Hayoh kita sewa ajah detektiv Conan Edugawa buat memecahkan teka-tekinya
--utong--- 2008/6/6 Sulistiono Kertawacana <[EMAIL PROTECTED]>: > Jumat, 06 Juni 2008 > > > http://www.berpolitik.com/news.pl?n_id=12885&c_id=2¶m=sDkQxsuAGawQFXxVrEK9 > *Munarman Bekerja untuk Siapa?* Tags: > FPI<http://www.berpolitik.com/wartapolitik.pl?tag_id=414&tag_name=FPI¶m=SiY90PeXDQZFZQyuW7Mx>, > HTI<http://www.berpolitik.com/wartapolitik.pl?tag_id=415&tag_name=HTI¶m=SiY90PeXDQZFZQyuW7Mx>, > Munarman<http://www.berpolitik.com/wartapolitik.pl?tag_id=4798&tag_name=Munarman¶m=SiY90PeXDQZFZQyuW7Mx>, > insiden_monas<http://www.berpolitik.com/wartapolitik.pl?tag_id=4810&tag_name=insiden_monas¶m=SiY90PeXDQZFZQyuW7Mx> > > *(berpolitik.com).*: Kamis malam (5/6). Sas-sus itu sampai juga ke > telinga Presiden SBY. Kontan saja SBY terkaget-kaget. Apa persisnya isi > sas-sus itu sebenarnya? > > Dari sebuah sumber yang dekat dengan kalangan intelejen, isinya memang > menghebohkan: Munarman telah di-dor. Mendengar sas-sus itu, tak heran jika > kemudian SBY pun segera memanggil Kapolri untuk mendapatkan klarifikasi. > Soalnya, jika benar Munarman tewas ditembak, pemerintah malah bakal mendapat > serangan bertubi-tubi. Yang lebih gawat, situasi politik bisa tambah liar. > > Tapi, ketegangan segera mencair setelah terkonfirmasi, Munarman masih > hidup. Ini terindikasi dari pernyataan Gus Dur yang menyebutkan Munarman > disembunyikan oleh seorang jenderal. Informasi ini rupanya juga sudah > dikantongi oleh pihak kepolisian yang dikabarkan telah menyisir > tempat-tempat yang berasosiasi dengan beberapa jenderal tertentu. > > Kalau Anda menebak jenderal itu adalah Wiranto atau jenderal-jenderal > pendampingya, tebakan Anda keliru 100%. Pada titik inilah, insiden Monas > tidaklah seperti yang selama ini diduga dan dianalisi oleh berbagai pihak. ' > ' > Jadi, ada apa sebenarnya dibalik insiden tersebut? > > Dari sumber intelejen di kalangan intelejen menyebutkan, pengamat dan media > tak sensitif dengan informasi yang bertebaran. Kunci misteri ini tersebar > bak puzzle. Berdasarkan informasi itu, berpolitik pun dipandu oleh seumber > itu, mulai merangkainya. Hasilnya adalah sebagai berikut. > > *Potongan Pertama: Mengincar Massa PDIP* > Potongan pertama adalah informasi yang dilansir Sekjen PDIP Pramono Anung. > Kata Anung, dia mendapatkan informasi bocoran dari Saleh Saaf, pensiunan > jenderal polisi, 30 menit sebelum bentrokan. Menurut Saaf, akan ada upaya > membentrokan PDIP dengan massa lain yang berada di seputar Monas. Mendengar > informasi ini, Anung mengaku langsung menarik barisan PDIP dari seputaran > bundaran HI. > > Jika saja ketika barisan PDIP masih menyemut bukan tak mungkin bentrokan > yang bakal terjadi tidak seperti sekarang. Berbeda dengan barisan NU yang > lebih mengutamakan psy war ketimbang bentrok fisik secara nyata, massa PDIP > lebih terbiasa melayani tantangan secara fisik. Kekerasan fisik bakal > dibalas secara fisik. Jika itu menyebar ke berbagai penjuru tanah air, > de-stabilasi politik bukan sekadar omong kosong. > > Karena massa PDIP tak ada, barisan FPI (atau Laskar Islam?) hanya punya > satu sasaran yang dipastikan tak bakal melawan. Akibatnya, sentimen negatif > hanya menyasar ke FPI. Jika bentrokan itu terjadi dengan PDIP, publik pasti > bakal dibingungkan karena yang terjadi adalah bentrokan fisik, bukan > kekerasan fisik. > > *Potongan kedua: Riziq Menyerah Tanpa Perlawanan* > Persoalannya, hanya dua jam setelah kekerasan fisik terjadi, Habib Rizieg > yang diwawancarai sebuah stasiun televisi menyebutkan bahwa yang melakukan > kekerasan fisik adalah laskar-laskar yang tak mempunyai garis komando dengan > FPI. Tapi, ia membenarkan bahwa ada anggota FPI yang terlibat dalam > laskar-laskar tersebut. > > Argumentasi Rizieg ini diperkuat dengan pernyataan Munarwan, selaku > Komandan Laskar Islam pada konferensi pers (2/6) di markas FPI. Dalam > konferensi pers itu, Munarman menegaskan dirinyalah yang bertanggung jawab > dan tidak rela jika anggotanya yang ditangkap. > > Meski begitu, Habib Rizieg tak urang akhirnya ditangkap aparat kepolisian. > Padahal, mulanya, Habib Rizieq diperkirakan bakal melakukan perlawanan bila > dirinya atau anggotanya ditangkap aparat polisi. Pertanyaannya, mengapa > Rizieq akhirnya menyerah dengan damai? > > Sebuah sumber membisikan bahwa Rizieq memilih menyerah setelah diyakinkan > bahwa dia tak bakal mendapat pertolongan dari pihak-pihak yang dianggap > sebagai patronnya. > > Ya, informasi yang mampir menyebutkan, Wiranto sama sekali lepas tangan > terhadap aksi Rizieq kali ini. Mengapa Wiranto seperti melepas tangan? > Padahal, sebagaimana diketahui, dari sejarahnya, FPI adalah organ Islam yang > berada dalam binaannya. > > Jawabannya muncul dari tempat lain. Akibat aksi kekerasan FPI, isu > penolakan kenaikan BBM bersubsidi sontak menghilang dari media dan publik. > Hal ini jelas merupakan pukulan telak bagi Wiranto dan Rizal Ramli yang > selama ini berselancar dengan isu ini untuk menggerus SBY. Tak heran > pertanyaan pun mencuat, siapa yang mendorong FPI? > > *Potongan ketiga: Munarwan Sebagai Faktor* > Jika mengikuti pernyataan Rizieq atau pengacaranya di media, telunjuk pun > diarahkan kepada Munarman. Mantan Direktur YLBHI ini diketahui menjadi > anggota Hizbur Tahrir Indonesia. Menurut sebuah sumber, sejatinya, Munarman > sudah sejak lama mengikuti pengajian-pengajian di ormas yang punya afiliasi > dengan HT di Mesir itu. Bahkan pengajian-pengajian itu digelar kantor YLBHI, > jl Dipenogoro, Jakarta. > > Secara ideologi dan garis politik, HTI dan FPI sebenarnya berseberangan. > HTI secara jelas-jelasnya ingin mendirikan sistem kekhalifahan. Sebaliknya > FPI masih menginginkan NKRI dalam versi 'Piagam Jakarta'. Jadi, secara > politik, keduanya sulit dibayangkan untuk bekerja sama. > > Namun, berkahnya, kali ada isu soal pembubaran Ahmadiyah. Sepertinya ada > insinuasi yang kuat ke FPI bahwa AKKBB dibiayai dan atau ditunggangi AKKBB. > Selain faktor Ahmadiyah, FPI makin "terbakar" ikut serta karena disebutkan > AKKBB juga diperkuat barisan JIL (Jaringan Islam Liberal) yang tak lain > adalah musuh bebuyutan FPI sejak bertahun-tahun silam. > > Keterlibatan FPI dianggap krusial. Soalnya, HTI tidak mempunyai barisan > massa yang terlatih sebagai milisi. Dan, disinilah kekuatan utamanya FPI. > Tampilnya sosok Munarman mampu memikat FPI. Sebab, Munarman tak ubahnya > 'orang yang bertobat". Ini terkait dengan pencitraan Munarman selama ini > sebagai aktivis YLBHI. Sebagaimana diketahui, YLBHI sudah kadung dicap > "tidak ramah" terhadap gerakan Islam. Jadi, sangat pas sebagai "instrumen" > propaganda. > > Di kalangan intelejen, keberadaan HTI selalu dikaitkan dengan ZA Maulani. > Belakangan, posisi Maulani diambil alih oleh Muchdi PR sebagai representasi > Prabowo Subianto. Jika ini benar, jadi logislah informasi Gus Dur yang > menyebutkan Munarman dilindungi oleh seorang jenderal. > > Dugaan itu semakin kuat lantaran, malam ini (5/6), Munarman ditengarai > berada di Sentul. Kalangan intelejen meyakini, Sentul yang dimaksud merujuk > pada pusat pendidikan intelejen milik BIN. Lokasi pendidikan ini menjadi > tempat pendidikan sementara menunggu penyelesaian pusat pendidikan yang > berada di Batam yang hingga kini masih terbelengkalai pembangunannya. > > Menyimak rentetan potongan itu, ada yang menyimpulkan, aksi kekerasan di > Monas merupakan upaya de-stablisasi untuk menekan pemerintah agar tidak > melakukan tindakan tertentu. Gerangan apakah itu? > > *Potongan ke empat: Kasus Munir Mulai Temukan Titik Terang* > Berita di Detik secara samar-samar menjelaskan. Sebagaimana diberitakan, > polisi kembali memeriksa Pollycarpus dan Indra Setiawan (mantan dirut > Garuda). Ini terkait surat yang ada di komputer. Belum jelas surat apa > dimaksud oleh pihak kepolisian. > > Tapi, sepertinya, surat itu bakal menjadi bukti yang memberatkan bagi > Muchdi terkait terbunuhnya aktivis HAM, Munir tahun 2004 silam. Ada bocoran, > jika benar begitu, besar kemungkinan Muchdi PR bakal ditangkap aparat > kepolisian. Jika Muchdi tertangkap, kabakin ketika itu, AM Hendropriyono > bukan tak mungkin bakal ditangkap pula. > > Yang menarik, beberapa bulan silam, Suara Pembaruan pernah melansir > penangkapan Muchdi. Namun, ketika itu, pengacara Muchdi PR, Mahendradatta, > pernah bilang, jika benar Muchdi ditangkap, mabes polri pasti sudah dikepung > Koppasus. > > Sepertinya, kali ini, SBY sudah mendapat kepastian kesetiaan Koppasus untuk > tidak bertindak sendiri. Karena itu, ada dugaan, Muchdi bakal ditangkap > sekitar pertengahan Juni ini. > > Hanya saja, rencana penangkapan itu telah bocor. Dan, insiden Monas pun > meletus. > > Soalnya kemudian, Anda boleh tida percaya dengan rangkaian potongan cerita > di atas. Siapa tahu, masih ada potongan lain yang belum ditemukan. > Sebagaimana sebelumnya, kita sempat menerima argumentasi bahwa Insiden Monas > adalah cara pemerintah mengalihkan isu BBM. > > Nah, gerangan potongan kisah apa yang belum "terungkap". Jangan-jangan, > kesimpulanya bisa berbeda lagi. Jangan-jangan, loh. > > -- > Kind regards, > Sulistiono Kertawacana > > >