Beberapa masukan:

1. Broker TIDAK USAH memberikan imbalan bunga, dan tidak usah ingin
ingin memakai uang nasabah. Toh nasabah naroh uang bukan untuk
diputerin oleh broker, tapi untuk dimaenin sendiri. Dari hitung2an
Vier Jamal, broker sudah bisa untung banyak dari fee jual beli aja
kayak sarijaya kata dia bisa untung 80M an setahun dari fee.

2. Kalau pun nasabah rela dipinjem uangnya yg idle untuk dipake oleh
broker dengan imbalan bunga, maka broker tetap harus MENJAMIN uang
nasabah yang dipinjem tsb. Uangnya nasbah sendiri toh? Jadi ya, harus
diganti kalau ilang.

3. Harus ada perjanjian HITAM DIATAS PUTIH mengenai penjaminan untuk
poin 2 di atas, bukan sekedar perjanjian kerelaan nasabah. Perjanjian
hitam di atas putih ini harus TERPISAH dari perjanjian biasa yang
tanpa pinjam meminjam ini seperti di poin 1 di atas.

2009/1/10 jsx_consultant <jsx-consult...@centrin.net.id>:
> Kejadian Sarijaya MIRIP kejadian perbankan tahun 1998:
> - Dengan adanya Pakto 98, orang berlomba lomba bikin bank, cukup
>  dengan 50 miliar, orang boleh bikin bank.
> - Dengan punya bank, orang bisa ngumpulin duit dari masyarakat,
>  lalu uang tsb dipinjamkan ama perusahaan afiliasi atau groupnya
>  sendiri. Ketika krisis ekonomi menerjang, perusahaannya bangkrut
>  dan tidak bisa mengembalikan uangnya ke bank.
> - Saat ini, ITU SUDAH BERLALU, Bank yg meminjamkan uang pada
>  GROUPnya dianggap KRIMINAL dan peraturan PT tentang LIMITED
>  LIABILITY hanya sebatas modal perusahaan ditambah dengan:
>  - Direksi bank bertanggung jawab sampai dengan asset pribadi
>    jika melakukan penyelengan.
>
> Balik ke Sarijaya:
> - Nasabah menyimpan deposit di Sarijaya dengan imbalan bunga.
> - Artinya Sarijaya harus menginvestasikan uang deposit tsb agar
>  bisa menbayar bunga ke nasabah.
> - Yang aman tentunya deposit tsb disimpan di bank, tapi sekuritas
>  bisa saja memutarkan uang tsb pada instrument yg lain. Memutarkan
>  uang deposit BUKANLAH penggelapan.
>
> Nah sekarang POINTnya apa ?:
> - Apakah ada peraturan pasar modal yg melarang sekuritas untuk
>  menginvestasikan uang deposit pada instrument lain selain bank.
>  Deposito dibankpun bisa hangus kalo banknya bangkrut, deposito
>  hanya dijamin 1 miliar doang. Uang deposit mencapai 240 miliar.
> - Apakan ada peraturan yg melarang perusahaan sekuritas meminjam
>  kan uang pada GROUPnya sendiri ? seperti pada perbankan. Apakah
>  Direksi sekuritas diminta pernyataan oleh BEJ untuk menanggung
>  kerugian publik TERMASUK DARI asset pribadi diluar asset
>  sekuritas ?.
> - Apakah BAPEPAM/BEJ melakukan AUDIT ROUTINE terhadap sekuritas
>  terhadap PRINSIP PRINSIP pengelolaan sekuritas yg BAIK, seperti
>  - Uang deposit harus disimpan pada instrumen keuangan yg AMAN.
>  - Jika dipinjamkan, apakah dicheck POINT2:
>    - Apakah dipinjamkan ama afiliasinya ?.
>    - Apakah ada jaminannya ?, jenis jaminannya apa dan berapa
>      persen coveragenya ?.
> - Apakah BAPEPAM mengharuskan sekuritas diaudit oleh akuntan
>  publik yg hasilnya bisa diakses oleh publik ?.
>
>
> Banyak point point diatas berupa pertanyaan karena embah
> engga tahu persisnya. Mohon bantuan dari yg tahu jawabannya.
>
> Tapi INTINYA:
> - Apakah PAYUNG HUKUM dan peraturan pasar modal sudah CUKUP
>  untuk MENCEGAH peristiwa Sarijaya terulang lagi DIMASA
>  DEPAN ?.
> - Jika tidak ada atau TIDAK mencukupi, BAPEPAM harus
>  membuatnya !!!, jangan cuman menyalahkan HR padahal
>  mungkin saja PERATURAN PASAR MODALnya tidak cukup untuk
>  melindungi INVESTOR..
>
> Tambahan:
> - Apakah TIDAK ADA peraturan pasar modal yg MELARANG emiten
>  beli asset atau akuisisi JAUH DIATAS harga wajar pada
>  case BUMI ?.
> - Jika TIDAK ADA, ini SUDAH GILA, karena sebuah emiten
>  bisa DIISAP HABIS assetnya oleh EMITEN NAKAL.
>
> Di Amerika, sangsi peraturan pasar modal sangat berat,
> SEC (bapepam) lebih ditakuti dibanding IRS (pajak). Udah
> 2 miliarder pasar modal yg bunuh diri. Kejahatan dipasar
> modal dibayar dengan NYAWA bukan cuman hanya asset pribadi...
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "y_dizz" <y_d...@...> wrote:
>>
>> Sejak terjadinya musibah Sarijaya, banyak sekali teman & kerabat
> yang
>> menyampaikan comment-nya lewat Facebook. Banyak yang bertanya
> mengapa
>> hal ini bisa sampai terjadi. Mereka yang paham rata2 menyampaikan
>> keprihatinannya. Namun ada juga komentar miring dari mereka yang
> bisa
>> dibilang awam soal investasi, yang kadang bikin saya geleng2 kepala.
>>
>>
>> Komentar itu antara lain:
>>
>> "Kan sudah pernah saya bilang, investasi kaya gitu sudah resikonya
>> duitnya dibawa kabur orang..."
>>
>> "Kaya gitu sih nggak ada bedanya dengan ikut MLM..."
>>
>> "Saham itu JUDI tapi LEGAL, duit cepat datangnya cepat juga
>> ludesnya..."
>>
>> "Nggak ada orang kaya dari SAHAM. Kalo mau kaya ya kerja &
> nabung..."
>>
>> dll, yang masih banyak lagi.
>>
>>
>> Kita tentunya sudah tidak asing dengar omongan seperti ini dari
>> masyarakat umumnya. Yang bikin saya sedih, apakah sebegitu piciknya
>> pandangan masyarakat Indonesia mengenai investasi. Bukankah selama
>> ini Pak Erry Firmansyah & Bu Sri Mulyani gencar mengkampanyekan
> untuk
>> berinvestasi di pasar modal, demi mengubah culture saving oriented
>> menjadi investment oriented. Apa begitu banyaknya kasus penipuan
>> seperti reksadana Bank Century, Antaboga, Signature Capital & baru2
>> ini Sarijaya telah membuat masyarakat kita takut untuk berivestasi?
>>
>> Setahu saya, di Singapore, Hongkong & Jepang, pasar modal & futures
>> bukan hal yang asing bagi sebagian besar warganya. Konon, lebih
> dari
>> 50% masyarakat disana menanamkan investasinya di saham & derivatif,
>> baik langsung maupun lewat mutual fund (reksadana).
>>
>> Saya hanya teringat pada 1998 lalu, krisis ekonomi akhirnya
>> berkembang menjadi krisis kepercayaan. Tentu kita tidak ingin pada
>> krisis kali ini, para investor kehilangan kepercayaannya pada BEI.
>> Dampaknya tentu sangat buruk.
>>
>> Mohon pendapatnya Mbah & warga OB yang lain.
>>
>
>
>
> ------------------------------------
>
> + +
> + + + + +
> Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus
> kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas.
> + + + + +
> + +Yahoo! Groups Links
>
>
>
>

Kirim email ke