Dear Bang Pohan, Permias and Readers,
Keganjilan itu masih berlanjut hingga malam hari. Tak lah sang gadis
kehilangan mahkota perawannya ke perjaka pujaan, ia kehilangan kepada
negerinya, yang pernah sangat dicintainya. Dia diperkosa dan dihinakan.
Penyair hendak menyusun kata-kata, tak pernah
Dear Ida, Permias and Readers,
Ini adalah pagi yang ganjil. Ada perawan kehilangan mahkota, dan perjaka
mendapati kejantanannya berjamur. Seorang penyair kehilangan kata-kata,
manakala fajar tak lagi dingin mengantarkanmu mendekap dia. Adakah yang salah
dalam peradaban? Ketika orang-orang memburu
Sing mati ora usah lama-lama ditangisin...
Iku lho yg di Arkansas udah pengen rabi .
Notrida Mandica wrote:
> Dear Permias and Readers,
>
> Berikan aku inspirasi untuk menulis
> tentang dirimu yang jauh
> tak dapat kurajut kata-kata menawan
> untuk membuat tinggal bersama kesendirianku
> pe
Dear Permias and Readers,
Berikan aku inspirasi untuk menulis
tentang dirimu yang jauh
tak dapat kurajut kata-kata menawan
untuk membuat tinggal bersama kesendirianku
pergimu adalah petaka
yang tak pernah tertangani oleh hatiku
mengapa tidak kau biarkan aku sejenak
menatap kebebasanmu bersentuhan
=
At 00:49 01/02/99 PST, Notrida Mandica wrote:
> Dear Permias and Readers,
>
> rindu menuai harap dalam senyap
> kala tak ada suara kasih membelai malam
> rinai hujan membasahi bintang-bintang
> menghalangi nampaknya men
Dear Permias and Readers,
rindu menuai harap dalam senyap
kala tak ada suara kasih membelai malam
rinai hujan membasahi bintang-bintang
menghalangi nampaknya menyapa bumi
dingin, dingin, beku darah tak mengalir
rindu tenggelam dalam senyap
tak ada cahaya bulan tersenyum seperti biasa
ketakutan