Tolong dibaca aturan di footer dibawah
--------------------------------------

KAUM NABI LUTH DAN KOTA YANG DIJUNGKIRBALIKKAN
Oleh Harun Yahya
"Kaum   Luth   pun   telah   mendustakan   ancaman-ancaman  (Nabinya).
Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa
batu-batu  (yang  menimpa  mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami
selamatkan  di  waktu  sebelum  fajar menyingsing, sebagai nikmat dari
Kami.   Demikianlah  Kami  memberi  balasan  kepada  orang-orang  yang
bersyukur.  Dan  sesungguhnya  dia  (Luth) telah memperingatkan mereka
akan  azab-azab  Kami,  maka  mereka mendustakan ancaman-ancaman itu."
(QS. Al Qamar, 54: 33-36) !
Luth hidup semasa dengan Ibrahim. Luth diutus sebagai rasul atas salah
satu  kaum tetangga Ibrahim. Kaum ini, sebagaimana di-utarakan oleh Al
Quran, mempraktikkan perilaku menyimpang yang belum dikenal dunia saat
itu,  yaitu  sodomi.  Ketika  Luth  menyeru  mereka untuk menghentikan
penyimpangan  tersebut  dan  menyampai-kan  peringatan  Allah,  mereka
mengabaikannya,  mengingkari kenabi-annya, dan meneruskan penyimpangan
mereka.  Pada  akhirnya  kaum  ini  dimusnahkan  dengan  bencana  yang
mengerikan.
Kota  kediaman Luth, dalam Perjanjian Lama disebut sebagai kota Sodom.
Karena   berada   di  utara  Laut  Merah,  kaum  ini  diketahui  telah
di-hancurkan  sebagaimana  termaktub dalam Al Quran. Kajian arkeologis
mengungkapkan  bahwa  kota  tersebut  berada di wilayah Laut Mati yang
terbentang memanjang di antara perbatasan Israel-Yordania.
Sebelum  mencermati  sisa-sisa  dari  bencana  ini, marilah kita lihat
mengapa   kaum   Luth  dihukum  seperti  ini.  Al  Quran  menceritakan
bagai-mana Luth memperingatkan kaumnya dan apa jawaban mereka:
"Kaum  Luth  telah  mendustakan  rasulnya, ketika saudara mereka Luth,
berkata  kepada  mereka,  "Mengapa kamu tidak bertakwa?". Sesungguhnya
aku  adalah  seorang  rasul  kepercayaan  (yang diutus) kepadamu, maka
bertakwalah  kepada  Allah  dan  taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali
tidak  minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah
dari  Tuhan  semesta  alam.  Mengapa  ka-mu mendatangi jenis lelaki di
antara manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan Tuhanmu
untukmu,  bahkan  kamu adalah orang-orang yang melampaui batas. Mereka
menjawab "Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar
kamu  termasuk  orang  yang  diusir".  Luth  berkata 'Sesungguhnya aku
sangat  benci kepada perbuatanmu '." (QS. Asy-Syu'araa', 26: 160-168 )
!
Sebagai  jawaban  atas  ajakan  ke  jalan yang benar, kaum Luth justru
mengancamnya.  Kaumnya  membenci Luth karena ia menunjuki mereka jalan
yang  benar,  dan  bermaksud  menyingkirkannya  dan  orang-orang  yang
beriman  bersamanya. Dalam ayat lain, kejadian ini dikisahkan se-bagai
berikut:
"Dan  (Kami  juga  telah  mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah )
tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan
faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia
ini)   sebelummu?".   Sesungguhnya   kamu   mendatangi   lelaki  untuk
melampiaskan  nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu
ini  adalah  kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya
mengatakan:  "Usirlah  mereka  (Luth dan para pengikutnya) dari kotamu
ini,   sesungguhnya   mereka   adalah  orang-orang  yang  berpura-pura
mensucikan diri ." (QS. Al A'raaf, 7: 80-82) !
Luth  menyeru  kaumnya  kepada  sebuah kebenaran yang begitu nyata dan
memperingatkan  mereka  dengan  jelas, namun kaumnya sama sekali tidak
mengindahkan peringatan macam apa pun dan terus menolak Luth dan tidak
mengacuhkan azab yang telah ia sampaikan kepada mereka:
"Dan  (ingatlah)  ketika  Luth  berkata kepada kaumnya: "Sesungguh-nya
kamu  benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang sebelumnya
belum pernah dikerjakan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu".
Apakah   sesungguhnya   kamu   mendatangi   laki-laki,  menyamun,  dan
mengerjakan  kemungkaran  di  tempat-tempat pertemuanmu?" Maka jawaban
kaumnya  tidak  lain hanya menga-takan: "Datangkanlah kepada kami azab
Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar." ( QS. Al 'Ankabuut,
29: 28-29) !
Karena   menerima   jawaban  sedemikian  dari  kaumnya,  Luth  meminta
pertolongan kepada Allah.
"Ia  berkata: "Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas
kaum yang berbuat kerusakan itu." (QS. Al 'Ankabuut, 29: 30) !
"Ya  Tuhanku,  selamatkanlah  aku  beserta  keluargaku  dari  (akibat)
perbuatan yang mereka kerjakan." ( QS. Asy-Syu'araa', 26:169) !
Atas  doa  Luth  tersebut, Allah mengirimkan dua malaikat dalam wu-jud
manusia.  Kedua  malaikat  ini mengunjungi Ibrahim sebelum menda-tangi
Luth.  Di  samping membawa kabar gembira kepada Ibrahim bahwa istrinya
akan  melahirkan  seorang  jabang  bayi, kedua utusan itu menjelas-kan
alasan pengiriman mereka: Kaum Luth yang angkara akan dihan-curkan:
"Ibrahim bertanya, "Apakah urusanmu hai para utusan?" Mereka menjawab,
"Sesungguhnya  kami  diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), agar
kami  timpakan  kepada  mereka batu-batu dari tanah yang (keras), yang
ditandai  di  sisi  Tuhanmu  untuk  (membi-nasakan)  orang-orang  yang
melampaui batas." (QS. Adz-Dzaariyaat, 51: 31-34) !
"Kecuali  Luth  beserta  pengikut-pengikutnya.  Sesungguhnya Kami akan
menyelamatkan mereka semuanya, kecuali istrinya. Kami telah menentukan
bahwa   sesungguhnya  ia  itu  termasuk  orang-orang  yang  tertinggal
(bersama-sama dengan orang kafir lainnya)." (QS. Al Hijr, 15: 59-60) !
Setelah  meninggalkan  Ibrahim,  para  malaikat  yang  dikirim sebagai
utusan  lalu  mendatangi  Luth.  Karena  belum  pernah  bertemu utusan
sebe-lumnya,  Luth  awalnya  merasa khawatir, namun kemudian ia merasa
te-nang setelah berbicara dengan mereka.
"Dan  tatkala  datang  utusan-utusan  Kami (para malaikat) itu kepa-da
Luth,  dia  merasa  susah dan merasa sempit dadanya karena keda-tangan
mereka, dan dia berkata, "Inilah hari yang amat sulit." (QS. Huud, 11:
77) !
"Ia   berkata:   "Sesungguhnya  kamu  adalah  orang-orang  yang  tidak
di-kenal". Para utusan menjawab: "Sebenarnya kami ini datang kepa-damu
dengan  membawa  azab  yang  selalu  mereka dustakan. Dan ka-mi datang
kepadamu  membawa  kebenaran  dan  sesungguhnya kami betul-betul orang
yang   benar.  Maka  pergilah  kamu  di  akhir  malam  dengan  membawa
keluargamu,  dan  ikutilah  mereka dari belakang dan janganlah seorang
pun  di  antara kamu menoleh ke belakang dan teruskanlah perjalanan ke
tempat yang diperintahkan kepadamu". Dan Kami telah wahyukan kepadanya
(Luth)  perkara  itu, yaitu bah-wa mereka akan ditumpas habis di waktu
subuh." (QS. Al Hijr, 15 : 62-66) !
Sementara  itu,  kaum  Luth telah mengetahui bahwa ia kedatangan tamu.
Mereka  tidak  ragu-ragu  untuk  mendatangi tamu-tamu tersebut de-ngan
niat  buruk  sebagaimana  terhadap  yang lain-lain sebelumnya. Mere-ka
mengepung  rumah  Luth. Karena khawatir atas keselamatan tamunya, Luth
berbicara kepada kaumnya sebagai berikut:
"Luth  berkata:  "Sesungguhnya  mereka  adalah tamuku; maka jangan-lah
kamu  memberi  malu  (kepadaku),  dan  bertakwalah  kepada  Allah  dan
janganlah kamu membuat aku terhina." (QS. Al Hijr, 15 : 68-69) !
Kaum Luth menjawab dengan marah:
"Mereka   berkata:   "Dan   bukankah   kami   telah   melarangmu  dari
(me-lindungi) manusia." (QS. Al Hijr, 15: 70) !
Merasa bahwa ia dan tamunya akan mendapatkan perlakuan keji, Luth berkata: 
"Seandainya  aku  mempunyai  kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku
dapat  berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu akan aku lakukan)."
(QS. Huud, 11: 80) !
"Tamu"-nya  mengingatkannya  bahwa  sesungguhnya  mereka adalah utusan
Allah dan berkata:
"Para  utusan  (malaikat) berkata: "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah
utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan da-pat mengganggu
kamu,  sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut kamu di
akhir  malam  dan  janganlah  ada  seorang  pun  di  antara  kamu yang
tertinggal,  kecuali  istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang
menimpa  mereka  karena  sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka
ialah  di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat ?" (QS. Huud, 11
: 81) !
Ketika  kelakuan  jahat  warga kota memuncak, Allah menyelamatkan Luth
dengan perantaraan malaikat. Pagi harinya, kaum Luth dihancur-leburkan
dengan bencana yang sebelumnya telah ia sampaikan.
"Dan  sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya
(kepada  mereka),  lalu  Kami  butakan  mata  mereka,  maka rasakanlah
azab-Ku  dan  ancaman-ancaman-Ku.  Dan  sesungguhnya pada esok harinya
mereka ditimpa azab yang kekal." (QS. Al Qamar, 54: 37-38) !
Ayat yang menerangkan penghancuran kaum ini sebagai berikut :
"Maka  mereka  dibinasakan  oleh  suara keras yang mengguntur, keti-ka
matahari  akan  terbit.  Maka  kami  jadikan  bahagian  atas  kota itu
terbalik  ke  bawah  dan  Kami hujani mereka dengan batu belerang yang
keras.  Sesungguhnya  pada  yang  demikian  itu  terdapat  tanda-tanda
(kebesaran  Kami)  bagi orang-orang yang meperhatikan tanda-tanda. Dan
sesungguhnya  kota  itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap
(dilalui manusia)." (QS. Al Hijr, 15: 73-76) !
"Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang
atas  ke  bawah  (Kami  balikkan), dan Kami hujani mereka dengan (batu
belerang)  tanah  yang terbakar secara bertubi-tubi, yang diberi tanda
oleh  Tuhanmu,  dan  siksaan  itu  tiadalah jauh dari orang-orang yang
zalim." (QS. Huud, 11: 82-83) !
"Kemudian  Kami  binasakan  yang  lain,  dan Kami hujani mereka dengan
hujan   (batu   belerang),  maka  amat  kejamlah  hujan  yang  menimpa
orang-orang  yang telah diberi peringatan itu. Sesungguh-nya pada yang
demikian  itu  benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. Dan adalah
kebanyakan   mereka   tidak   beriman.   Dan   sesung-guhnya  Tuhanmu,
benar-benar   Dialah  Yang  Mahaperkasa  lagi  Maha  Penyayang."  (QS.
Asy-Syu'araa', 26: 172-175) !
Ketika  kaum  tersebut  dihancurkan,  hanya Luth dan pengikutnya, yang
tidak  lebih  dari  "sebuah  keluarga",  yang diselamatkan. Istri Luth
sendiri juga tidak percaya, dan ia juga dihancurkan.
"Dan (Kami juga yang telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah)
tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan
faahisyah  itu,  yang  belum  pernah  dikerja-kan oleh seorang pun (di
dunia  ini)  sebelumnya?".  Sesungguhnya  kamu mendatangi lelaki untuk
melepaskan  nafsumu  (kepada mere-ka), bukan kepada wanita, malah kamu
ini  adalah kaum yang me-lampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya
mengatakan:  "Usirlah  mereka  (Luth  dan  pengikut-pengikutnya)  dari
kotamu  ini;  sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura
me-nyucikan     diri".    Kemudian    Kami    selamatkan    dia    dan
pengikut-pengi-kutnya  kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang
tertinggal  (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu
belerang),  maka  perhatikanlah  bagaimana  kesudahan orang-orang yang
memperturutkan dirinya dengan dosa dan kejahatan itu." (QS. Al A'raaf,
7: 80-84) !
Demikianlah,   Nabi   Luth  diselamatkan  bersama  para  pengikut  dan
keluarganya, kecuali istrinya. Sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian
Lama,  ia  (Luth)  berimigrasi  bersama Ibrahim. Akan halnya kaum yang
sesat  itu,  mereka  dihancurkan  dan  tempat tinggal mereka diratakan
de-ngan tanah.
"Tanda-Tanda yang Nyata" di Danau Luth 

Pandangan dari atas gunung-gunung di sekitar danau Luth 
Ayat  ke-82  Surat  Huud  dengan  jelas menyebutkan jenis bencana yang
menimpa kaum Luth. "Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri
Kaum  Luth  itu  yang  atas  ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani
mereka   dengan   (batu   belerang)   tanah   yang   terbakar   secara
bertubi-tubi."
Pernyataan  "menjungkirbalikkan  (kota)"  bermakna  kawasan  terse-but
diluluhlantakkan  oleh  gempa  bumi  yang  dahsyat. Sesuai dengan ini,
Danau Luth, tempat penghancuran terjadi, mengandung bukti "nyata" dari
bencana tersebut.
Kita  kutip  apa  yang  di-katakan  oleh ahli arkeologi Jerman bernama
Werner Keller, sebagai berikut:
Bersama  dengan  dasar dari retakan yang sangat lebar ini, yang persis
me-lewati  daerah  ini,  Lembah  Siddim,  termasuk Sodom dan Gomorrah,
dalam  sa-tu  hari terjerumus ke ke-dalaman. Kehancuran mereka terjadi
melalui  se-buah  peristiwa gempa bu-mi dahsyat yang mung-kin disertai
dengan letus-an, petir, keluarnya gas alam serta lautan api.13

Foto-foto Danau Luth yang diambil dari satelit.  
Malahan,  Danau  Luth,  atau  yang  lebih  dikenal  dengan  Laut Mati,
ter-letak  tepat  di  puncak suatu kawasan seismik aktif, yaitu daerah
gempa bumi:
Dasar  dari  Laut  Mati  berdekatan  dengan runtuhan yang berasal dari
peristi-wa  tektonik.  Lembah  ini  terletak pada sebuah tegangan yang
merentang  antara  Danau  Taberiya  di  Utara  dan tengah-tengah Danau
Arabah di Selatan.14
Peristiwa  tersebut  dilukiskan dengan "Kami menghujani mereka de-ngan
batu  belerang  keras  sebagaimana  tanah  liat  yang  terbakar secara
bertubi-tubi"  pada  bagian  akhir  ayat.  Ini  semua  mungkin berarti
letusan  gunung  api  yang terjadi di tepian Danau Luth, dan karenanya
cadas  dan  batu  yang  meletus  berbentuk "terbakar" (kejadian serupa
diceritakan  da-lam  ayat ke-173 Surat Asy-Syu'araa' yang menyebutkan:
"Kami  menghu-jani  mereka (dengan belerang), maka amat kejamlah hujan
yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu.")
Berkaitan dengan hal ini, Werner Keller menulis :
Pergeseran  patahan  membangkitkan tenaga vulkanik yang telah tertidur
lama sepanjang patahan. Di lembah yang tinggi di Jordania dekat Bashan
masih  terdapat  kawah yang menjulang dari gunung api yang sudah mati;
bentangan  lava  yang  luas  dan  lapisan  basal yang dalam yang telah
terdeposit pada permukaan batu kapur.15
Sebuah ilustrasi yang menunjukkan letusan gunung berapi dan keruntuhan
yang mengikutinya, yang memusnahkan seluruh kaum.
Lava  dan lapisan basal merupakan bukti terbesar bahwa letusan gu-nung
api  dan  gempa  bumi  pernah terjadi di sini. Bencana yang dilukiskan
dengan  ungkapan  "Kami  menghujani  mereka dengan batu belerang keras
sebagaimana  tanah  liat  yang  terbakar secara bertubi-tubi" dalam Al
Quran  besar  kemungkinan menunjuk letusan vulkanis ini, dan Allah-lah
Yang  Mahatahu.  Ungkapan  "Ketika  firman  Kami  telah terbukti, Kami
jungkir-balikkan (kota)", dalam ayat yang sama, mestilah menunjuk pada
gempa  bumi  yang  meng-akibatkan letusan gunung api di atas permukaan
bu-mi  dengan  akibat  yang dahsyat, serta retakan dan reruntuhan yang
diaki-batkannya, dan hanya Allah yang mengetahui kebenarannya.
"Tanda-tanda  nyata"  yang  disampaikan  oleh  Danau Luth tentu sangat
menarik. Umumnya, ke-jadian yang diceritakan dalam Al Quran terjadi di
Timur  Tengah,  Jazirah  Arab, dan Mesir. Tepat di tengah-tengah semua
ka-wasan ini terletak Danau Luth. Danau Luth, serta sebagian peristiwa
yang terjadi di sekitarnya, pa-tut mendapat perhatian secara geologis.
Danau  tersebut  diperkirakan berada 400 meter di bawah permukaan Laut
Tengah.  Karena lokasi ter-dalam dari danau tersebut adalah 400 meter,
dasarnya  berada  di keda-laman 800 meter di bawah Laut Tengah. Inilah
titik  yang  terendah  di  seluruh permukaan bumi. Di daerah lain yang
lebih  rendah  dari  permu-kaan  laut,  paling dalam adalah 100 meter.
Sifat  lain  dari  Danau  Luth  adalah  kandungan garamnya yang sangat
tinggi,  kepekatannya  hampir mencapai 30%. Oleh karena itu, tidak ada
organisme  hidup,  semacam  ikan atau lumut, yang dapat hidup di dalam
danau   ini.   Hal   inilah   yang   menyebabkan   Danau   Luth  dalam
literatur-literatur Barat lebih sering disebut sebagai " Laut Mati".
Kejadian  yang  menimpa  kaum  Luth,  yang  disebutkan  dalam Al Quran
berdasarkan  perkiraan  terjadi  sekitar  1.800  SM.  Berdasarkan pada
penelitian  arkeologis  dan  geologis,  peneliti  Jerman Werner Keller
mencatat  bahwa  kota  Sodom  dan Gomorah benar-benar berada di lembah
Siddim yang merupakan daerah terjauh dan terendah dari Danau Luth, dan
bahwa pernah terdapat situs yang besar dan dihuni di daerah itu.
Karakteristik  paling  menarik  dari  struktur Danau Luth adalah bukti
yang menunjukkan bagaimana peristiwa bencana yang diceritakan dalam Al
Quran terjadi:
Pada  pantai  timur  Laut  Mati, semenanjung Al Lisan menjulur seperti
lidah  jauh ke dalam air. Al Lisan berarti "lidah" dalam ba-hasa Arab.
Dari  daratan  tidak  tampak bahwa tanah berguguran di bawah permukaan
air  pada  su-dut yang sangat luar biasa, me-misahkan laut menjadi dua
ba-gian.  Di  sebelah  kanan  semenan-jung, lereng menghunjam tajam ke
kedalaman  1200  kaki. Di sebe-lah kiri semenanjung, secara luar biasa
kedalaman air tetap dang-kal. Penelitian yang dilakukan beberapa tahun
terakhir  ini menunjukkan bahwa kedalam-annya hanya berkisar antara 50
-  60  kaki.  Bagian dangkal yang luar biasa dari Laut Mati ini, mulai
dari  semenanjung  Al  Lisan  sampai  ke ujung paling Selatan, dulunya
merupakan Lembah Siddim.16
Werner  Keller  menenggarai  bahwa bagian dangkal ini, yang ditemu-kan
terbentuk  belakangan,  merupakan  hasil  dari gempa bumi dahsyat yang
telah  disebutkan  di atas. Di sinilah Sodom dan Gomorah berada, yakni
tempat kaum Luth pernah hidup.
Suatu  ketika,  daerah ini dapat dilintasi dengan berjalan kaki. Namun
sekarang,  Lembah  Siddim, tempat Sodom dan Gomorah dahulunya ber-ada,
ditutupi   oleh   permukaan   datar  bagian  Laut  Mati  yang  rendah.
Ke-runtuhan dasar danau akibat bencana alam mengerikan yang terjadi di
awal  alaf  kedua  sebelum  Masehi  mengakibatkan air garam dari utara
mengalir  ke rongga yang baru terbentuk ini dan memenuhi lembah sungai
dengan air asin.
Jejak-jejak  Danau  Luth  dapat  terlihat.... Jika seseorang bersampan
me-lintasi  Danau  Luth  ke  titik  paling  utara  dan matahari sedang
bersinar  pada  arah  yang  tepat,  maka  ia akan melihat sesuatu yang
sangat  me-nakjubkan.  Pada  jarak  tertentu  dari  pantai  dan  jelas
terlihat  di bawah permukaan air, tampaklah gambaran bentuk hutan yang
diawetkan  oleh  kandungan  garam Laut Mati yang sangat tinggi. Batang
dan  akar  di  bawah  air yang berwarna hijau berkilauan tampak sangat
kuno.  Lembah  Siddim,  di  mana  pepohonan ini dahulu kala bermekaran
daunnya  menutupi  batang  dan  ranting  merupakan  salah  satu tempat
terindah  di  daerah ini. Aspek mekanis dari bencana yang menimpa kaum
Luth  diungkapkan  oleh  para  peneliti  geologi. Mereka mengungkapkan
bahwa  gempa  bumi yang menghancurkan kaum Luth terjadi sebagai akibat
rekahan  yang  sangat  panjang  di  dalam  kerak  bumi (garis patahan)
sepan-jang  190  km  yang  membentuk  dasar  sungai  Sheri'at.  Sungai
Sheri'at  membuat air terjun sepanjang 180 meter keseluruhannya. Kedua
hal ini dan fakta bahwa Danau Luth berada 400 meter di bawah permukaan
laut  adalah  dua  bukti  penting  yang  menunjukkan  bahwa  peristiwa
geologis yang sangat hebat pernah terjadi di sini.
Sisa-sisa  dari kota yang terkubur ke dalam danau, ditemukan di tepian
danau.  Peninggalan  ini  menunjukkan  bahwa  kaum Luth telah memiliki
standar hidup yang cukup tinggi.
Struktur  Sungai  Sheri'at dan Danau Luth yang menarik hanya merupakan
sebagian  kecil  dari re-kahan atau patahan yang melintas dari kawasan
bumi  tersebut.  Kon-disi  dan  panjang  rekahan  ini  baru  ditemukan
akhir-akhir ini.
Rekahan  tersebut  berawal  da-ri  tepian Gunung Taurus, meman-jang ke
pantai selatan Danau Luth dan berlanjut melewati Gurun Arabia ke Teluk
Aqaba  dan  terus  melintasi  Laut  Merah, dan ber-akhir di Afrika. Di
sepanjangnya  teramati  kegiatan-kegiatan  vulkanis  yang kuat. Batuan
basal  hitam  dan  lava  terdapat  di Gunung Galilea di Israel, daerah
dataran tinggi Yordan, Teluk Aqaba, dan daerah sekitarnya.
Seluruh  reruntuhan  dan  bukti  geografis  tersebut  menunjukan bahwa
bencana  geologis  dahsyat pernah terjadi di Danau Luth. Werner Keller
menulis:
Bersama  dengan  dasar dari retakan yang sangat lebar ini, yang persis
me-lewati  daerah  ini,  Lembah  Siddim,  termasuk Sodom dan Gomorrah,
dalam  satu  hari  terjerumus  ke kedalaman. Kehancuran mereka terjadi
melalui  sebu-ah  peristiwa  gempa  bumi dahsyat yang mungkin disertai
dengan letusan, petir, keluarnya gas alam serta lautan api. Pergeseran
patahan  membang-kitkan  tenaga  vulkanik  yang  telah  tertidur  lama
sepanjang  patahan.  Di  lembah  yang  tinggi di Jordania dekat Bashan
masih  terdapat  kawah yang menjulang dari gunung api yang sudah mati;
bentangan  lava  yang  luas  dan  lapisan  basal yang dalam yang telah
terdeposit pada permukaan batu kapur.17
National Geographic edisi Desember 1957 menyatakan sebagai berikut: 
Gunung  Sodom,  tanah  gersang  dan tandus muncul secara tajam di atas
Laut  Mati. Belum pernah seorang pun menemukan kota Sodom dan Gomorrah
yang  dihancurkan, namum para akademisi percaya bahwa mereka berada di
lembah  Siddim  yang melintang dari tebing terjal ini. Kemungkinan air
bah dari Laut Mati menelan mereka setelah gempa bumi.18
Pompei Berakhir Serupa

Al  Quran  memberi  tahu  kita  dalam  ayat  berikut  bahwa  tidak ada
perubahan dalam hukum Allah.
"Dan  mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuatnya sumpah;
sesungguhnya  jika  datang  kepada  mereka seorang pemberi peringatan,
niscaya  mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat
(yang  lain).  Tatkala  datang  kepada mereka pemberi peringatan, maka
kedatangannya  itu  tidak  menambah  kepada  mere-ka,  kecuali jauhnya
mereka  dari (kebenaran), karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan
karena  rencana  (mereka)  yang jahat. Ren-cana itu tidak akan menimpa
selain  orang  yang  merencanakannya  sendiri.  Tiadalah  yang  mereka
nanti-nantikan   melainkan  (berlaku-nya)  sunnah  (Allah  yang  telah
berlaku)  kepada  orang-orang  yang  ter-dahulu. Maka sekali-kali kamu
tidak  akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah." (QS. Faathir, 35:
42-43) !
Ya,  "tidak  akan  ditemukan perubahan dalam sunnah Allah". Siapa pun,
yang menentang hukum-Nya dan memberontak terhadap-Nya, akan menghadapi
hukum  suci  yang  sama. Pompei, sebuah simbol keme-rosotan Kekaisaran
Romawi,  juga melakukan perilaku seksual menyim-pang. Kesudahannya pun
serupa dengan kaum Luth.
Kehancuran Pompei disebabkan oleh letusan gunung Vesuvius.
Gunung  Vesuvius  adalah  simbol  bagi  Italia,  terutama kota Naples.
Karena  berdiam  diri selama dua ribu tahun terakhir, Vesuvius dinamai
"Gunung Peringatan". Gunung ini dinamai demikian bukannya tanpa sebab.
Bencana  yang  menimpa  Sodom dan Gomorrah sangat mirip dengan bencana
yang menghancurkan Pompei.
Di  sebelah  kanan  Vesuvius terletak kota Naples dan di sebelah timur
terletak  Pompei.  Lava  dan  debu  dari letusan vulkanis dahsyat yang
terjadi  dua  alaf  yang lalu memerangkap warga kota tersebut. Bencana
tersebut terjadi begitu tiba-tiba, sehingga segala sesuatu di kota itu
terperangkap  di  tengah  kehidupan  sehari-hari dan hingga kini tetap
seperti apa adanya dua alaf yang lalu. Seolah waktu telah dibekukan.
Pemusnahan  Pompei  dari  muka  bumi dengan bencana seperti ini bu-kan
tanpa alasan. Catatan historis menunjukkan bahwa kota tersebut ada-lah
sarang  foya-foya  dan  perilaku  menyimpang.  Kota ini dikenal dengan
meningkatnya pelacuran begitu tinggi sampai-sampai jumlah rumah bordil
tidak  terhitung  lagi.  Tiruan  alat  kelamin  dalam  ukuran  aslinya
di-gantungkan  di depan pintu-pintu rumah bordil. Menurut tradisi yang
ber-akar  dari  kepercayaan Mithra ini, organ seksual dan persetubuhan
tidak   seharusnya   disembunyikan,   namun   diper-tontonkan   secara
terang-terangan.
Namun lava Vesuvius telah menyapu bersih seluruh kota dari peta dengan
seke-tika.  Segi  yang paling menarik dari peris-tiwa ini adalah bahwa
tidak  ada seorang pun melarikan diri walau demikian he-bohnya letusan
Vesuvius.  Sepertinya  me-reka  sama  sekali  tidak  menyadari bencana
tersebut,  seolah-olah  mereka sedang ter-kena mantra. Sebuah keluarga
yang  sedang  menyantap  makanan  mereka membatu saat itu juga. Banyak
pasangan  ditemukan  membatu  dalam keadaan se-dang berhubungan badan.
Hal  yang  pa-ling  menarik  adalah  bahwa terdapat pa-sangan berjenis
kelamin  sama  dan  pasang-an  muda-mudi  yang masih kecil. Wajah dari
beberapa  jasad  membatu yang digali dari Pompei tidak rusak, ekspresi
wajah-wajah tersebut pada umumnya menun-jukkan kebingungan.
Di  sinilah terdapat aspek yang paling tak terpahami dari bencana itu.
Bagaimana mungkin ribuan orang yang menunggu untuk dijemput maut tanpa
melihat dan mendengar apa pun?
Aspek   ini   menunjukkan   bahwa   musnahnya   Pompei   mirip  dengan
peristiwa-peristiwa  penghancuran  yang  disebutkan  dalam  Al  Quran,
karena  Al Quran secara jelas menyebutkan "pembinasaan yang tiba-tiba"
ketika  menceritakan  berbagai  peristiwa  itu. Sebagai contoh, "warga
kota"  yang  disebutkan  dalam  Surat  Yaasiin  mati  seketika  secara
bersamaan. Keadaan ini diceritakan dalam Surat Yaasiin ayat 29 sebagai
berikut:
"Tidak  ada  siksaan  atas  mereka  melainkan satu teriakan saja; maka
tiba-tiba mereka semuanya mati."
Dalam  ayat  31  Surat  Al  Qamar,  sekali lagi "pembinasaan seketika"
ditekankan ketika penghancuran kaum Tsamud dikisahkan:
"Sesungguhnya  Kami  menimpakan  atas  mereka  satu  suara  yang keras
mengguntur,  maka  jadilah  mereka seperti rumput-rumput ke-ring (yang
dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang."
Kematian    warga    kota    Pompei   terjadi   seketika   sebagaimana
peristiwa-peristiwa yang diceritakan pada ayat-ayat di atas.
Meskpun  demikian,  tidak  banyak  hal  yang  berubah di tempat Pompei
pernah  berdiri.  Daerah  Naples,  tempat  terjadinya kerusakan, tidak
meng-alami   yang  terjadi  di  daerah  Pompei  yang  tidak  bermoral.
Kepulauan  Capri  adalah  basis  bagi  kaum homoseksual dan kaum nudis
bertempat   tinggal.   Kepulauan   Capri  ditampilkan  sebagai  "surga
homoseksual"  da-lam  iklan pariwisata. Tidak hanya di kepulauan Capri
dan  di  Italia  saja, namun hampir di seluruh dunia kemerosotan moral
yang  sama  sedang  terjadi,  dan  manusia  tetap berkeras untuk tidak
mengambil pelajaran dari pengalaman mengerikan kaum-kaum terdahulu.

13-  Werner Keller Und die Bibel hat doch recht (The Bible as History;
a  Confirmation  of the Book of Books), New York: William Morrow, 1964
p. 75-76
14-  “Le Monde de la Bible”, Archeologie et Histoire, July-August 1993. 
15-  Werner Keller Und die Bibel hat doch recht (The Bible as History;
     a  Confirmation of the Book of Books), New York: William Morrow, 1964,
     p. 76
16- Ibid, pp. 73-74
17-  Ibid, pp. 75-76 
18- G. Ernest Wright, “Bringing Old Testament Times to Life”, National
Geographic, Vol. 112, December 1957, p.

© Harun Yahya Internasional 2004. 
Hak  Cipta  Terpelihara.  Semua  materi  dapat  disalin,  dicetak  dan
disebarkan dengan mencantumkan sumber situs web ini
[EMAIL PROTECTED]


 
____________________________________________________________________________________
Do you Yahoo!?
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
http://new.mail.yahoo.com

--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >100KB.
2. Email dengan attachment.
3. Email dikirim untuk banyak penerima.
================================================

Kirim email ke