On Thu, 20 Jan 2000, Jeffrey Anjasmara wrote:

bung Anjas ternyata anda seorang yang sangat ideal. anda tidak ingin
menjadi PNS karena orang-orang yang didalamnya tidak profesional adalah
alasan yang tepat. serta anda dengan suara yang lantang untuk
mengajak orang lain untuk tidak menjadi PNS. suatu ajakan yang luar
biasa.tetapi sekedar sharing pemikiran aja ,apakah anda pernah berpikir
kalau suatu hari nanti bangsa indonesia akan manjadi bangsa yang besar
dengan kemakmuran yang luar biasa (minimal ini mimpi saya). dan anda telah
tidak menjadi warga negara indonesia atau paling tidak anda bukan salah
seorang yang berkontribusi dalam pembangunan bangsa ini (atau minimal
anda bukan
seorang warga negara yang bangga sebagai WNI).menyedihkan sekali.....
satu hal yang saya pikir, yang terpenting adalah kesetiaan kita dengan apa
yang kita miliki saat ini. bisa suku kita, bangsa, bahasa, letak geografis
atau yang lainnya


salam


toni pencawan
 > Salam,
>
> Dengan proses reformasi yang salah arah ini, beberapa kesalahan-kesalahan
> prinsipil telah dilakukan oleh Gus Dur dan para bajingan pembisiknya (sama
> dong dengan Suharto yg juga dikelilingi para pembisik). Istilah dulu yg
> keren sih inner circle, sekarang diubah jadi pembisik. Saya sebut bajingan
> karena mereka tidak tahu malu membisikkan jumlah korban Maluku cuma 5 orang.
> Ini suatu skandal pembodohan masyarakat yang sangat serius.
>
> Kesalahan prinsipil Gus Dur adalah pembubaran beberapa departemen yang hanya
> didasarkan oleh emosi dan pemahaman yang terlalu dangkal dari pentingnya
> suatu birokrasi. Isu-isu untuk menghajar Golkar yang seharusnya cukup sampai
> tahap propaganda ternyata berlanjut menjadi langkal riil setelah Gus Dur
> yang dengan terpaksa dijadikan calon presiden. Saya katakan demikian karena
> semua orang yang paham administrasi tidak akan sesembrono Gus Dur dalam
> mengambil kebijakan administratif.
>
> Kesalahan fatal Gus Dur adalah membiarkan jabatan-jabatan profesional
> diperebutkan oleh orang-orang tak berpendidikan sepadan atau tak berkarir
> atau tak berpengalaman di bidang tersebut. Sudah barang tentu semua dapat
> dipelajari. Untuk menjadi presidenpun semua tukang becak, tukang pacul, atau
> siapapun juga bisa asal dikasih kesempatan. Tetapi apa ini yang diharapkan?
> Lalu kapan ada profesionalisme di bumi nusantara?
>
> Dengan trend-trend pengisian jabatan-jabatan profesional oleh para begundal
> PDIP dan juga PKB, maka sebaiknya para mahasiswa-mahasiswa janganlah masuk
> menjadi pegawai negeri sipil. Ini bila anda merasa mempunyai kemampuan yang
> cukup. Kalau anda tidak mempunyai kemampuan silakan menjadi PNS.
>
> Demikian juga sebaliknya buat yang sudah telanjur menjadi PNS, lebih baik
> beramai-ramai keluar dari dinas anda masing-masing. Yang masih berada di
> luar negeripun kalau boleh saya sarankan lebih baik tetap tinggal di LN, dan
> membangun kehidupan baru yang lebih mapan. Pameo lebih baik hujan batu di
> negeri sendiri daripada hujan emas di negeri orang saat ini tidak pada
> tempatnya lagi. Tidak perlu didengar. Apalagi jaman modern ini. Buat yg
> tinggal di Jakarta, tinggal di LA misalnya, kan sama dengan tinggal di
> Medan. Jadi kalau anda mau mudik, yah tempo yg harus ditempuh sama kan
> (misal ke Medan naik bis)? Lagi pula dengan adanya teknologi videotelepon,
> maka anda malah bisa dengan enak memandangi pacar anda yg di Jakarta dari
> sini.
>
> [Ini info buat yg agak kuper, anda bisa beli satu pasang videotelepon di
> sini dengan harga di bawah $200. Jadi anda bisa melihat sang kekasih lagi
> senam, lagi cemberut, atau lagi diapelin orang lain. Kalau di Jakarta saya
> denger masih mahal ya? ]
>
> Mengapa sih anda saya sarankan untuk tidak menjadi PNS? Bila anda bekerja
> menjadi PNS, maka karir anda akan terhambat oleh begundal-begundal tak
> berpendidikan dan tak berpotensi. Sebagai PNS anda tidak berhak menjadi
> pengurus partai, namun sebaliknya untuk menduduki posisi penting anda harus
> menjadi pengurus partai.
>
> Dari segi lain, Akbar barusan menyampaikan bahwa kenaikan gaji lebih baik
> untuk golongan 1 dan 2 saja. Artinya, kenaikan gaji hanya akan diperuntukkan
> buat para office boy, tukang sapu, dan juru ketik. Suatu ide yg baik. Di
> lain pihak ini adalah sinyal buruk buat para sarjana yang menempati golongan
> III ke atas. Sebagai gambaran, gaji seorang pegawai sarjana baru lulus,
> yaitu golongan IIIA, maka anda akan mendapat gaji Rp.150.000 sebulan.
> Dipotong ini itu yah jadinya Rp 100.000 lah. Ini setara dengan upah 1 atau 2
> jam memburuh di AS. Bila anda hidup di Jakarta, dan anda naik angkutan umum,
> katakanlah hidup di Bekasi atau Tangerang, maka anda akan membutuhkan dana
> Rp 1000 sekali jalan. Atau total Rp 60,000 sebulan. Misal anda mengencangkan
> ikat pinggang sampai sekecil pinggang anjing pudel, maka mungkin anda masih
> dapat menyisakan Rp 10,000 sebulan. Buat para pegawai puteri, maka tiap
> bulan akan mempunyai pendapatan minus. Jadi mungkin perlu kreatif, misal
> dengan mengolah buah jambe sebagai pengganti lipstik, atau mengolah bubuk
> terigu untuk bedak.
>
> Dengan demikian, yaitu perpindahan tenaga kerja berpotensi di lingkungan
> government offices ke swasta, maka sektor swasta dapat diperkuat.
>
> Sudah ah, saya sekiankan dulu.
>
>
> Jeffrey Anjasmara
> ______________________________________________________
> Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
>

Kirim email ke