Ass . wr , wb :

Betapa bermaknanya sebuah kalimat yang terdiri atas rangkaian kata-kata, sehingga ada yang menggambarkan bahwa aslinya kata-kata bisa lebih tajam dari pedang. Perumpamaan ini tentu tidak berlebihan, mengingat dari kata-kata pula sebuah perang yang sangat dahsyat biasanya berawal. Sebaliknya, berawal dari kata-kata jugalah sebuah perdamaian bisa dirajut kembali.

Dalam sehari, entah berapa banyak manusia di muka bumi ini yang kecewa, sakit hati karena kata-kata, dan entah berapa banyak yang berbahagia dengan hati yang berbunga-bunga karena kata-kata pula. Mengingat betapa pentingnya hubungan antara kata-kata dengan iman (yang diucapkan maupun yang dituliskan), maka Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadisnya yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Abu Hurairah, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaknya berkata benar atau diam."

Jangankan berkata dusta maupun bergunjing, yang jelas-jelas dilarang, bahkan berkata-kata yang sia-sia pun, sungguh layak dihindari. Perbincangan, juga perdebatan yang berkaitan dengan masalah politik maupun dunia hiburan, misalnya, manakala tidak dikendalikan dengan baik, maka akan bisa dengan mudah membawa kita terjebak dalam kesia-siaan. Bahkan bisa terjerumus dalam kemaksiatan jika disertai dengan umpatan, celaan dan hujatan. Harap disadari bahwa Alquran menginformasikan bahwa ciri hamba Allah yang baik adalah mereka yang menghindari perbuatan (termasuk perkataan) sia-sia (Q.S. 23: 3).

Akankah selama ini kita banyak melakukan perbuatan dan perkataan yang sia-sia? Bahkan kemaksiatan? Atau sebaliknya, justru banyak mengucapkan kata-kata yang baik atau kalimah toyyibah? Tentu saja diri kita sendirilah yang dapat menilainya. "Dan sesungguhnya manusia itu menjadi saksi (menyaksikan sendiri) keingkarannya," (Q.S. al-'Aadiyaat [100]: 7).

Mengenai pentingnya perkataan yang benar oleh Rasulullagh SAW dikaitkan secara langsung dengan soal keimanan kepada Allah dan hari kiamat, di mana setiap insan akan diadili dengan seadil-adilnya oleh Allah SWT pada pengadilan akbar (yaumil hisab) kelak. Karenanya, menghindari perkataan yang sia-sia, sungguh merupakan sesuatu yang memang benar-benar mesti dilakukan oleh orang-orang yang beriman.

Dalam pandangan orang beriman, tidak sepatah kata pun yang diucapkan di dunia ini, luput dari pertanggungjawaban di hari perhisaban (pengadilan). Maka upaya mengucapkan kata-kata yang benar, disertai dengan cara-cara yang baik atau bil hikmah (Q.S. 16: 125) merupakan suatu instruksi Allah dan Rasul-Nya yang mesti dilakukan dengan sepenuh kemampuan yang ada.

Sikap hati-hati (wara'), termasuk dalam berkata-kata, sudah selayaknya senantiasa diupayakan oleh insan beriman. Sebab, apa pun yang kita ucapkan, semuanya dicatat oleh malaikat pencatat yang khusus ditugaskan oleh Allah SWT untuk mencatat segala ucapan kita sebagaimana disebutkan dalam ayat yang dikutip pada awal tulisan ini, artinya: "Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir," (Q.S. Qaaf [50]: 18).

Selain dicatat oleh malaikat, tentu semua perbuatan dan ucapan kita pun senantiasa dilihat, diawasi dan disaksikan oleh Allah SWT. "Dan apakah Tuhanmu tidak cukup bagi kamu bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?" (Q.S. Fushilat [41]: 53).

Saat-saat diri kita menyadari, betapa dalam perjalanan hidup kita di muka bumi ini begitu banyak kesia-siaan yang telah kita perbuat, begitu banyak ucapan sia-sia yang kita "produksi". Bahkan saat kita menyadari betapa banyak kemaksiatan yang telah kita lakukan melalui lisan kita, maka sungguh memohon ampunan-Nya dan berupaya memperbaiki diri merupakan langkah terpuji.

"Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan (kemaksiatan) dan menganiaya diri sendiri, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," . Persoalannya kemudian adalah, seberapa serius sebenarnya usaha yang kita lakukan untuk memohon ampun kepada-Nya? Misalnya, melalui fasilitas qiyamul  lail (shalat malam) yang memang merupakan salah satu sarana ideal untuk menggapai ampunan - Nya sebagaimana diajarkan dalam Alquran dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

 

H . zul amry piliang

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting 
___________________________________________________

Kirim email ke