Salam, 
teman, alhamdulillah ada berbagai pencerahan yang saya dapat dari 
berbagai berita di Indonesia, seperti berita yang saya dapet dari bulletin 
board friendster, oleh temen saya yang akrab dipanggil Acep. Semoga 
tercerahkan! 

Ketika kita sibuk membicarakan soal korupsi dan tanpa sadar juga kita 
berkorupsi, mungkin bisa dibilang korupsi waktu karna sensitifitas 
terhadap efisiensi waktu berkurang, dalam belajar misalnya kita dikasih 
waktu 3 tahun untuk belajar, tapi karna terlenakan dan nggak sensitif 
maka kita termasuk orang2 yang korup juga dalam belajar.

Contoh lain jika kita sudah terbiasa bangun siang, hingga sensitifitas 
bangun pagi kita berkurang, ato sudah biasa tak perduli dengan orang, 
maka sensitifitas kita untuk memandang orang lain juga berkurang 
bahkan klo kita udah terbiasa bergaul dengan mereka yang kurang 
prestatif maka sensitifitas kita untuk prestatif juga pastinya akan 
berkurang, so, ur the king, manage yourself and be the best, wallahu 
a'lam.

Masih Ada Orang Baik di Negeri Ini
Oleh : Ahmad Syafii Maarif

Di suatu sore akhir November 2005 saya bertandang ke rumah seorang 
teman yang kebetulan adik ipar pejabat tinggi negara yang masih 
memegang posisi.
Dari pembicaraan santai sore itu terkuaklah berbagai informasi tentang 
pejabat yang tidak suka popularitas itu. Jabatan yang pernah 
dipegangnya adalah kepala staf sebuah angkatan, penglima TNI,
dan sekarang menteri. Adiknya ini pernah minta jeep bekas kepada 
kakaknya, dan alhamdulillah ditolak. Pernah juga mau ikut secara 
bebas dalam proses lelangan kendaraan TNI, itu pun dilarang oleh 
abangnya yang tidak mau tinggal di rumah dinas menteri itu. Usia 
tokoh ini sekarang 61 tahun dan setiap saat siap meninggalkan 
jabatannya.

Teman-teman sahabat saya ini banyak yang menyindir mengapa dia 
tidak memanfaatkan posisi abangnya untuk memperbaiki kondisi 
ekonomi rumah tangganya yang sederhana. Sebagai auditor sebuah 
bank BUMN, teman ini sekarang tidak lagi naik kendaraan pribadi gara-
gara harga BBM yang hampir tak terjangkau. Tuturnya: "Jika saya naik 
kendaraan sendiri jelas tidak mampu, saya sekarang pilih naik bus", 
padahal jarak tempat tinggalnya dengan kantor utamanya lebih dari 100 
km. Demikianlah cerita teman ini yang memang sengaja saya samarkan
identitasnya. Mobil pribadinya adalah sebuah panther tua seharga 
sekitar Rp 50 juta. Sekarang lebih banyak menganggur di rumah karena 
harga BBM yang menyiksa. Pernah abangnya menitipkan sebuah
jeep di rumahnya, tetapi kemudian diminta lagi agar diserahkan ke TNI. 

Teman ini tidak punya pilihan lain, kecuali mematuhi perintah abangnya
yang terbiasa dengan disiplin tinggi.

Yang menarik juga adalah manakala abangnya berkunjung ke kota 
tempat tinggal adiknya, jarang sekali memberi tahu, sebab tidak 
mau "dirusuhi" saudara-saudaranya ketika dia masih menjabat.
Bahkan, kabarnya salah seorang adik kandungnya secara ekonomi 
perlu ditolong, sementara abangnya seperti tidak acuh saja, semata-
mata untuk menjaga amanah jabatan yang sedang dipegangnya. 
Disiplin yang semacam ini kadang-kadang dirasakan oleh keluarganya 
sebagai disiplin kaku, tetapi begitulah cara tokoh ini menjaga citra 
prajurit yang tampaknya sangat puritan. Anaknya ada tiga orang yang 
sudah merampungkan S2, dan tak seorang pun yang memanfaatkan 
posisi ayahnya untuk kepentingan ekonomi.

Semuanya disuruh menjalani alur hidupnya sesuai dengan bakat dan 
kemampuannya masing-masing. Pokoknya posisi sang ayah jangan 
diganggu oleh bermacam ulah anak, sebagaimana umumnya berlaku di
Indonesia. Bahkan, tidak sedikit anak pejabat tinggi yang menjadi 
korban dan agen narkoba karena dimanjakan. Bukan saja anak pejabat 
negara, anak kiai pun tidak kebal dengan benda-benda yang merusak 
dan bahkan mematikan ini. Mengapa saya tertarik menulis orang yang 
tidak suka diwawancarai wartawan ini? Alasannya sederhana. Di 
tengah-tengah hancurnya moral bangsa pada umumnya, dan moral 
keluarga sebagian pejabat tidak terkecuali, masih ada manusia langka 
seperti dia.
Keengganannya untuk tampil sebagai tokoh publik demi menjaga 
posisinya sebagai abdi negara agar tidak tercemar, bisa saja dinilai 
sebagian orang sebagai suatu yang terlampau jauh, tetapi itulah
pilihan hidupnya yang harus dihormati. Bukankah budaya yang 
berkembang sekarang adalah budaya mumpung? Pernah pihak 
keluarga mencoba untuk ikut dalam bisnis kecil-kecilan dengan 
mengaitkan nama tokoh ini, semuanya berakhir dengan jalan buntu,
karena dilarang keras.

Pada suatu hari saya sebagai Ketua PP Muhammadiyah bersama 
tokoh-tokoh lintas agama pernah mengunjunginya di Cilangkap untuk 
berdialog. Saya baru mengerti sekarang bahwa yang dikunjungi itu
adalah seorang bintang empat tanpa kompromi, tidak peduli terhadap 
keluarga dekat sekalipun. Politik sangat dijauhinya, tentara ya tentara, 
jangan ikut-ikut bermain api untuk mengejar posisi, sebagaimana yang 
lumrah dalam budaya kontemporer Indonesia. Bandingannya di 
kalangan sipil adalah Artidjo Alkostar, salah seorang hakim agung di
Mahkamah Agung, yang tidak sungkan naik bus, sepeda motor, becak, 
atau kendaraan apa saja sebagaimana umumnya rakyat jelata.

Resonansi ini semoga juga jadi hiburan bagi rakyat kecil yang belum 
luput diterpa derita berkepanjangan. Masih ada orang baik di antara
kita yang patut dijadikan acuan moral, sekalipun jumlahnya menyusut 
dari waktu ke waktu. Siapa tahu pada unit masyarakat yang lebih kecil, 
orang baik ini masih juga hadir, di lingkungan kultur bangsa yang telah 
lama binasa. Orang tidak perlu mengikuti mazhab kaum teror yang 
ingin cepat masuk surga dengan bom bunuh diri sambil membunuh 
orang lain agar mati bersama, karena dunia ini di mata mereka sudah 
tidak layak huni. Sebuah teologi kalah yang teramat berbahaya bagi 
kelangsungan peradaban. Tuhan pun telah dibajaknya untuk 
meledakkan kiamat-kiamat kecil, karena mereka terlalu papa untuk 
menawarkan sesuatu yang bernilai secara spiritual.

regards,

fachim






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org!
http://us.click.yahoo.com/iEagnA/LpQLAA/HwKMAA/igXolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

_________________________________________________________________________
Mhs/Masy. indoindia diharapkan untuk selalu melihat diskusi harian di 
http://dear.to/ppi dan situs resmi PPI http://www.ppi-india.org 
==========================================================================
Catatan penting:
1- Harap tdk. memposting berita, kecuali yg  berkenaan dg 
masyarakat/mahasiswa/alumni India
2- Arsip milis: http://groups.yahoo.com/group/ppi-india ; 
3- HP Ketua PPI (Mukhlis): 09871815229 ; Sek. PPI(Herman): 09897160536
4- KBRI Delhi(11)26110693;26118642; 26118647
5- KJRI Mumbai (022)3868678;3800940;3891255  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppi-india/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke