Ngak ada yang salah dengan fundamental CPRO


Hasil akuisi dipasena akan membuat perusahaan ini menjadi perusahaan
budidaya udang terbesar didunia

Tambak cpro sendiri (diluar dipasena) berjumlah 3,856 tambak.

Dari tambak2 ini saja dapat mengenerate sales 5.035 T (tahun 2006) dan
dengan net profit 210 M



Nah .. setelah akusisi, diperkirakan jumlah tambak cpro menjadi 14,474
(dalam tiga tahun)

Jumlah ini 3.7 kali nya CPRO sebelum akuisisi, jadi secara otomatis ini juga
akan membuat salesnya meningkat juga



Bahkan melalui anak perusahaan dipasena, yaitu Wachyuni Mandira (WM), telah
bergabung dengan cpro.

WM itu sendiri memiliki komposisi 1,614 plasma dan 3,095 petani inti, dengan
kapasitas panen 10 tambak perhari dan 10 ton per tambak.

WM sudah mulai berproduksi dan akan dikonsolidasikan pada laporankeuangan
berikutnya


Sedangkan dari Dipasena Citra Darmaja, sekarang telah berganti nama Arjuna
Wijaya Sakti (AWS),
juga dijadwalkan akan menyetujui Pola Kerja Sama yang ditawarkan oleh pihak
CPRO dan akan bergabung dan akan mulai berproduksi akhir tahun ini.

AWS sendiri memiliki komposisi 5,909 tambak yang kesemuanya adalah plasma.

Hanya saja sampai saat ini AWS belum bisa berproduksi, dikarenakan trauma
yang ditimbulkan oleh pemilik AWS yang lama.

Dengan adanya keinginan untuk menyetujui PKS yang ditawarkan cpro, maka
kontribusi AWS juga sangatlah besar.

Selain produksi udang yang bisa dihasilkan, juga CPRO memiliki pembeli pakan
yang sudah pasti.


walaupun sekarang harga cpro ditekan (baca: Bandar) tapi keadaan ini tidak
akan bertahan lama,
karena kontribusi dari WM yang sudah mulai berproduksi ini tidak akan bisa
di sembunyikan didalam laporan keuangan.

Apalagi saat ini harga udang di pasaran dunia naik,

serta lifestyle untuk makan udang tidak bisa tergantikan



Semoga bermanfaat dan maaf kalo tidak berkenan



Pencinta Udang

Kirim email ke