Siap-siap Tender Offer di harga 80...?

JAKARTA: Sinarmas Group menegaskan sumber dana pengambilalihan 70% saham PT 
Bank Century Tbk berasal dari kas internal PT Sinar Mas Multartha Tbk (SMMA) 
meskipun kemungkinan mencari mitra strategis menjadi opsi tersendiri.

Managing Director Sinarmas Group G. Sulistiyanto mengatakan SMMA merupakan 
perusahaan publik dengan manajemen yang terpisah dengan perusahaan Sinarmas 
lainnya yang juga perusahaan publik.

"Sumber dana keuangan untuk akuisisi ini tidak mengambil dari perusahaan lain, 
tetapi dari SMMA sendiri yang secara keuangan memiliki kapasitas kemampuan 
untuk itu," ujarnya dalam surat elektronik yang diterima Bisnis, kemarin.

SMMA memiliki aset Rp16,4 triliun per September 2008 dengan total ekuitas Rp2,6 
triliun, sedangkan Century memiliki aset Rp15,23 triliun yang termasuk dana 
pihak ketiga Rp12 triliun dan kredit Rp5,2 triliun.

SMMA yang bergerak di bidang multifinance telah memiliki anak-anak perusahaan, 
seperti Asuransi Sinar Mas, AB Sinar Mas Multifinance, Sinar Mas Multifinance, 
PT Sinarmas Futures, Arthamas Konsulindo, Sinarmas Sekuritas, dan Bank Sinarmas.

Sulistiyanto mengungkapkan kesediaan Sinar Mas menyambut tawaran dari pemegang 
saham pengendali Bank Century adalah untuk membantu perbankan nasional.

Namun, tuturnya, hal itu tentu tidak terlepas dari pertimbangan risiko bisnis 
di mana Sinas Mas Multi Artha sebagai induk usaha jasa keuangan kelompok 
Sinarmas memiliki target bisnis jangka panjang untuk dapat menjadi pemain 
bisnis keuangan yang bisa bersaing secara global.

"Pemegang saham pengendali Bank Century Robert Tantular dan keluarganya memang 
dikenal di dunia perbankan sejak dulu, karena mereka memiliki jaringan money 
changer yang dikenal oleh semua banker saat itu, tidak terkecuali Indra Wijaya 
sebagai banker juga mengenalnya."

Meski begitu, informasi yang dihimpun Bisnis justru mengungkapkan manajemen 
Sinar Mas akan mendapatkan penawaran dari investor lainnya yang turut berminat 
memiliki Bank Century.

Beberapa nama pemodal seperti Prajogo Pangestu dan kelompok usaha Artha Graha 
menjadi peminat serius. Prajogo, pemilik Barito Pacific, menggunakan kendaraan 
bisnis lain dengan menawar porsi kecil saham Century.

"Saya no comment," ujar Prajogo dalam pesan layanan singkat kepada Bisnis, tadi 
malam. Begitu pula dengan manajemen Artha Graha yang tak memberikan respons 
ketika dihubungi.

Uji tuntas

Menurut Sulistiyanto, kekuatan kas internal SMMA cukup kuat saat ini untuk 
membeli Century. Namun dia enggan mengungkapkan besaran dana akuisisi tersebut. 
"Mulai 17 November, due dilligence telah dimulai dan telah ditunjuk auditor 
independen untuk mengawasi pelaksanaan uji tuntas," ujarnya.

Dia menjelaskan letter of intent (LOI) ditandatangani pada 16 November 2008 di 
kantor

SMMA yang langsung dihadiri oleh direksi komisaris kedua belah pihak. 
Kesepakatan tersebut antara Sinar Mas dan PT Century Mega Investindo serta 
First Gulf Asia Holdings Ltd sebagai pemegang saham pengendali Century.

Hingga September, 55,88% saham bank itu dimiliki publik, sementara sisanya 
tersebar pada lima institusi yakni Clearstream Banking S.A. Luxembourg 
(11,15%), First Gulf Asia Holding Ltd (9,55%), PT Century Megainvestindo (9%), 
PT Antaboga. Deltasekuritas (8,78%), dan PT Century Super Investindo (5,64%).

Namun, Sulistiyanto menyebutkan LOI itu masih bergantung pada hasil financial 
and legal due dilligence.

Direktur Utama Sinar Mas Multiartha Edward H. Hadidjaja mengatakan pada saat 
ini perseroan dengan pemegang saham pengendali Bank Century dalam tahap letter 
of intent.

"Belum ada harga dan nilai akuisisi karena kami masih menunggu hasil uji 
tuntas," jelasnya dalam keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek 
Indonesia.

Dia menambahkan perseroan juga belum mempunyai rencana pelaksanaan penawaran 
tender atas saham publik Bank Century.

Hal senada diutarakan oleh Direktur Utama Bank Century Hermanus HM. "Kami mohon 
agar perdagangan efek perseroan yang sementara ini dihentikan untuk dapat 
diperdagangkan kembali."

Perdagangan saham berkode BCIC ini masih disetop sementara, dengan posisi 
terakhir berada di level Rp50. Sebaliknya, saham Sinar Mas yang berkode SMMA 
telah diperdagangkan kembali. Kemarin, harga saham itu naik Rp10 menjadi Rp260.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) masih menunggu 
langkah selanjutnya dari Sinar Mas Multiartha, sebe-lum memutuskan harus 
dilakukan penawaran tender atau tidak. (21/Pudji Lestari/Wisnu Wijaya) 

 



      

Kirim email ke