Berita tanggal berapa yah, sepertinya minggu lalu sudah dibahas di forum
--- On Tue, 5/12/09, Sri Meiriyanah Hartono srimeiriyanahhart...@yahoo.co.id
wrote:
From: Sri Meiriyanah Hartono srimeiriyanahhart...@yahoo.co.id
Subject: [ob] Gerak Bumi kebawah ? atau datar
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Tuesday, May 12, 2009, 1:51 AM
Mencermati fakta yang ada apakah masih bisa akan keatas ???
JAKARTA. Diam-diam, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) agresif menerbitkan surat
utang jangka menengah alias medium term notes (MTN). Di akhir kuartal pertama
tahun 2009 ini, nilai penerbitan MTN BUMI telah mencapai total US$ 83,34 juta.
Sampai akhir 2008 lalu, BUMI sudah menjual MTN sebanyak US$ 66,89 juta. Ini
berarti, dalam kuartal pertama 2009, BUMI menambah penerbitan MTN senilai US$
16,45 juta. Saya tidak tahu persis kapan waktu penambahan surat utang itu,
kata Senior Vice President Hubungan Investor BUMI Dileep Srivastava kepada
KONTAN, kemarin (5/5).
Yang pasti, kata Dileep, BUMI memakai dana hasil penerbitan MTN tersebut untuk
modal kerja dan pemenuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun
ini. Kira-kira kami akan menganggarkan belanja modal tahun ini sebesar US$ 500
juta, kata Dileep.
BUMI menggandeng PT Samuel Sekuritas Indonesia dalam penerbitan MTN ini. BUMI
berniat menerbitkan MTN maksimal Rp 6 triliun. Surat utang ini memiliki bunga
tetap antara 16%-25% per tahun.
Kepala Riset Batavia Prosperindo Suherman Santikno bilang, penambahan utang
melalui penerbitan MTN tak menjadi masalah. Asal hasil MTN ini untuk membiayai
kegiatan yang pasti memberikan keuntungan bagi BUMI, ujar Suherman.
Namun, dia mengingatkan bahwa timbunan utang BUMI saat ini sudah lumayan besar.
Berdasarkan hitungannya, sampai kuartal pertama 2009, total kewajiban BUMI
mencapai US$ 3,3 miliar.
Ini berarti risiko finansial BUMI cukup tinggi. Apalagi, kalau harga batubara
di bawah US$ 50 per ton, BUMI akan kesulitan membayar utang, kata Suherman.
Emiten Grup Bakrie yang melakukan kesalahan pengetikan dalam penyajian laporan
keuangan bertambah lagi. Kini giliran PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang salah
ketik.
Dalam laporan keuangan kuartal pertama 2009, BUMI salah mengetik porsi
kepemilikan sahamnya di PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia. Di
situ tertulis, BUMI memiliki 95% saham KPC dan 100% saham Arutmin. Padahal,
BUMI sudah menjual sebagian saham kedua perusahaan tersebut kepada Tata Power
pada 2008. Kini, BUMI hanya tinggal memiliki 13,6% saham KPC dan 70% saham
Arutmin.
Senior Vice President Hubungan Investor BUMI Dileep Srivastava mengakui
kekeliruan ini dan menyatakan kekeliruan itu murni hanya salah ketik. Itu
normal untuk laporan keuangan yang belum diaudit, kilah Dileep. Lagipula,
kesalahan itu tak mempengaruhi neraca keuangan BUMI.
Sumber : Rizki Caturini KONTAN
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!