Rahima <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Da Sutan, tolong aja FWDkan email ini ke RN, karena saya tau banyak yang kangen sama tulisan saya. Tp saya tetap akan tidak masuk jd anggota RN, semua untuk menghindari perdebatan/diskusi, sehingga yang tua-tua jd keluar gara-gara saya.(ini aja penyebab saya keluar, ngak lebih dari itu).
Kasihan, lebih baik saya yang muda mengalah. Itu saja penyebabnya, bukan karena saya merajuk seperti yang saya dengar dari informasi teman yang disampaikan kesaya. Salah sekali dugaan orang semacam itu pada saya, masak gampang sekali saya merajuk sama orang, merajuk sama suamilah...itu merajuk manja namanya..atau saya lemah dalam berdakwah, patah semangat...tanggapan yg lebih salah lagi. Saya hanya mengalah saja dengan yang lebih tua dari saya. Demi Allah, tidak lebih dari itu alasannya, karena saya baru dengar informasi yg disampaikan ke japri saya. Jangan salah duga dengan saya. Namanya rahima, ia akan tetap memiliki prinsip dalam hidupnya, ia akan selalu tegas dalam masalah agama, hanya saja ia masih memiliki hati dan perasaan, masih bisa mengalah.Itu aja koq. Hmm...manusia..manusia..sukanya berpraduga yang enggak-enggak ke orang lain, kapan sih dihilangkan sikap suudzhan itu..? Terimakasih da Sutan. Wassalamu'alaikum. Rahima.(37thn). Indonesia, surga dunia bagi saya. Bismillahirrahmaanirrahiim. Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakaatuhu. Lama sudah saya ngak menulis, semenjak pulang awal Juni yang lalu. Pulang kampung ke Indonesia, terasa sekali Indonesia adalah surganya dunia. Baik ditinjau dari sisi geografis, cuaca apalagi kekayaan alamnya. Makanan melimpah ruah. Hidup di Indonesia seakan-akan hidup di surga dunia, syaratnya cuman satu saja: "Asalkan banyak uangnya". Tidak banyak perubahan yang terjadi di Indonesia, kemajuan pembangunanya, biasa-biasa saja, tidak seperti di Negara Mesir dari 5 thn yang lampau, dengan sekarang perubahan itu cukup besar dan drastis, dan rasanya di Indonesia aman-aman saja, tidak seperti digencarkan dimedia massa. Alhamdulillah ketika saya pulang tidak ada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti penculikan, perkosaan dsbgnya. Ini saya katakan, karena sudah berapa kali saya pulang pergi antara BKT-Padang, Siantar, Medan, Jakarta Selatan-Jakarta pusat, dan semuanya dengan bis travel atau bis angkutan umum lainnya, jarang yang naik mobil sendiri antar kota itu, selalu bis angkotan umum, kalau antar propinsi memang naik pesawat, bukan karena banyak uang, tetapi karena efesiensi waktu, tenaga juga hemat biaya, kalau dipikir-pikir bila naik bis, akan makan waktu, tenaga, uang untuk makan dijalan, keamanan, belum lagi hal-hal lainnya. Pernah satu kali, hari terakhir saya pulang pergi antara Bukittinggi dan Padang, saya kemalaman pulangnya, karena memang urusan di Bukittinggi memakan waktu yang cukup lama. Ingin menginap saja di Bukittinggi di rumah kanda Zulharbi, tapi ingat anak saya yang kecil ditinggal di Padang sama nenek dan pak/ibu uwonya. Malam bangun, ia akan kecarian ibunya, makanya bagaimanapun malamnya saya harus pulang juga hari itu. Alhamdulillah masih ada mobil travel yang ke Padang. Sampai di Padang sudah malam sekali, mana lampu mati hampir diseluruh Sumbar(rasanya), dan di Sumbar itu selama dua bulan saya disana, hampir tiap malam mati lampu, kadang sejam, dua jam, atau bahkan setengah jam, atau juga lebih dari tiga jam, ngak tentu. Saya sempat empotan jantung karena semua jalanan sangat gelap sekali dari A-Z. Sempat terbersit ketakutan juga, tetapi perasaan di dalam mobil banyak penumpangnya(7 orang), jadi ada ketenangan sedikit. Saya menduga penumpang didalam mobil itu akan turun di macam-macam lokasi, jadi saya bisa minta diturunkan lebih dahulu, di lokasi "Alai". Karena jalanan gelap, saya ngak tahu sedang berada dimana sekarang?. Ketika penumpang akan diturunkan di lokasi Jati, dibelakang RS Djamil, saya mengira yang diturunkan hanya satu dua orang saja. Ternyata semua penumpang turun, tinggallah saya sendiri, dengan lokasi yang sepi, persawahan, gelap, ngak ada seorangpun disana, kecuali saya dan sopir. Kalaulah saya ngak kuat hati, mungkin saya sudah pingsan karena mati ketakutan, takut diperkosa pak sopir, takut dirampok, dibunuh dan segala pikiran lainnya. Ingat anak-anak masih kecil-kecil, ingat suami di Kairo, bagaimana kalau ia kehilangan istrinya yang selama ini sangat tergantung dengan kehadiran seorang istri, semua ada dibenak saya saat itu, pucat pasi badan gemetaran dan dingin sekali. Saya baca ayat-ayat AlQuran dalam hati, ternyata pak sopirnya seorang yang baik, beliau Tanya, : " Mbak mau kemana "? Saya bilang ke Alai. Ia antarkan saya kesana, dalam suasana yang juga masih gelap, lama sekali lampunya mati. Ketika sampai dipasar Alai, ia bilang " Mbak, kita sudah sampai di pasar Alai, mbak mau diturunkan dimana?". " Oh iyah..kedepan dikit lagi, dekat jual minyak bensin itu". Akhirnya setelah sampai dekat rumah saya kasih ia uang tambahan. Ongkos Rp,15.000, saya kasih Rp 5.000. Alhamdulillahirabbali 'alaamin. Kalau say abaca-baca dimedia massa, kalau sudah tempat sepi, apalagi gelap begitu, banyak sekali penumpang yang dilarikan, diculik, diperkosa, dibunuh dsbgnya, ternyata kenyataan yang saya alami ketika pulang tidaklah seseram itu Indonesia, tanah airku, surga dunia, asalkan banyak duitnya, Indonesia adalah surga dunia. Saya berani katakan Indonesia surga dunia, karena saya sudah lama hidup dinegara lain. Lantas kenapa saya ngak pulang saja ke Indonesia, hidup di Indonesia saja, kalau ia surga dunia, bukankah masing-masing manusia ingin hidup di surga? Alasannya cuman satu saja, di Indonesia uangnya dikit, alamnya kaya raya, tetapi ngak tau kemana larinya uang itu, koq susah cari uang, belum mapan keuangan, anak sudah banyak, kalau belum berumahtangga atau anak masih satu, ngak jadi masalah, dimulai hidup dari Nol, di Indonesia. Ini anak sudah keburu banyak, mau dikasih makan apa, disekolahkan pakai apa, biaya sekolah saja tinggi sekali di Indonesia itu, ngak semacam Mesir banyak gratisnya, dari SD-Kuliyah (S1-S3). Kalau banyak uang di Indonesia itu atau katakanlah cukup uang untuk hidup, sangat nikmat dan damai hidup di Indonesia, ketimbang dinegara lain, khususnya Negara Arab, lebih khusus lagi Negara Mesir. Walau Mesir sangat aman, keluar malam jam satu aman saja, sampai pagi lampu akan hidup terus, ramai, ngak pernah kekurangan air, walau katanya negeri padang pasir, tapi air banyak saja, jalan sendirian malam-malam, ngak ada yang ganggu, kehidupan sudah seperti di Eropah, semua serba mesin, listrik, ngak capek-capek kalau jadi ibu RT, sebab semua serba mesin. Tetapi seperti kata pepatah, hujam emas di negeri orang, hujan batu dinegeri sendiri, namun masih enak dinegeri sendiri. Wassalamu'alaikum. Rahima(37thn) __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com -------------------------------------------------------------- Website: http://www.rantaunet.org ========================================================= * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages dengan tetap harus terdaftar di sini. -------------------------------------------------------------- UNTUK DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply - Besar posting maksimum 100 KB - Mengirim attachment ditolak oleh sistem =========================================================