Hadeer wrote:
Pembahasan nya mulai melebar (Forkot & Jumlah Kursi di DPR), saya kembalikan ke asal muasal email saya.
Pembahasan FORKOT (saya hanya membahas ini) :
Buat saya dan juga banyak orang di Jakarta ini sudah muak dengan tingkah laku FORKOT (yang dimotori oleh Universitas Katholik Atmajaya dan Universitas Kristen Indonesia dan beberapa Universitas nggak jelas lainya, salah nggak nulisnya ?).
Buat saya mereka bertingkah dan bertindak jauh dari apa yang saya sebut dengan MAHASISWA. Bertindak radikal, beringas, menakutkan, tidak bersimpati dan preman sekali.
Aksi mereka sejak akan diadakannya Sidang Istimewa (November 1998) sampai kemarin hari ketiga kampanye betul - betul membuat kesal. Tidak ada yang bersimpati kepada mereka. Lebih banyak simpati diberikan kepada Forum Salemba yang menggelar orasi di Salemba.
Dengan gampang nya keluar dari mulut Forkot bahwa mereka mewakili masyarakat, MASYARAKAT yang MANA ????
Enak aja mewakili gue ???? Nggak ada BEDANYA dengan cara - cara OTORITER & tidak lebih baik dari ABRI dan ORBA yang selalu mereka hujat.

KT:

Masyarakat di sekitar kampusnya bisaa...masyarakat kampusnya bisaa... Bung Hadeer ini cepat geer-an yah...sekumpulan mereka dapat disebut masyarakat juga dong... Biarlah mereka terus berjuang untuk menagih perubahan yang dijanjikan oleh orang"lama" sekarang ini bersama mahasiswa lainnya di manapun ( baik di Bandung...di Surabaya...di Yogya...atau di mana aja). Kritiklah mahasiswa yang salah melangkah dengan alasan  yang benar dan logis ...komentar anda menunjukkan keadaan teman - teman anda juga.

:-)))


 

 

Hadeer wrote :

PEMILU adalah SATU-SATUNYA cara yang disahkan oleh HUKUM. Mau hasilnya masih tidak memuaskan ya bagaimana lagi. Ada yang punya usul lebih baik dari PEMILU yang juga berlandaskan HUKUM, mewakili SELURUH RAKYAT ???

KT :

Benar...bahwa Pemilu itu legal dan sah. Apa itu saja syaratnya?? mungkin bung Hadeer dapat lihat posting dari bung Jaya ( apa  saja i syarat Pemilu itu semestinya).

:-))))


Hadeer wrote:
Mau GOLKAR yang menang, mau PAN yang menang, mau PDI P yang menang, mau PPP yang menang, POKOKNYA harus lewat PEMILU.
Diluar dari PEMILU adalah PERANG SIPIL untuk membentuk pemerintahan yang baru (menurut saya).
Kelakuan FORKOT selalu mengarah ke arah "BATALNYA" PEMILU, dan mengarah ke cara - cara radikal.

KT:

Hati - hati dengan pendapat bung di atas yang membuat citra teman-teman seperjuangan anda...baik di kampus maupun di partai anda...mengalami "degradasi ".:-))))   Kalau bung Hadeer atau siapapun juga ....yang tidak tau esensi aksi mereka sebenarnya...janganlah berkata - berkata seperti di atas .

(Siapapun yang menang dan kalah dalam PEMILU ini..bukan untuk Saya saja....)

Salam

KT

:-))))

 


PS:
Saya masih ingat betapa Bang Ariston membela si FORKOT ketika akan menggagalkan SI MPR bulan November lalu, untung SI tetap terus berjalan .... :-)). Kita lihat saja lagi .... PEMILU berjalan tidak, meskipun FORKOT tetap Bang Ariston bela :-)....

Waktu DEMO mahasiswa turunkan Soeharto....SAYA SETUJU BUANGETTTT.... :-)



Kirim email ke