GALERI NASIONAL INDONESIA Jl. Medan merdeka Timur 14 Jakarta 10110 Tel (021) 34833954, 34833955, 3813021 Fax (021) 3813021 www.gni.or.id email : [EMAIL PROTECTED] ___________________________________________
A M B U L A N C E FESTIVAL PERFORMANCE ART INDONESIA "Nasionalisme Indonesia" 23 - 24 September 2005 Festival Performance Art Indonesia - AMBULANCE, sebagai representasi terakhir situasi sosial di Indonesia maupun dunia di mana banyak muncul problem sosial yang berhubung dengan kekerasan (bom - konflik bersenjata), ditambah bencana alam (tsunami dan bencana alam lain, menandai rusaknya iklim bumi), saat itu ambulans meraung-raung hilir mudik bagaikan sebuah aksi sosial, politik, budaya di ruang manapun. AMBULANCE sebagai nama festival: 1). Ada peristiwa sosial / bencana alam: ada korban, pelaku, saksi, di ruang privat / publik. 2). Ada aksi: pengemudi, mobil, sirine, dokter, perawat, peralatan medis. 3). Ada media massa dan pemirsa. Sementara budaya urban pop global yang gemerlap dan berwarna-warni tampil menyelimuti nafas hidup kita sehari-hari. AMBULANCE sebagai nama festival tidak berarti karya-karya yang tampil harus hitam putih, an sich, artinya harus ada peristiwa / bencana, harus ada korban, tentu tidak, namun Ambulance sebagai imajinasi multi interpretasi dari peristiwa-peristiwa sosial sekitar kita, sebagai imaginasi baru untuk nama festival performance art. TEMA; Nasionalisme Indonesia, berbanding terbalik dengan patriotisme dan nasionalisme masa setelah perang kemerdekaan hingga akhir 60-an, semua produk barat (musik dan lain-lain) dibakar, dilarang berambut panjang, bersumpah hanya ada satu nama Indonesia untuk bahasa, bangsa, nusa. Namun setelah modernisasi dan globalisasi memunculkan budaya urban di mana semua orang ingin berpindah dan bekerja di kota, desa-desa berubah menjadi kota, hutan digunduli (dibakar untuk bisnis orang tertentu), sungai kotor dengan sampah industri, banjir setiap tahun dan polusi udara, bumi tambah panas, orang seperti berlomba-lomba ingin mirip dengan apa yang dilihat di TV (replika TV luar terutama barat / Amerika.) Beberapa bagian wilayah Indonesia seperti Aceh, Papua, Ambon, (maupun Timor Timur yang sudah merdeka) ada bibit-bibit pemberontakan untuk lepas dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), ada apa dengan nasionalisme? Apa karena semata-mata mereka tidak makmur dan cenderung dieksploitasi saja sumber alamnya tanpa berbagi dengan orang lokal, kemudian mereka hanya menjadi daerah pemasaran dan menjadi tenaga kerja murah untuk produksi tertentu? Artinya di sini naionalisme menjadi tidak penting, yang lebih penting adalah modal, kemakmuran, pekerjaan, kehidupan yang layak. Dalam level perdebatan yang lain (lebih jauh) nasionalisme hanya alat yang dipinjam oleh negara, investor, IMF dan World Bank atas nama pembangunan, posisi masyarakat asli menjadi media palsu atas nama nasionalisme. Bagaimana anak muda Indonesia disebut sebagai anak nongkrong MTV, nasionalisme di sini akan dibilang "hari gini ngomong nasionalisme ?", intinya nasionalisme hedon pop, musik, film, fashion, pergaulan yang paling menjanjikan untuk dibilang pop gaul internasional itulah yang diminati. Pasar pop seolah-olah menjadi agama baru, patriotisme baru, nasionalisme baru. Orang akan merasa bahagia apabila selalu bisa membeli/mengganti produk yang lama dengan produk terbaru yang ngepop di pasaran, ini iman terbaru apabila dilihat dalam konteks religi, orang beriman kepada pasar untuk tetap bahagia, pasar pop urban global adalah "nasionalisme" baru kita. Jadwal: 22 September 2005 jam 15.00 Konferensi Press 23 September 2005 jam 14.00 Pembukaan Festival jam 14.30 - 18.00 Performance Art jam 18.00 - 19.30 Break jam 19.30 - selesai Performance Art 24 September 2005 jam 11.00 - selesai Pemutaran Video dan Diskusi Performance Art Performance artist : Agus Jolly (Jakarta,Indonesia) "Renungan Karya-karyaku dan Barak Penitipan Sepeda" H.I.R.E. (Jakarta,Indonesia) "911" Yoyo Yogasmana (Bandung, Indonesia) "Krisis (The Reflection) " Ferial Affif (Bandung, Indonesia) "Human Rights" Angga Wedhaswara (Bandung, Indonesia) "Hedonism Fitish" Ely Andra (Jogjakarta, Indonesia) "Rebonding Addicted #2 (tribute to kosmopoplithicum urban)" Ronald Apriyan (Jogjakarta, Indonesia) "Kita yang Tergantung" Iwan Wijono (Jogjakarta, Indonesia) "Mr. Saman :'Microsoft, Mc Donald, MTV?'" Choiri (Solo, Indonesia) "Ambiguitas" Guest Performance Artist : Jane Jin Kaisen (Copenhagen, Denmark) "Muted - Pertukaran Hati atau Transformasi Es ke dalam Air" Huang Min Chi (Taipei, Taiwan) "Untitled" Arahmaiani (Jogjakarta, Indonesia- Berlin, Germany) "Kami Tidak Lapar" (contact person Iwan Wijono mobile +628122767607 email: [EMAIL PROTECTED]) Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama PerformanceKlub, Galeri Nasional (Jakarta) dan Yayasan Seni Cemeti (Yogyakarta). _________________________________________________________________ Don't just search. Find. Check out the new MSN Search! http://search.msn.com/ ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/FsyolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/pakarti/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/