Republika:
Kontak Senjata di Aceh, 31 Tewas
Korban Termasuk Tengku Bantaqiah dan Istri

....

Yw: Saya baca 'kisah' Aceh di atas, menyedihkan bener. Terutama
    yg menyedihkan adalah 'cara-cara Jakarta' berkaitan dg hal tsb.
    Saya ringkas saja. Selengkapnya bisa ke Republika langsung.

...

Abdul Gani yang juga Ketua Yayasan Pembangunan Masyarakat Desa (Yadesa)
Aceh itu mengatakan insiden tersebut bukan kontak senjata. Ia menuturkan,
keterangan yang diperolehnya dari seorang warga yang lolos dari penembakan
itu menyebutkan bahwa 31 warga sipil yang tewas tersebut dieksekusi aparat
setelah diperintahkan baris berjajar.

...

Tapi, pihak TNI segera menepisnya. Di Jakarta, Kepala Pusat Penerangan
(Kapuspen) Hankam/TNI Mayjen Syamsul Ma'arif membantah bahwa aparat
melakukan penembakan setelah lebih dulu membariskan warga. Menurut Syamsul,
aparat melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata yang melarikan
diri ke ladang ganja. ''Saya kira tidak benar bila aparat melakukan
penembakan seperti itu. Kami justru berhasil menemukan beberapa pucuk
senjata dari pengejaran itu,'' kata Syamsul tadi malam.

Yw: Ini beneran statement dari Ybs. atau plesetan yg diciptakan wartawan?
    Kalo beneran, yah, sedih banget. Kok bisa-bisanya keluar sanggahan
    dengan awalan: "Saya kira..." Ini sebetulnya urusan penting penegakan
    hukum atau sesuatu yg bisa dikira-kira saja?

    Kalo soal penting cuma dikira-kira doang, ya akhirnya jadi debat
    kusir aja sekalian... Kalo ini plesetan wartawan, ya, kurang ajar.
    Menipu kalayak. Mana yg bener, nih? Ta'uk.

Bantahan sebelumnya juga disampaikan Danrem Syarifuddin, yang menegaskan
tidak benar aparat keamanan telah dengan sengaja menembak warga sipil tidak
bersenjata. ''Informasi yang menyebutkan aparat menembak warga sipil itu
tidak benar. Saya rasa tidak mungkin aparat keamanan berbuat sekeji itu,''
tegasnya.

Yw: Yg tadi pake kira-kira, yg ini pake "Saya rasa..."
    Gile masa melaporkan konfirmasi kejadian gitu pake berdasarkan
    perasaan, dan bukan berdasarkan fakta dan bukti-bukti...
    Sekali lagi: Ini emang ybs. yg ngomong gitu, atau ciptaan wartawan?

Secara rinci, Danrem Syarifuddin mengisahkan bahwa satuan PPRM dikirim ke
Beutong karena laporan intelijen menyebutkan di kawasan itu ada 100 pucuk
senjata api gelap dan ladang ganja. Untuk mencapai kawasan itu, satuan PPRM
harus berjalan kaki sekitar 12 jam, karena lokasinya bergunung.

Yw: Kasihan amat prajurit kecil. Utk sesuatu yg bukan urusannya
    (secara pribadi atau pun kelompoknya), direwangi harus jalan 12 jam.
    Terus kalo bener boss-bossnya di kota ceplas-ceplos berdasarkan
    kira-kira dan perasaan doang,... makin kesian aja. Kalo bener
    soal 'saya kira' dan 'saya rasa' itu ciptaan wartawan... Wah,
    kebangetan juga wartawannya...

    Udah dulu, deh. Capek.

Kirim email ke