Dari milist tetangga smunsa98.....lumayan nambah wawasan tuh.

Izam, sepertinya ini bisa melengkapi bahasan ente di blog e-tafakur 
itu. Juga buat Bang Jusman & Kak Nita, sepertinya ini bisa jadi 
masukan dalam mendidik anak nantinya. 


Rudy Habibie dan Rudy Chaerudin, sukses Mana?

Saya ingat waktu di SMA dulu, kami (murid) harus menjalani test IQ
untuk penjurusan. Sekolah saya menetapkan bahwa murid2 dengan IQ 
tinggi bisa masuk ke jurusan IPA/Science. Murid dengan IQ sedang 
hanya bisa masuk jurusan Sosial dan yang paling rendah IQnya hanya 
diijinkan untuk masuk ke jurusan Bahasa.

Aturan di sekolah saya ternyata berlawanan dengan aturan dari SMA
swasta terkenal di Yogyakarta yang mengarahkan anak-anak yang ber IQ 
paling tinggi justru ke jurusan Bahasa.

Sewaktu saya diskusi dengan Romo Mangun Wijaya (Alm) tentang 
kurikulum sekolah, Beliau mengatakan bahwa pen didikan di Indonesia 
masih mewarisi "budaya" kolonial Belanda.

Menurut beliau, seharusnya anak-anak yang kecerdasannya tinggi
seharusnya diarahkan untuk masuk jurusan Sosial supaya di masa 
mendatang akan lahir ekonom, hakim, jaksa, pengacara, polisi, 
diplomat, duta besar, politisi dsb yang hebat2. Tetapi rupanya hal 
itu tidak dikehendaki oleh penguasa(Belanda). Belanda menginginkan 
anak-anak yang cerdas tidak memikirkan masalah2 sosial politik. 
Mereka cukup diarahkan untuk menjadi tenaga ahli/scientist, 
arsitektur, ahli computer, ahli matematika, dokter, dsb yang asyik 
dengan science di laboratorium (pokoknya yang nggak membahayakan 
posisi penguasa). 

Saya nggak tahu persis yang benar Romo Mangun Wijaya atau pemerintah 
Belanda. Hanya saja waktu itu saya yang kuliah ambil jurusan 
Kurikulum jadi patah semangat karena kayaknya kurikulum di Indonesia 
ini hampir tidak ada hubungannya dengan kehidupan yang akan dijalani 
orang setelah keluar dari sekolah.

Kita bisa lihat, Insinyur yang menjadi politisi bahkan memimpin 
parlemen,kemudian dokter (umum) bisa menjadi kepala Dinas P & K atau
tenaga marketing, sarjana theologia yang jadi pengusaha, dsb. Sampai
saat ini,masih banyak orang tua dan masyarakat yang beranggapan 
bahwa anak yang hebat adalah anak yang nilai matematika dan science-
nya menonjol.

Paradigma berpikir orang tua/masyarakat ini sangat mempengaruhi 
konsep anak tentang kesuksesan. Bulan Juni 2003 yang lalu, lembaga 
tempat saya bekerja mengadakan seminar anak-anak.

Di depan 800-an anak, Kak Seto Mulyadi (Si Komo) menunjukkan 5 Rudy.
- Yang Ke-1 : Rudy Habibie (BJ Habibie) yang genius, pintar bikin
pesawat dan bisa menjadi presiden.
- Yang Ke-2 : Rudy Hartono yang pernah beberapa menjadi juara bulu 
tangkis kelas dunia.
- Yang Ke-3 : Rudy Salam yang suka main sinetron di TV
- Yang Ke-4 : Rudy Hadisuwarno yang ahli di bid. kecantikan dan punya
byk salon kecantikan di bbrp kota.
- Yang Ke-5 : Rudy Choirudin yang jago masak dan sering tampil 
memandu acara memasak di TV.

Sewaktu Kak Seto bertanya "Rudy yang mana yang paling sukses menurut
kalian?" Hampir semua anak menjawab "Rudy Habibie" Sewaktu ditanyakan
"Mengapa, kalian bilang bahwa yang paling sukses Rudy Habibie?"

Anak-anakpun menjawab "Karena bisa membuat pesawat terbang, bisa
menjadi presiden, dsb" Sewaktu Kak Seto menanyakan "Rudy yang mana 
yang paling tidak sukses?" Hampir seluruh anak menjawab "Rudy 
Choirudin" Ketika ditanyakan "Mengapa kalian mengatakan bahwa Rudy 
Choirudin bukan orang yang sukses?"

Anak-anakpun menjawab "Karena Rudy Choirudin hanya bisa memasak"

Memang begitulah pola pikir dan pola asuh dalam keluarga dan
masyarakat Indonesia pada umumnya yang masih menilai kesuksesan 
orang dari karya-karya besar yang dihasilkannya. Masyarakat kita 
banyak yang belum bisa melihat kesuksesan adalah pengembangan 
talenta secara optimal sehingga bisa dimanfaatkan dalam kehidupan 
yang dijalaninya dengan "enjoy".

Banyak masyarakat kita yang beranggapan bahwa IQ adalah segala-
galanya. Padahal kenyataannya EQ, SQ dan faktor2 lain juga sangat 
menentukan. 

Dalam seminar tsb Kak Seto hanya ingin merubah paragidma berpikir 
anak-anak (dan juga orang tua/keluarga). Anak-anak dan orang tua 
harus menyadari dan mensyukuri setiap talenta yang diberikan oleh 
Tuhan.

Bila talenta tersebut dikembangkan dengan baik, maka kita bisa
mencapai kesuksesan di "bidangnya". Jadi untuk anak-anak yang tidak 
pintar matematika, anak2 tidak perlu minder dan orang tua tidak 
perlu malu atau menekan anak. Anak-anak yang lebih menyukai 
pelajaran menggambar dari pada pelajaran2 lain, bukanlah anak-anak 
yang bodoh karena justru anak2 yang punya imajinasi tinggilah yang 
pintar menggambar/ melukis. Anak-anak yang suka ngobrol, kalau kita 
arahkan bisa saja kelak menjadi politisi atau negotiator yang baik.

Anak-anak yang banyak bicara, kalau diarahkan untuk menuliskan apa
yang ingin dibicarakan bisa2 menjadi penulis yang hebat. 

*** Mbak Dwi Setyani juga mengingatkan kita untuk lebih memfokuskan 
pada kekuatan kita dari pada "wasting time" bersungut-sungut, hanya 
memikirkan kelemahan kita.

Saya pernah membaca pengalaman hidup seorang penyanyi di Amerika.
Penyanyi tsb dulunya tidak PD karena wajahnya tidak terlalu cantik 
dan giginya tonggos. Saat menyanyi di pub, dia repot mengatur 
bibirnya supaya giginya yang tonggos tidak dilihat orang. Hasilnya: 
ia hanya bisa menghasilkan suara yang pas-pasan. Ketika temannya 
meyakinkan bahwa giginya yang tonggos itu bukanlah masalah, maka 
iapun bisa menyanyi dengan bebas dan meng-eksplore suara emasnya. 
Ternyata orang-orang mengingat penyanyi itu karena kualitas 
suaranya, bukan parasnya yang jelek dengan gigi tonggosnya.

*** Kitapun meyakini bahwa Tuhan menciptakan setiap kita (manusia)
dengan maksud yang terbaik demi kemuliaan-Nya. Kalau saja kita 
meyakini hal tersebut, maka semua orang akan mensyukuri keadaan dan 
memanfaatkan talenta yang Tuhan berikan untuk kemuliaan-Nya.

  Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
  site!

smoga bermanfaat,

fachim






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/igXolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

_________________________________________________________________________
Mhs/Masy. indoindia diharapkan untuk selalu melihat diskusi harian di 
http://dear.to/ppi dan situs resmi PPI http://www.ppi-india.org 
==========================================================================
Catatan penting:
1- Harap tdk. memposting berita, kecuali yg  berkenaan dg 
masyarakat/mahasiswa/alumni India
2- Arsip milis: http://groups.yahoo.com/group/ppi-india ; 
3- HP Ketua PPI (Mukhlis): 09871815229 ; Sek. PPI(Herman): 09897160536
4- KBRI Delhi(11)26110693;26118642; 26118647
5- KJRI Mumbai (022)3868678;3800940;3891255  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppi-india/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke