum 
sempat menjual kembali apa yang telah mereka beli pada harga tinggi. 
Cemas karena mereka tahu bahwa penurunan harga, cepat atau lambat 
tetap akan terjadi, namun kapan persisnya, semuanya tak bisa 
memperkirakan.
 Apa yang dicemaskan kemudian benar-benar terjadi. Harga saham 
menukik tajam sampai suspensi oleh Otoritas Bursa pada level sekitar 
Rp 2.000. Ada yang memang meraup untung karena sempat menjual di atas 
harga beli, tapi ada juga yang rugi besar, karena telanjur membeli 
pada harga tinggi dan belum sempat menjual kembali.
 
 
 Penggorengan Saham
 Ada istilah yang populer di pasar modal kita yakni saham gorengan, 
dengan pelakunya disebut penggoreng saham atau tukang goreng saham. 
Menarik, bukan? 
 Ternyata bukan hanya pisang yang bisa digoreng, saham pun bisa. 
Artinya saham bisa diberi bumbu dengan berbagai informasi menarik 
dan menjanjikan untuk menciptakan persepsi bahwa saham itu memang 
bagus dan banyak peminat. 
 Lalu harga semakin naik seiring naiknya permintaan dan turunnya 
persediaan. Setelah harga naik tinggi, penggoreng saham mulai menjual 
sahamnya pada harga tinggi tersebut. Akibatnya, pasar mulai dibanjiri 
saham tersebut dan harga mulai turun drastis. Dalam hal ini 
penggoreng saham tidak bekerja sendiri, melainkan memiliki kaki-
tangan yang membantunya. Mirip cerita monyet di atas, bukan?
 Goreng -menggoreng saham sering terjadi di pasar modal kita. Itulah 
yang sering memberi kesan bahwa pasar modal merupakan tempat berjudi. 
Sayangnya, istilah 'main saham' yang telanjur lumrah ini memberi 
konotasi negatif atas suatu aktivitas investasi keuangan.
 Lalu, apakah memang demikian cermin pasar saham yang seharusnya? 
Jawabannya, tentu saja tidak. Contoh di 

Re: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal

2007-09-27 Terurut Topik Arturi Komboy
Iya nih Embah.
Seharusnya...
Sesama pedagang monyet dilarang saling melarang dong.


jsx_consultant [EMAIL PROTECTED] wrote:  
Embah jadi bertanya-tanya, apakah seorang direktur perusahaan
 sekuritas TIDAK tahu atau PURA2 tidak tahu kalo sekuritasnya 
 dipakai oleh para PENGGORENG saham ?.
 
 --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Kancil Cirebon [EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
 
  Filisofi Pasar Modal
  Oleh: Lily Widjaja*
  24/09/2007 01:42:47 WIB  
  JAKARTA, Investor Daily
  Beberapa waktu lalu saya mendapat surat elektronik (e-mail)  dari 
 seorang konsultan keuangan (lihat artikel di bawah). Menarik, karena 
 e-mail tersebut datang dari seorang konsultan keuangan yang 
 beraktivitas di pasar modal.
  Judul e-mail tersebut adalah Philisophy of the Stock Market atau 
 Filisofi Pasar Saham. Isinya begini: Sekali peristiwa di sebuah desa, 
 muncullah seorang tuan yang mengumumkan kepada para penghuni desa 
 bahwa dia akan membeli monyet dengan harga 10 Ringgit per ekor. Para 
 penghuni desa yang melihat banyak monyet di hutan bersegera keluar 
 dan mulai menangkap monyet-monyet itu.
  Tuan itu membeli beribu-ribu ekor monyet dengan harga 10 Ringgit. 
 Ketika persediaan monyet mulai menurun dan para penghuni desa mulai 
 menghentikan usaha mereka, dia mengumumkan bahwa sekarang dia akan 
 membeli monyet pada harga 20 Ringgit per ekor. Para penghuni desa 
 tergerak, dan mereka mulai menangkap monyet lagi. Persediaan monyet 
 pun semakin menurun dan mereka kembali ke kebun.
  Harga penawaran kemudian dinaikkan menjadi 25 Ringgit per ekor. 
 Karena persediaan monyet sedemikian langka maka diperlukan  upaya 
 lebih keras dari sebelumnya. Tak berapa lama Tuan itu mengumumkan 
 bahwa dia akan membeli monyet pada harga 50 Ringgit per ekor. Tapi 
 berhubung dia harus ke kota untuk urusan bisnis, maka  asistennya 
 yang diserahi tugas  untuk kepentingannya.
  Ketika Tuan itu sudah pergi, asisten itu berkata kepada para 
 penghuni desa: Lihatlah monyet-monyet di kandang besar yang telah 
 dikumpulkan oleh Tuan. Saya akan menjual monyet-monyet kepada Anda 
 seharga 35 Ringgit per ekor, dan ketika Tuan  kembali, Anda bisa 
 menjual kepadanya dengan  harga 50 Ringgit per ekor. 
  Terjadilah antre panjang para penghuni desa untuk membeli monyet 
 dengan seluruh tabungan yang ada pada mereka. Ternyata setelah itu, 
 baik asisten maupun Tuan lenyap tak berbekas, sementara  monyet-
 monyet ada di mana-mana! 
  
  
  Persepsi Jadi Realitas
  Persepsi menjadi kenyataan (perception becomes reality) adalah 
 ungkapan paling tepat untuk menggambarkan kisah tersebut di atas. 
 Kisah di atas bisa mewakili apa yang sering terjadi di pasar modal. 
  Belum lama ini pasar modal kita dihebohkan dengan kasus gagal bayar 
 antarpialang atas transaksi suatu saham dengan nilai lebih dari Rp 
 200 miliar. Dalam hitungan bulan, harga saham ini bergerak 
 spektakuler, dari di bawah Rp100  menjadi di atas Rp 4.000. Nilai 
 transaksi yang terjadi setiap hari pun tidak tanggung-tanggung, 
 pernah mencapai di atas Rp 1 triliun. 
  Para pelaku pasar pun berdecak dan senang. Tapi tidak sedikit juga 
 yang cemas. Mereka senang, karena dengan pergerakan harga yang naik 
 luar biasa mereka akan memperoleh keuntungan yang substansial. Namun, 
 mereka cemas kalau-kalau harga keburu turun sementara mereka belum 
 sempat menjual kembali apa yang telah mereka beli pada harga tinggi. 
 Cemas karena mereka tahu bahwa penurunan harga, cepat atau lambat 
 tetap akan terjadi, namun kapan persisnya, semuanya tak bisa 
 memperkirakan.
  Apa yang dicemaskan kemudian benar-benar terjadi. Harga saham 
 menukik tajam sampai suspensi oleh Otoritas Bursa pada level sekitar 
 Rp 2.000. Ada yang memang meraup untung karena sempat menjual di atas 
 harga beli, tapi ada juga yang rugi besar, karena telanjur membeli 
 pada harga tinggi dan belum sempat menjual kembali.
  
  
  Penggorengan Saham
  Ada istilah yang populer di pasar modal kita yakni  saham gorengan, 
 dengan pelakunya disebut penggoreng saham atau tukang goreng saham. 
 Menarik, bukan? 
  Ternyata bukan hanya pisang yang bisa digoreng, saham pun bisa. 
 Artinya saham bisa diberi bumbu dengan berbagai informasi menarik 
 dan menjanjikan untuk menciptakan persepsi bahwa saham itu memang 
 bagus dan banyak peminat. 
  Lalu harga semakin naik seiring naiknya permintaan dan turunnya 
 persediaan. Setelah harga naik tinggi, penggoreng saham mulai menjual 
 sahamnya pada harga tinggi tersebut. Akibatnya, pasar mulai dibanjiri 
 saham tersebut dan harga mulai turun drastis.  Dalam hal ini 
 penggoreng saham tidak bekerja sendiri, melainkan memiliki kaki-
 tangan yang membantunya. Mirip cerita monyet di atas, bukan?
  Goreng -menggoreng saham sering terjadi di pasar modal kita. Itulah 
 yang sering memberi kesan bahwa pasar modal merupakan tempat berjudi. 
 Sayangnya, istilah 'main saham' yang telanjur lumrah ini memberi 
 konotasi negatif atas suatu aktivitas investasi keuangan.
  Lalu, 

Hal: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal

2007-09-27 Terurut Topik Sutikno Tikno
Kalo crita tersebut benar adanya, kok jadi gak jauh beda ya mbah
Pasar Modal kita dijadikan arena judi Jackpot atau judi apa namanya
Dan kok rasanya kaya gak mungkin orang-orang yang kompeten
di bej gak tau, mestinya tau dan mengerti, cuma beliau2 kan juga
manusia yang tdk akan pernah menolak uang he he
apalagi mereka jg masih sekelas tenaga gajian sapa sih  yg gak mau uang
Ampun mbah kalo salah presepsi

Nuwun


- Pesan Asli 
Dari: jsx_consultant [EMAIL PROTECTED]
Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Terkirim: Kamis, 27 September, 2007 8:32:59
Topik: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal

Embah jadi bertanya-tanya, apakah seorang direktur perusahaan
sekuritas TIDAK tahu atau PURA2 tidak tahu kalo sekuritasnya 
dipakai oleh para PENGGORENG saham ?.

--- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, Kancil Cirebon [EMAIL PROTECTED] .. 
wrote:

 Filisofi Pasar Modal
 Oleh: Lily Widjaja*
 24/09/2007 01:42:47 WIB 
 JAKARTA, Investor Daily
 Beberapa waktu lalu saya mendapat surat elektronik (e-mail) dari 
seorang konsultan keuangan (lihat artikel di bawah). Menarik, karena 
e-mail tersebut datang dari seorang konsultan keuangan yang 
beraktivitas di pasar modal.
 Judul e-mail tersebut adalah Philisophy of the Stock Market atau 
Filisofi Pasar Saham. Isinya begini: Sekali peristiwa di sebuah desa, 
muncullah seorang tuan yang mengumumkan kepada para penghuni desa 
bahwa dia akan membeli monyet dengan harga 10 Ringgit per ekor. Para 
penghuni desa yang melihat banyak monyet di hutan bersegera keluar 
dan mulai menangkap monyet-monyet itu.
 Tuan itu membeli beribu-ribu ekor monyet dengan harga 10 Ringgit. 
Ketika persediaan monyet mulai menurun dan para penghuni desa mulai 
menghentikan usaha mereka, dia mengumumkan bahwa sekarang dia akan 
membeli monyet pada harga 20 Ringgit per ekor. Para penghuni desa 
tergerak, dan mereka mulai menangkap monyet lagi. Persediaan monyet 
pun semakin menurun dan mereka kembali ke kebun.
 Harga penawaran kemudian dinaikkan menjadi 25 Ringgit per ekor. 
Karena persediaan monyet sedemikian langka maka diperlukan upaya 
lebih keras dari sebelumnya. Tak berapa lama Tuan itu mengumumkan 
bahwa dia akan membeli monyet pada harga 50 Ringgit per ekor. Tapi 
berhubung dia harus ke kota untuk urusan bisnis, maka asistennya 
yang diserahi tugas untuk kepentingannya.
 Ketika Tuan itu sudah pergi, asisten itu berkata kepada para 
penghuni desa: Lihatlah monyet-monyet di kandang besar yang telah 
dikumpulkan oleh Tuan. Saya akan menjual monyet-monyet kepada Anda 
seharga 35 Ringgit per ekor, dan ketika Tuan kembali, Anda bisa 
menjual kepadanya dengan harga 50 Ringgit per ekor. 
 Terjadilah antre panjang para penghuni desa untuk membeli monyet 
dengan seluruh tabungan yang ada pada mereka. Ternyata setelah itu, 
baik asisten maupun Tuan lenyap tak berbekas, sementara monyet-
monyet ada di mana-mana! 
 
 
 Persepsi Jadi Realitas
 Persepsi menjadi kenyataan (perception becomes reality) adalah 
ungkapan paling tepat untuk menggambarkan kisah tersebut di atas. 
Kisah di atas bisa mewakili apa yang sering terjadi di pasar modal. 
 Belum lama ini pasar modal kita dihebohkan dengan kasus gagal bayar 
antarpialang atas transaksi suatu saham dengan nilai lebih dari Rp 
200 miliar. Dalam hitungan bulan, harga saham ini bergerak 
spektakuler, dari di bawah Rp100 menjadi di atas Rp 4.000. Nilai 
transaksi yang terjadi setiap hari pun tidak tanggung-tanggung, 
pernah mencapai di atas Rp 1 triliun. 
 Para pelaku pasar pun berdecak dan senang. Tapi tidak sedikit juga 
yang cemas. Mereka senang, karena dengan pergerakan harga yang naik 
luar biasa mereka akan memperoleh keuntungan yang substansial. Namun, 
mereka cemas kalau-kalau harga keburu turun sementara mereka belum 
sempat menjual kembali apa yang telah mereka beli pada harga tinggi. 
Cemas karena mereka tahu bahwa penurunan harga, cepat atau lambat 
tetap akan terjadi, namun kapan persisnya, semuanya tak bisa 
memperkirakan.
 Apa yang dicemaskan kemudian benar-benar terjadi. Harga saham 
menukik tajam sampai suspensi oleh Otoritas Bursa pada level sekitar 
Rp 2.000. Ada yang memang meraup untung karena sempat menjual di atas 
harga beli, tapi ada juga yang rugi besar, karena telanjur membeli 
pada harga tinggi dan belum sempat menjual kembali.
 
 
 Penggorengan Saham
 Ada istilah yang populer di pasar modal kita yakni saham gorengan, 
dengan pelakunya disebut penggoreng saham atau tukang goreng saham. 
Menarik, bukan? 
 Ternyata bukan hanya pisang yang bisa digoreng, saham pun bisa. 
Artinya saham bisa diberi bumbu dengan berbagai informasi menarik 
dan menjanjikan untuk menciptakan persepsi bahwa saham itu memang 
bagus dan banyak peminat. 
 Lalu harga semakin naik seiring naiknya permintaan dan turunnya 
persediaan. Setelah harga naik tinggi, penggoreng saham mulai menjual 
sahamnya pada harga tinggi tersebut. Akibatnya, pasar mulai dibanjiri 
saham tersebut dan harga mulai turun drastis. Dalam hal ini 
penggoreng saham tidak bekerja sendiri

[obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal

2007-09-27 Terurut Topik ardiat

Harusnya jangan boss sekuritas yg kritik spt itu, mestinya para retailer
yg independen spt Mbah. Akan jadi hipokrit kelihatannya, toh ML juga
sempat 2x bikin analisis nakut2in pasar dg men-discount TP ANTM ke harga
tidak masuk akal. Kelakuan sekuritas spt itu termasuk 'kurang
bermartabat'.

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, jsx_consultant
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Embah jadi bertanya-tanya, apakah seorang direktur perusahaan
 sekuritas TIDAK tahu atau PURA2 tidak tahu kalo sekuritasnya
 dipakai oleh para PENGGORENG saham ?.


 --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Kancil Cirebon kancilcbn@
 wrote:
 
  Filisofi Pasar Modal
  Oleh: Lily Widjaja*
  24/09/2007 01:42:47 WIB
  JAKARTA, Investor Daily
  Beberapa waktu lalu saya mendapat surat elektronik (e-mail) dari
 seorang konsultan keuangan (lihat artikel di bawah). Menarik, karena
 e-mail tersebut datang dari seorang konsultan keuangan yang
 beraktivitas di pasar modal.
  Judul e-mail tersebut adalah Philisophy of the Stock Market atau
 Filisofi Pasar Saham. Isinya begini: Sekali peristiwa di sebuah desa,
 muncullah seorang tuan yang mengumumkan kepada para penghuni desa
 bahwa dia akan membeli monyet dengan harga 10 Ringgit per ekor. Para
 penghuni desa yang melihat banyak monyet di hutan bersegera keluar
 dan mulai menangkap monyet-monyet itu.
  Tuan itu membeli beribu-ribu ekor monyet dengan harga 10 Ringgit.
 Ketika persediaan monyet mulai menurun dan para penghuni desa mulai
 menghentikan usaha mereka, dia mengumumkan bahwa sekarang dia akan
 membeli monyet pada harga 20 Ringgit per ekor. Para penghuni desa
 tergerak, dan mereka mulai menangkap monyet lagi. Persediaan monyet
 pun semakin menurun dan mereka kembali ke kebun.
  Harga penawaran kemudian dinaikkan menjadi 25 Ringgit per ekor.
 Karena persediaan monyet sedemikian langka maka diperlukan upaya
 lebih keras dari sebelumnya. Tak berapa lama Tuan itu mengumumkan
 bahwa dia akan membeli monyet pada harga 50 Ringgit per ekor. Tapi
 berhubung dia harus ke kota untuk urusan bisnis, maka asistennya
 yang diserahi tugas untuk kepentingannya.
  Ketika Tuan itu sudah pergi, asisten itu berkata kepada para
 penghuni desa: Lihatlah monyet-monyet di kandang besar yang telah
 dikumpulkan oleh Tuan. Saya akan menjual monyet-monyet kepada Anda
 seharga 35 Ringgit per ekor, dan ketika Tuan kembali, Anda bisa
 menjual kepadanya dengan harga 50 Ringgit per ekor.
  Terjadilah antre panjang para penghuni desa untuk membeli monyet
 dengan seluruh tabungan yang ada pada mereka. Ternyata setelah itu,
 baik asisten maupun Tuan lenyap tak berbekas, sementara monyet-
 monyet ada di mana-mana!
 
 
  Persepsi Jadi Realitas
  Persepsi menjadi kenyataan (perception becomes reality) adalah
 ungkapan paling tepat untuk menggambarkan kisah tersebut di atas.
 Kisah di atas bisa mewakili apa yang sering terjadi di pasar modal.
  Belum lama ini pasar modal kita dihebohkan dengan kasus gagal bayar
 antarpialang atas transaksi suatu saham dengan nilai lebih dari Rp
 200 miliar. Dalam hitungan bulan, harga saham ini bergerak
 spektakuler, dari di bawah Rp100 menjadi di atas Rp 4.000. Nilai
 transaksi yang terjadi setiap hari pun tidak tanggung-tanggung,
 pernah mencapai di atas Rp 1 triliun.
  Para pelaku pasar pun berdecak dan senang. Tapi tidak sedikit juga
 yang cemas. Mereka senang, karena dengan pergerakan harga yang naik
 luar biasa mereka akan memperoleh keuntungan yang substansial. Namun,
 mereka cemas kalau-kalau harga keburu turun sementara mereka belum
 sempat menjual kembali apa yang telah mereka beli pada harga tinggi.
 Cemas karena mereka tahu bahwa penurunan harga, cepat atau lambat
 tetap akan terjadi, namun kapan persisnya, semuanya tak bisa
 memperkirakan.
  Apa yang dicemaskan kemudian benar-benar terjadi. Harga saham
 menukik tajam sampai suspensi oleh Otoritas Bursa pada level sekitar
 Rp 2.000. Ada yang memang meraup untung karena sempat menjual di atas
 harga beli, tapi ada juga yang rugi besar, karena telanjur membeli
 pada harga tinggi dan belum sempat menjual kembali.
 
 
  Penggorengan Saham
  Ada istilah yang populer di pasar modal kita yakni saham gorengan,
 dengan pelakunya disebut penggoreng saham atau tukang goreng saham.
 Menarik, bukan?
  Ternyata bukan hanya pisang yang bisa digoreng, saham pun bisa.
 Artinya saham bisa diberi bumbu dengan berbagai informasi menarik
 dan menjanjikan untuk menciptakan persepsi bahwa saham itu memang
 bagus dan banyak peminat.
  Lalu harga semakin naik seiring naiknya permintaan dan turunnya
 persediaan. Setelah harga naik tinggi, penggoreng saham mulai menjual
 sahamnya pada harga tinggi tersebut. Akibatnya, pasar mulai dibanjiri
 saham tersebut dan harga mulai turun drastis. Dalam hal ini
 penggoreng saham tidak bekerja sendiri, melainkan memiliki kaki-
 tangan yang membantunya. Mirip cerita monyet di atas, bukan?
  Goreng -menggoreng saham sering terjadi di pasar modal kita. Itulah
 yang sering memberi kesan bahwa pasar modal merupakan tempat berjudi.
 

Re: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal

2007-09-27 Terurut Topik frans anthony
Cerita2an Pedagang Saham Nikel dan Emas..

Kalo Ibu Lily Widjaja menceritakan tentang kisah
pedagang monyet... berikut sekilas Pedagang Nikel dan
Emas..

Waktu itu datang seorang pedagang nikel dan emas yang
sangat di segani, ia sudah berpengalaman, nama
besarnya bagus sekali.. Ia tau bahwa harga saham nikel
akan naik.. tapi ia belum mempunyai banyak saham..

Ia pun berpikir bagaimana mendapatkan untung dari
saham yang bakal melejit harganya di masa mendatang..
Alkisah ia kemudian menyuruh analisnya mendowngrade
saham nikel tersebut ke 1500 dengan alasan
ketidakjelasan dimana2.. apa yang terjadi ? saham
tersebut ternyata tidak turun2.. malah naik.. karena
apa ? Saham tersebut mempunyai fundamental yang
bagus.. dan ada Corporate Action yang jelas.. akhirnya
analisnya membuat riset baru dengan suruh menjual
tanpa target price.. 

Kebetulan indeks naik.. akhirnya dengan sangat
terpaksa Pedagang saham nikel itu membeli juga di
pasar, walau hanya sedikit.. 

yang mau di tekankan di sini apa pedagang saham nikel
itu sama dengan pedagang saham nikel ?

Jangan percaya 100% apapun yang anda dengar .. saring2
dulu semua.. analisa, cari informasi sebanyak mungkin




  

Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search
http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mailp=graduation+giftscs=bz


[obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal

2007-09-27 Terurut Topik Helmi S
Bandar yang aneh dan kampung yang lebih aneh, kenapa harus monyet yang
dibikin sasaran dagang, bukannya rusa, kelinci atau sapi yang sudah
jelas manfaatnya


Tapi untuk tukang TA masih bisa untung, beli 35 ringgit lalu jual 40 -
45 ringgit saat orang belum sadar si Tuan tadi itu tidak akan pernah
datang lagi. 
Kalo perlu monyet itu dishort sell:D
Ini tergantung kemampuan trader membaca gelagat market..

Selalu ada sisi positif nya...
Yang penting kita tidak membeli monyet dalam karung...




--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Kancil Cirebon [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Filisofi Pasar Modal
 Oleh: Lily Widjaja*
 24/09/2007 01:42:47 WIB  
 JAKARTA, Investor Daily
 Beberapa waktu lalu saya mendapat surat elektronik (e-mail)  dari
seorang konsultan keuangan (lihat artikel di bawah). Menarik, karena
e-mail tersebut datang dari seorang konsultan keuangan yang
beraktivitas di pasar modal.
 Judul e-mail tersebut adalah Philisophy of the Stock Market atau
Filisofi Pasar Saham. Isinya begini: Sekali peristiwa di sebuah desa,
muncullah seorang tuan yang mengumumkan kepada para penghuni desa
bahwa dia akan membeli monyet dengan harga 10 Ringgit per ekor. Para
penghuni desa yang melihat banyak monyet di hutan bersegera keluar dan
mulai menangkap monyet-monyet itu.
 Tuan itu membeli beribu-ribu ekor monyet dengan harga 10 Ringgit.
Ketika persediaan monyet mulai menurun dan para penghuni desa mulai
menghentikan usaha mereka, dia mengumumkan bahwa sekarang dia akan
membeli monyet pada harga 20 Ringgit per ekor. Para penghuni desa
tergerak, dan mereka mulai menangkap monyet lagi. Persediaan monyet
pun semakin menurun dan mereka kembali ke kebun.
 Harga penawaran kemudian dinaikkan menjadi 25 Ringgit per ekor.
Karena persediaan monyet sedemikian langka maka diperlukan  upaya
lebih keras dari sebelumnya. Tak berapa lama Tuan itu mengumumkan
bahwa dia akan membeli monyet pada harga 50 Ringgit per ekor. Tapi
berhubung dia harus ke kota untuk urusan bisnis, maka  asistennya yang
diserahi tugas  untuk kepentingannya.




Re: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal

2007-09-27 Terurut Topik bozz
PURA-PURA TIDAK TAHU

May God Bless Us Always
Bozz

- Original Message - 
From: jsx_consultant [EMAIL PROTECTED]
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Sent: Thursday, September 27, 2007 6:32 AM
Subject: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal


Embah jadi bertanya-tanya, apakah seorang direktur perusahaan
sekuritas TIDAK tahu atau PURA2 tidak tahu kalo sekuritasnya 
dipakai oleh para PENGGORENG saham ?.



RE: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal

2007-09-27 Terurut Topik sbudianaY
Karena monyet obat kuat Pa Helmi, hehehe...

 

 

From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of Helmi S
Sent: 28 September 2007 5:22
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: [obrolan-bandar] Re: Filosofi Pasar Modal

 

Bandar yang aneh dan kampung yang lebih aneh, kenapa harus monyet yang
dibikin sasaran dagang, bukannya rusa, kelinci atau sapi yang sudah
jelas manfaatnya

Tapi untuk tukang TA masih bisa untung, beli 35 ringgit lalu jual 40 -
45 ringgit saat orang belum sadar si Tuan tadi itu tidak akan pernah
datang lagi. 
Kalo perlu monyet itu dishort sell:D
Ini tergantung kemampuan trader membaca gelagat market..

Selalu ada sisi positif nya...
Yang penting kita tidak membeli monyet dalam karung...

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com
mailto:obrolan-bandar%40yahoogroups.com , Kancil Cirebon [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Filisofi Pasar Modal
 Oleh: Lily Widjaja*
 24/09/2007 01:42:47 WIB 
 JAKARTA, Investor Daily
 Beberapa waktu lalu saya mendapat surat elektronik (e-mail) dari
seorang konsultan keuangan (lihat artikel di bawah). Menarik, karena
e-mail tersebut datang dari seorang konsultan keuangan yang
beraktivitas di pasar modal.
 Judul e-mail tersebut adalah Philisophy of the Stock Market atau
Filisofi Pasar Saham. Isinya begini: Sekali peristiwa di sebuah desa,
muncullah seorang tuan yang mengumumkan kepada para penghuni desa
bahwa dia akan membeli monyet dengan harga 10 Ringgit per ekor. Para
penghuni desa yang melihat banyak monyet di hutan bersegera keluar dan
mulai menangkap monyet-monyet itu.
 Tuan itu membeli beribu-ribu ekor monyet dengan harga 10 Ringgit.
Ketika persediaan monyet mulai menurun dan para penghuni desa mulai
menghentikan usaha mereka, dia mengumumkan bahwa sekarang dia akan
membeli monyet pada harga 20 Ringgit per ekor. Para penghuni desa
tergerak, dan mereka mulai menangkap monyet lagi. Persediaan monyet
pun semakin menurun dan mereka kembali ke kebun.
 Harga penawaran kemudian dinaikkan menjadi 25 Ringgit per ekor.
Karena persediaan monyet sedemikian langka maka diperlukan upaya
lebih keras dari sebelumnya. Tak berapa lama Tuan itu mengumumkan
bahwa dia akan membeli monyet pada harga 50 Ringgit per ekor. Tapi
berhubung dia harus ke kota untuk urusan bisnis, maka asistennya yang
diserahi tugas untuk kepentingannya.

 

 

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.13.33/1034 - Release Date: 27/09/2007
17:00

 

  _  

I am using the free version of SPAMfighter for private users.
It has removed 4822 spam emails to date.
Paying users do not have this message in their emails.
Try SPAMfighter http://www.spamfighter.com/len  for free now!

image001.gifimage002.gif