Senin, 20 September 2004 Sumbar Menuju Lumbung Ternak http://republika.co.id/ASP/koran_detail.asp?id=173003&kat_id=45 Laporan : rul
Di Sumatera, Lampung merupakan provinsi dengan populasi ternak paling tinggi, disusul kemudian Sumbar. Di Sumbar saja populasi ternak besar (2003) mencapai 902.144 ekor. Kedua provinsi ini nyaris tidak bersaing di pasar karena segmen dan pasarnya berbeda-beda. Sumbar selain memasok daging kebutuhan sendiri juga menjualnya ke Riau, Jambi dan ke Sumut bagian selatan. Dari tahun ke tahun, kebutuhan terus meningkat. Jika tidak ada inovasi, maka diramalkan Sumbar akan keteter memenuhi kebutuhan daerah tetangga tersebut. Menurut Kadinas Peternakan Sumbar Surya Dharma Sabirin kepada Republika di Padang usai 17 Agustusan, sepanjang 2003 kebutuhan anak daging lokal maupun regional sangat besar. Hal ini nyaris berbanding terbalik dengan populasi ternak besar betina. Untuk sapi misalnya, jumlah kelahiran berkisar 120 ribu sampai 140 ribu ekor dalam setahun, sedangkan pemotongan mencapai sekitar 80 ribu/tahun, karena itu dipandang perlu penambahan populasi betina, sehingga tidak terjadi kegoncangan dalam persediaan sapi di daerah itu. Sepanjang 2003, Sumbar memerlukan 57.247 ekor sapi untuk dipotong. Sementara 23.458 ekor lainnya dikirim ke luar daerah. Untuk kerbau, Sumbar memerlukan 14.484 ekor dan menjualnya ke luar daerah sebanyak 8.634 ekor lainnya. Persoalannya, kata Surya Dharma, usaha peternakan di Sumbar berkembang sangat alami, kecuali untuk beberapa sentra yang dikelola secara profesional dengan bibit dapi impor dari Australia. Petani mengelola ternaknya dalam skala kecil dan belum merupakan mata pencaharian pokok. Menurut data terakhir, tercatat 230.978 KK yang memiliki ternak sapi atau kerbau. Jika dirata-ratakan, tiap KK nya mengelola 3 sampai 4 ekor sapi. Padahal, kemampuan satu KK bisa mengelola 15 - 20 ekor sapi. Bukan hanya kemampuan, tapi jika sudah 15 ekor, maka hal itu sudah menjadi satu bidang usaha yang menjanjikan. Surya yakin, sapi potong yang memiliki prospek cerah bisa menolong petani Sumbar yang hanya memiliki lahan pertanian yang sempit. Paling tidak di Sumbar terdapat sembilan pasar ternak. Terbesar pasar ternak Palangki di Sawahlunto/Sijunjung, kemudian Muaro Paneh, Solok, Dobok di Batusangkar, Garegeh di Bukittinggi serta sejumlah pasar ternak lainnya. Bahkan Palangki, merupakan satu dari lima pasar ternak terbesar di Sumatera Tengah. Selama ini, misalnya di Pesisir Selatan, ternak sapi dilepas begitu saja. Bahkan satu KK memiliki satusan sapi. Mereka tidak tahu lagi mana yang sapi orang, mana yang milik dia. Saking banyaknya, sapi berkeliaran di jalan beraspal, sehingga menganggun arus lalu lintas. Ada anekdot di Pesisir Selatan, "ikan teri di tarok di bawah bantal, tapi sapi dilepas begitu saja." Ini dimaksudkan untuk menggambarkan betapa banyaknya sapi di sana. Karena itu, menurut Surya prospek ternak sapi di daerah itu, sangat menjanjikan. Peluang masih terbuka lebar, petani masih berharap, Cuma saja, modal belum mengalir sebanyak yang diharapkan. Karena itulah perantau dimintai partisipasinya. Hasilnya Rp 16 miliar didapat, sebuah partisipasi paling nyata yang disumbangkan perantau selama ini. Disebut nyata, karena langsung menuju sasaran, yaitu pada individu masyarakat tidak mampu. Tidak hanya perantau, Departemen Koperasi juga mendatangkan 1200 ekor sapi ke Pariaman dan Sawahlunto Sijunjung. Bibit sapi itu didatangkan dari Australia. Yang di Pariaman misalnya, sapi tersebur dikelola oleh KUD. Sapi lantas menjadi milik anggota. Tiap anggota diwajibkan menanam rumput raja paling tidak setengah hektare. Rumput dibeli koperasi pada petani Rp 50/hektare. Beternak sapi, tidaklah merugi. Apalagi daging sapi bisa dioleh untuk berbagai bentuk makanan, seperti randang padang yang terkenal itu. Daging sapi mempunyai kandungan gizi yang cukup baik dibanding daging lainnnya. Setiap 100 gramnya mengandung 207 kalori, 18,8 gram protein, 14 gram lemak, 11 mg kalsium, 170 mg fosfor dan 2,8 mg besi. ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________