Assalamualaikum wr.wb : Ada yang menarik di Mimbar Agama Islam Koran Balipost hari ini , maka dari itu perkenankan saya mem "fordward" untuk sanak semua dipalanta ini guna menjadi renungan kita semua .
Wassalam : zul amry piliang di Jimbaran Bali Mimbar Islam - Wasil Abu Ali Taman yang tak hanya Dihiasi Tunas Wainnahu ladzikrun (l) laka waliqawmika wasawfa tus aluun. Adalah sesuatu yang menyejukkan hati dan layak disyukuri, manakala dicermati bahwa pertumbuhan Taman Pendidikan Alquran (TPQ) dalam tiga dasa warsa terakhir, telah berkembang sedemikian pesat di seluruh pelosok Tanah Air. Namun perkembangan itu belumlah cukup menggembirakan saat kita dihadapkan pada suatu fakta bahwa kalangan remaja dan orang dewasa masih jauh dari taman yang hanya disemarakkan oleh anak-anak itu. Begitu anak-anak kita memasuki usia SMP dan SMA, pendidikan Alquran yang mereka tekuni di TPQ, serta merta menjadi "mati langkah". Boleh dibilang hampir tidak ada lembaga TPQ yang secara khusus menampung kelanjutan pendidikan Alquran bagi para remaja kita, misalnya dengan memberikan materi pengantar Ilmu Tafsir Alquran. Kita pun maklum, masa remaja adalah masa yang sedemikian rentan terhadap berbagai pengaruh buruk pergaulan modern yang kian mengglobal itu. Kondisi memprihatinkan ini semakin diperparah oleh sikap sementara orang tua yang lebih mengutamakan pendidikan formal bagi anak-anaknya ketimbang pendidikan agama, khususnya pendidikan Alquran. Jika para pengelola TPQ dan kaum Muslimin tidak segera berupaya mengatasi problem langkanya pendidikan Alquran agar dimengerti dan diamalkan kalangan remaja, maka jangan heran apabila kelanjutan perjalanan hidup generasi penerus itu dalam kondisi jauh dari Alquran, jauh dari pedoman hidupnya dalam meraih kehidupan yang baik (hasanah) di dunia dan di akhirat. Di sisi lain, pendidikan Alquran untuk orang dewasa juga tidak kalah memprihatinkan. Tak jarang terjadi, perhatian dan tenaga orang dewasa dirampas oleh kesibukan sehari-hari dalam bekerja dan mengurus rumah tangga. Tetapi mestikah urusan dunia itu merampas habis diri kita, sehingga kita dalam kondisi sebagaimana dikeluhkan nabi, "Ya, Tuhkanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Alquran ini sesuatu yang tidak diacuhkan (Q.S. al-Furqan [25]: 30). Betapapun mesti disadari, bahwa kebahagiaan yang kita harapkan (di dunia dan di akhirat), sejatinya tidak akan pernah bisa digapai manakala kita tidak menggunakan pedoman (kitabullah) dalam meraihnya. Sedangkan pedoman itu, tentu saja mesti dipelajari dan dipahami. "Ini adalah sebuah kitab (Alquran) yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapatkan pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran," (Q.S. Shad [38]: 29). Sesungguhnyalah kita layak bersedih, manakala akal (pikiran) yang dianugerahkan Allah SWT kepada kita, hanya digunakan untuk memikirkan urusan dunia dan dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan hawa nafsu kita semata. Ujung-ujungnya, jangankan menyadari pentingnya mempelajari Alquran, berupaya mengkajinya pun "tak ada waktu". Padahal Kalamullah itu, sebagaimana dikutip dalam ayat di atas, diturunkan dengan maksud untuk memuliakan kita. "Sesungguhnya Alquran itu adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu, dan kelak kamu akan dimintai pertanggungan jawab," (Q.S. az-Zukhruf [43]: 44). Persoalannya adalah, tentu ironis apabila kita dengan "gagah" menolak untuk dimuliakan, yakni dengan cara enggan mempelajari firman-Nya. Jika keengganan itu masih saja mengental dalam diri kita, lalu dengan jawaban apa jika kita dimintai pertanggungjawaban dan ditanya soal hubungan kita dengan Alquran sewaktu hidup di dunia yang singkat ini? Pertanyaan itu, kelak tidak hanya dijawab oleh mulut kita, namun anggota badan kita pun akan berbicara (Q.S. 36: 65). Sangat mungkin apabila ditanya: "Apa kitabmu?" justru tangan akan menjawab: ''remote control," karena bukan kitabullah yang ditekuni, tapi televisi yang selalu dipelototi. Sudahkah kita menyiapkan diri untuk menghadapi pertanggung jawaban itu? Pertanggung jawaban dalam masalah yang satu ini, selain secara pribadi, juga secara kelompok (jam'iyyah). Karena itulah, sungguh suatu hal yang sangat penting apabila pengurus masjid maupun pengurus TPQ dan majelis ta'lim lainnya, memikirkan dan mengupayakan dengan serius penyediaan sarana pendidikan Alquran yang, tidak hanya untuk anak-anak, juga bagi remaja, maupun orang dewasa. Jangan biarkan taman-taman (TPQ) kita hanya dihiasi tunas-tunas (anak-anak) saja, tanpa dipelihara pertumbuhannya sebagaimana mestinya. Alangkah indahnya, jika taman-taman itu selain bertunas, juga semerbak dengan wangi bunga dan sarat dengan aneka buah yang ada --------------------------------- Do you Yahoo!? Yahoo! Search presents - Jib Jab's 'Second Term' ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________