--- "Candi Sinaga" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Radio Darurat Pertama Pasca Tsunami
"SUARA ACEH 99FM " berkumandang.

Guys, I am in Aceh! Yes, in Aceh, in the Tsunami Zone! Mendadak dari
liburan akhir tahun saya di Danau Toba, saya dihubungi oleh  Rekan
Pengurus PRSSNI (Persatuan  Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia),
untuk berangkat ke Aceh. Saya segera membelokkan perjalanan pulang
menuju Jakarta menjadi ke Aceh.  Dengan koordinasi singkat di Medan
sudah berkumpul beberapa rekan pengurus lain dengan peralatan-
peralatan radio kami. Setelah menunggu sekitar 15 jam di Airport
Polonia Medan, kami tiba di Banda Aceh, subuh 4 Januari lalu.

Di bandara saya mencari-cari kedai Kopi yang biasa saya kunjungi
kalau saya tiba di Aceh. Ternyata sudah tidak ada. Sejak di bandara,
dimana-mana kelihatan wajah-wajah multi rasial, bule, Cina, Jepang,
hitam, kuning, jawa, batak, ambon. Wajah wajah itu semua tampak letih
walau bersemangat sekali. Selintas kita teringat masa kejayaan Bali.
Setiap kali tiba di Airport Bali, kita merasa berada di airport luar
negeri. Tapi yang di Aceh ini bukan. Ini adalah wajah-wajah
masyarakat dunia yang sedang berusaha menolong Aceh  dari kehancuran
yang lebih dahsyat.

Apa yang anda lihat di siaran-siaran TV itu tidak sedahsyat apa yang
saya lihat dengan mata kepala sendiri. Saya bertanya-tanya, apa iya
hanya 100 ribu korban di Aceh? Pasti jauh lebih banyak dari angka
itu. Begitu banyak tubuh kembung dijalanan. Begitu banyak tubuh tanpa
kepala. Begitu banyak tubuh anak-anak yang setengah hancur.  Saya
luar biasa "shocked". Malu juga sama tembok-tembok di bandara itu.
Tiga bulan yang lalu saya kehilangan abang saya yang meninggal karena
sakit dan masih sedikit marah pada Tuhan. Ternyata apa yang saya
alami itu tidak sebanding dengan yang dialami teman-teman saya di
Aceh.

11 Radio Siaran Swasta di Banda Aceh tersapu bersih oleh Badai
Tsunami. Kami kehilangan banyak sekali rekan  sesama pemilik,
pengurus dan pekerja Radio. Hari pertama di Banda Aceh, kami mencoba
mendata apa yang tersisa yang  masih bisa dipakai agar Radio darurat
bisa berkumandang di Aceh. Ternyata ada sepotong Tower Milik Radio
Mega 100 FM yang kami pikir masih bisa dimanfaatkan untuk memperoleh
sinyal gelombang. Dengan peralatan seadanya, kamis, 6 Januari lalu
radio pertama Aceh pasca Tsunami  Radio Suara Aceh 99 FM
mengumandang 24 jam sehari. Kami berhasil merekrut 7 orang putra Aceh
secara instant, memberikan pelatihan singkat dan  membuat program
instant. Dengan suasana hati mereka yang masih galau karena
kehilangan begitu banyak keluarga mereka sendiri, penyiar-penyiar itu
dengan bersemangat  menyapa rakyat Aceh setiap hari dan
mengumandangkan lagu-lagu aceh, lagu-lagu religi dan pengajian-
pengajian. Kadang sayapun harus siaran sendiri karena penyiar-penyiar
saya yang masih emosional dan trauma itu, kerap kali `sesungukan
tersedu-sedu" dalam siarannya.  Dalam waktu singkat banyak orang
mempergunakan Radio Suara Aceh untuk mencari sanak keluarga, atau
Perusahaan/ Institusi yang mengumumkan sesuatu

Setelah 5 hari disini saya belajar mengenai  hidup, mengenai
kesedihan, mengenai kehilangan, mengenai penderitaan, mengenai
cinta, mengenai tanah leluhur,  mengenai cinta tanah air, dan yang
tidak kalah penting, mengenai makna kematian.


Wassalam,
Candi Sinaga
SUARA ACEH 99 FM
>From The Tsunami Zone
Banda Aceh

PS:
Jadi kalau ada yang mau mengumumkan sesuatu atau mencari sanak-
keluarga, atau mau bantu sesuatu lewat RADIO SUARA ACEH, call us!

Banda Aceh Telp:
06517410682
08161315644
--- End forwarded message ---

http://www.qsl.net/ab2qv/tsunami.htm
http://www.libertyphonecard.com

Kirim email ke