Dear temans PPI Belgia yang tertarik investasi emas
silahkan di baca artikel di bawah ini :

Emas seperti halnya objek investasi lainnya seperti anthorium, ikan
lohan, saham BUMI, bisa murah dan bisa bubble. Pada puncaknya harga
ikan lohan bisa Rp 30 juta per ekor beberapa tahun lalu. Demikian juga
pohon anthorium, valuasinya dilakukan dengan menghitung berapa lembar
jumlah daunnya dan 1 lembar daun nilainya Rp 500,000. Jadi harga sebuah
pohon athorium dengan 5 daun adalah Rp 2,500,000. Itu pada titik bubble
nya. Pada titik normalnya, seekor ikan lohan paling-paling saat ini Rp
10,000 – Rp 50,000 demikian juga pohon anthorium. Karena dalam
investasi emas juga terdapat unsur bubble, istri saya dan teman-teman
saya menanyakan apakah pada saat ini emas sudah pada level bubble
ataukah belum.

Valuasi emas yang paling mudah adalah dengan
membandingkannya dengan kambing. Harga kambing sepanjang sejarah,
rata-rata adalah ekivalen dengan 3 gram emas. Pada jaman Romawi, , jaman nabi 
Muhammad SAW, ...... sampai jaman modern, nilai tukar
kambing terhadap emas kurang lebih 1 ekor kambing ukuran rata-rata = 3
gram emas. Jadi valuasi ini bisa dipakai untuk menentukan murah atau
mahalnya emas.

Lima tahun lalu, ketika pertama kali kami
menganjurkan untuk membeli emas, harga kambing adalah Rp 500,000 dan
harga emas adalah Rp 100,000. Jadi 1 ekor kambing = 5 gram emas. Pada
kondisi seperti ini harga kambing mahal terhadap emas. Atau dengan kata
lain harga emas murah.

Saat ini, tahun 2008, harga seekor
kambing adalah Rp 1,000,000 dan harga emas adalah Rp 260,000 per gram.
Atau kira-kira 1 ekor kambing = 4 gram emas. Jadi harga emas masih
murah.

Jadi investasi di emas sangatlah mudah. Beli pada saat
emas di nilai tukar 1 kambing lebih dari 3 gr emas. Simpan, dan dalam
jangka waktu yang lama maka harganya akan naik sehingga 1 ekor kambing
dihargai dengan kurang dari 3 gr emas. Bisa saja emas mengalami bubble
seperti di tahun awal dekade 80an. Pada saat itu diperkirakan harga
kambing hanya 0.5 – 1 gram emas saja.

Mengingat kemungkinan
besar akan terjadi bubble dan mania di sektor emas dalam dekade
mendatang, kami akan mengajarkan bagaimana seorang professional
berinvestasi dan memaksimalkan keuntungan. Kalau harga wajar emas
adalah 1 kambing = 3 gram emas, kenapa kita harus menjual emas di level
tersebut. Kalau harga emas naik lagi, bagaimana? Bagaimana strategi
untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dengan resiko kecil.

Kalau harga emas masih di level: 1 ekor kambing harganya lebih mahal dari 3 
gram emas, maka saat itu bagus untuk membeli emas.

Kalau harga emas di level: 1 ekor kambing = 3 gram emas, level adalah level 
netral.

Kalau harga emas di level: 1 ekor kambing perlu emas kurang dari 3 gram kita 
bisa terapkan sistem hold, ambil untung sebagian dan trailing stop.

Kami
biasanya akan melakukan aksi ambil untung sebagian (50%), ketika
keuntungan mencapai 100%. Kalau misalnya harga emas mencapai level 1
kambing = 1.5 gr emas, maka 50% dari emas di portfolio diliquidasi. Dan
sisanya, yang berupa keuntungan murni dibiarkan terus mengarungi
keuntungan yang lebih tinggi. Liquidasi sebesar 50% ini adalah untuk
memastikan bahwa kapital kita utuh.

Sisa emas yang tinggal 50% ini tetap diholddalam portfolio dengan trailing 
stop. Yang dimaksud dengan trailing stopadalah sebagai berikut. Untuk 
memudahkannya kita anggap harga kambing
tidak berfluktuasi selama setahun (anggap harga Iedul Adha diabaikan).
Misalnya trailing stop= 30%. Harga kambing Rp 1,500,000 per
ekor. Liquidasi pertama kita pada saat harga emas di Rp 1,000,000 yaitu
1 kambing = 1.5 gr emas. Pada saat ini trailing stopkita
adalah 70% dari Rp 1,000,000. Atau Rp 700,000. Artinya jika harga emas
turun melampaui Rp 700,000, maka kita akan meliquidasi semua emas kita.
Dan permainan selesai.

Tetapi jika kemudian harga emas naik misalnya ke Rp 1,400,000 per gram. Maka 
trailing stopkita ada di 70% dari 1,400,000 yaitu Rp 980,000. Artinya jika 
kemudian
harga emas turun menembus level Rp 980,000 maka semua emas akan
diliquidasi, dan permainan selesai. Jadi trailing stopmengikuti harga emas dan 
dipatok dari harga tertinggi yang pernah dicapai.

Misalnya
ternyata kemudian harga emas naik lagi ke level Rp 2,000,000 per gram
kita akan liquidasi lagi 50% dari sisa emas yang ada atau 25% dari
investasi mula. Trailing stopjuga sudah di naikkan ke Rp 1,400,000. Dan 
seterusnya.

Singkatnya, liquidasi dilakukan pada keuntungan 100%, 200%, 300% dari nilai 
wajar emas (1 kambing = 3 gram emas). Trailing stopselalu naik mengikuti harga 
tertinggi yang pernah dicapai. Tentang trailing stop,angka 30% bisa disesuaikan 
dengan kemampuan anda menerima resiko. Kami
tidak sarankan di bawah 30 karena volatility emas sangat tinggi pada
saat bubble. Sehingga kalau terlalu rendah, kita bisa gagal mengikuti
rally yang lebih tinggi.


RENUNGAN
Emas
pernah mengalami masa bubble, yaitu diawal dekade 80an. Mania emas
dipicu oleh pemutusan hubungan dollar dengan emas oleh Nixon pada tahun
1973. Hampir 10 tahun harga emas naik, dan dari ketidak percayaan
terhadap US dollar kemudian berubah menjadi mania dan bubble. Bersamaan
dengan akhir masa mania emas, ada sebuah lagu yang populer dinyanyikan
oleh Bruce Cockburn judulnya If I had a rocket launcher. Lagunya enak didengar 
dan liriknya juga bagus. Saya anjurkan anda untuk mencoba menikmatinya.

If I Had A Rocket Launcher
Here comes the helicopter, second time today
Everybody scatters and hopes it goes away
How many kids they've murdered only God can say
If I had a rocket launcher...I'd make somebody pay

I don't believe in guarded borders and I don't believe in hate
I don't believe in generals or their stinking torture states
And when I talk with the survivors of things too sickening to relate
If I had a rocket launcher...I would retaliate

On the Rio Lacantun, one hundred thousand wait
To fall down from starvation, or some less humane fate
Cry for guatemala, with a corpse in every gate
If I had a rocket launcher...I would not hesitate

I want to raise every voice, at least I've got to try
Every time I think about it water rises to my eyes.
Situation desperate, echoes of the victims cry
If I had a rocket launcher...Some son of a bitch would die

Lagu
yang dirilis di tahun 1983 ini, punya lirik mencerminkan ketidak sukaan
terhadap penguasa yang menimbulkan kesengsaraan. Kesengsaraan bukan
hanya penyiksaan tetapi juga penipuan, ketidak adilan dan pengekangan.
Pajak, inflasi, penetapan nilai jual objek pajak (NJOP), penetapan upah
minimum, perlindungan TKW/TKI perlu dipertanyakan. Bea masuk atau pajak
eksport, kenapa pajak semacam ini harus ada? Jasa dan andil apa yang
pemerintah berikan kepada pelaku ekonomi di bidang import dan eksport
barang sehingga ada kita harus membayar? Juga pajak penjualan, apa jasa
pemerintah pada bisnis jual beli ini sehingga pemerintah meminta
bagian? Kenapa di airport Sukarno Hatta ada jalur khusus TKI? Apa
bedanya TKI dengan CEO dan manager Indofood, atau TKI professional Apa
karena TKI terpelajar, CEO dan manager Indofood tahu hukum dan
terpelajar, sedangkan TKI/TKW-buruh kasar, tidak. Catatan: saya lama
menjadi TKI di Saudi dan Malaysia, tetapi kalau pulang tidak pernah
lewat jalur itu. Dan petugas tidak berani memaksa saya, karena saya
tampak terpelajar. Jadi tidak tahu apa yang ada disana. Tetapi, pada
suatu masa Depnaker membuat peraturan bahwa setiap TKI yang cuti
pulang, harus lapor ke depnaker dan membayar $25 untuk servis/jasa yang
tidak jelas - yaitu memberi ijin TKI berangkat lagi ke Timur Tengah.
Teman saya yang punya rate $ 1000 per hari harus kehilangan penghasilan
yang $1000 per hari di samping $25. Gila!! memangnya TKI ini budak
milik pemerintah?. (Sekarang aturan ini sudah dihapuskan).

Di
bidang moneter, dengan ketidak-bijakan inflasi terkontrol nya,.....
hey, kenapa nilai uang harus turunkan? Kenapa tidak dipertahankan saja.
Kenapa, dalam jangka panjang nilai uang terus turun?

Di EOWI,
kita banyak menampilkan data sejarah bahwa pemerintah tidak bisa
dipercaya. Apalagi kalau dalam kondisi terjepit. Mereka bisa memberi
janji. Kalau ditagih, dikasih janji. Sampai akhirnya kita lupa. Kalau
anda tinggal di jalan Ampera, arti Ampera adalah Amanat Penderitaan
Rakyat. Ampera ini berkaitan dengan Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) yang
salah satu adalah turunkan harga. Angkatan 66 yang beberapa
tokoh-tokohnya adalah Akbar Tanjung, Kosmas Batubara, mengaku pejuang
Ampera dengan Trituranya. Mereka menjadi pejabat penting di
pemerintahan selama beberapa dekade. Selama mereka menjabat tarif bus
umum naik dari Rp 15 di akhir dekade 60 menjadi Rp 1500, ketika orde
reformasi lahir.

Belum lama ini menaikkan harga bensin premium
ketika harga minyak berada di kisaran $ 140an. Katanya karena harga
minyak mentah naik. Tetapi, ketika harga minyak turun dari $147 ke $65,
pemerintah belum menurunkan harga bensin premium.

Pemerintah
menetapkan untuk menaikkan tabungan di bank yang dijamin dari Rp 100
juta ke Rp 2 milyar. Alasannya supaya kepercayaan terhadap bank dan
rupiah terjaga. Apakah ini pancingan supaya orang memegang rupiah,
sehingga bisa digrogoti nilainya dengan inflasinya? Kami memilih tidak
percaya pada pemerintah karena sejarah. Oleh sebab itu kami memilih
asset yang tidak ada tanda tangan pejabat pemerintah. Salah satunya
emas. Harga emas bisa turun dalam waktu dekat ini karena pengaruh
proses deleveraging. Bisa juga naik karena faktor inflasi lebih kuat
dari deleveraging. Tetapi dampak penciptaan kredit baru untuk mengatasi
kebekuan kredit, cepat atau lambat akan berdampak pada nilai uang,
nilai tabungan kita. Hati-hati. Selama ekor kambing lebih mahal dari 3
gram emas, kami memilih membeli emas.

Jaga kesehatan, investasi
dan tabungan anda baik-baik..... 
Source : 
http://ekonomiorangwarasdaninvestasi.blogspot.com/2008/10/depressi-1929-bakrie-group-dan-emas-ii.html



      

Kirim email ke