Dear temans PPI Belgia,

Silahkan di baca kilas balik ekonomi global dan analisa tentang penyebab krisis 
ekonomi 2009...
mangga atuh---------->


Paska perang dunia ke-2, dalam
perundingan yang dikenal dengan Bretton Woods (1944), pimpinan dunia
waktu itu sepakat untuk menjadikan US dolar sebagai medium pertukaran
barang, alasannya Amerika adalah pemenang terbesar dari perang dunia
dan memiliki cadangan emas terbanyak di dunia.

Lalu
pada 1971, setelah dekade-dekade yang penuh dengan belanja dan belanja,
Amerika mulai kehabisan emasnya. Presiden Nixon kemudian memutuskan
untuk tidak lagi mengaitkan dolar mereka dengan emas. Hebatnya, Amerika
tetap berhasil meyakinkan negara yang lain untuk menjadikan dolar
sebagai alat tukar untuk transaksi jual-beli dunia. Alasan yang mereka
gunakan kurang lebih adalah bahwa negara mereka adalah negara paling
produktif di dunia. Uang yang akan mereka cetak tidak mungkin akan
menjadi kertas sampah karena dibacking oleh produksi rakyat mereka.

Jadi,
tidak ada yang berubah sejak perang dunia ke-2, dolar Amerika adalah
medium utama pertukaran barang (perdagangan antar negara) sejak 1944.

Bayangkan A, B, C, D, E.
A adalah Amerika, dan B, C, D, E adalah negara-negara yang lain.

B-C-D-E
bukan hanya menggunakan dolar ketika bertransaksi dengan A, di antara
B-C-D-E sendiri mereka menggunakan dolar untuk bertransaksi satu sama
lain!

(Dalam
perdagangan antar negara, memang ada sejumlah transaksi yang tidak
menggunakan dolar, tapi volumenya tidak sebesar yang menggunakan dolar.
Jadi dalam tulisan ini, transaksi non-dolar saya diabaikan dulu. Kita
fokus pada gambaran besar saja)

Darimana asal muasal dolar Amerika?

Jawabannya adalah dari rakyat dan pemerintah Amerika. Rakyat adalah elemen yang 
paling penting.

Uang
muncul saat konsumen mengajukan kredit (hutang). Pemerintah mungkin
saja menerbitkan uang, tetapi itu bukan praktek lazim. Sumber
pendapatan pemerintah adalah pendapatan dari perusahaan negara,
penerbitan surat hutang, dan dari pajak.

Yang
dimaksud dengan menerbitkan surat hutang adalah meminjam uang dari
orang-orang yang memiliki uang. Jadi, uang berpindah tangan dari tangan
orang-orang yang memiliki uang kepada pemerintah. Kalau tidak ada yang
mau membeli surat hutang itu, dan pemerintah masih ngotot mau
membelanjakan uang yang tidak dia miliki, mereka akan menerbitkan uang
baru dalam bentuk hutang dan harus dibayarkan kembali lewat penarikan
pajak kepada rakyatnya di tahun-tahun ke depan.

(Di
Indonesia, negara menerbitkan uang bukanlah hal yang aneh, tetapi tetap
saja tidak sering. Mungkin 1x dalam 1 generasi. Kalau kita sial, ya 2x.
Hehe…Istilah yang lain adalah monetisasi, atau yang lain devaluasi mata
uang. Tetapi di Amerika, belum pernah. Sejauh yang saya tahu, sejak
Federal Reserve didirikan tahun 1913 sampai sekarang, belum pernah.
Terakhir kali pemerintah Amerika menerbitkan uang sendiri adalah saat
Lincoln menerbitkan greenbacks. Itu terjadi di 1862. J.F. Kennedy sempat 
melompati Federal Reserve dan menerbitkan silver dolar tahun 1963, tetapi 
beberapa bulan kemudian dia mati ditembak dan silver dolar langsung ditarik 
dari peredaran).

Trilyunan
dolar hutang pemerintah Amerika (saat ini sekitar $10,5 trilyun) adalah
hutang yang mereka pinjam dari tangan-tangan yang memiliki dolar. Bisa
dari publik Amerika, bisa dari perusahaan finansial dari negara lain,
bisa juga dari pemerintahan negara lain.

Darimana publik dan pemerintahan negara lain mendapatkan dolar Amerika mereka? 
Jawabannya adalah dari konsumen Amerika. Rakyat Amerika adalah konsumen utama 
dunia. 

Ingat,
dolar Amerika adalah medium perdagangan utama dunia. Sebelum B-C-D-E
sendiri mau saling bertukar barang, sebelumnya mereka perlu menjual
dulu kepada A.

Tetapi… Kawan, percayakah Anda daya beli orang ada batasnya? Kemampuan orang 
untuk berhutang juga ada limitnya?

Imajinasikan 3 generasi ini:




Kehidupan
3 generasi di atas adalah potret umum perubahan gaya hidup rakyat
Amerika paska perang dunia ke-2 sampai sekarang. Dari negara dengan
kemampuan menabung tertinggi menjadi negara dengan kemampuan berhutang
tertinggi.
Bagaimana
mereka bisa begitu? Berbagai peraturan dan fenomena perdagangan
internasional dibuat karena sistem yang sedang kita anut memang
membutuhkan konsumen Amerika untuk terus berbelanja. Globalisasi, bahwa
bumi adalah “satu kesatuan,” di mana manufaktur besar di Amerika bisa
dan perlu berpindah ke negara-negara murah adalah omong kosong.
Produksi harus pindah ke negara murah untuk menekan harga barang &
membantu konsumen Amerika agar mereka bisa membeli dengan harga murah, untuk 
memperlama usia dolar-systemyang kita anut!

 Konsumen
Amerika tidak boleh berhenti berbelanja, juga tidak boleh berhenti
mengajukan kredit kepada perbankan mereka, sebab di pundak merekalah
tanggung jawab suplai utama uang dunia berasal. 

Tanpa
konsumsi mereka, darimana seluruh negara yang lain harus mencari suplai
dolar untuk memenuhi kebutuhan impor berbagai barang dan komoditi untuk
mereka sendiri?
Di
satu sisi, orang boleh saja menyalahkan rakyat Amerika yang membeli
terlalu banyak barang yang tidak mereka butuhkan dengan uang yang tidak
mereka miliki (hutang), tetapi di sisi lain, kalau bukan mereka yang
terus menghabiskan tabungan mereka dan kemudian berhutang sangat dalam,
seluruh dunia sudah memasuki masa resesi besar, bahkan depresi sejak
dulu. Ini konsekuensi daridolar-system.

Coba lihat level hutang di Amerika ini…


Yang dimaksud dengan Total Credit Market Debt adalah total hutang publik + 
pemerintah Amerika. Perhatikan bahwa bubble ini sudah di ambang pecah. Apakah 
mungkin bubble raksasa ini, yang sebenarnya sudah ditiup sejak 1944 tidak akan 
pecah? Bahwa this time it is different? Menurut saya sih tidak (Kekuatan 
Bunga-Berbunga).


Federal Public Debt adalah hutang pemerintah federal Amerika (uang yang mereka 
pinjam dari
orang-orang yang memiliki dolar). Anda lihat, secara persentase, di
puncak perang dunia ke-2, pemerintah Amerika sesungguhnya pernah
meminjam lebih banyak uang lagi dari publik untuk membiayai perang
(120% dari GDP). Jadi, kalau hanya dihitung dari persentase saja,
kondisi fiskal pemerintah Amerika hari masih lebih baik dibanding waktu
puncak perang dulu. Saat ini, hutang pemerintah Amerika sekitar $10,5
trilyun. Dengan GDP sekitar $14 trilyun, maka persentase hutang
pemerintah terhadap GDP sekarang adalah sekitar 75%.
Tetapi,
tentu saja, Amerika hari ini tidak sama dengan yang dulu. Hari ini,
mereka bukan lagi negara dengan tabungan terbesar dunia. Mereka
sekarang adalah negara dengan hutang terbesar di dunia. USA hari ini
sudah berubah menjadi UBSA, United Bankrupt States of America…
(Sedikit
catatan tambahan, Anda perlu tahu bahwa konsumen membayar bunga saat
mereka mengajukan kredit. Lalu saat pemerintah menerbitkan surat
hutang, pemerintah juga harus membayar bunga. Karena uang pemerintah
datang dari pajak terhadap rakyatnya, maka bunga surat hutang
pemerintah juga dibayar oleh rakyat negara bersangkutan. Rakyat setiap
negara sebenarnya harus membayar 2 set bunga hutang, hutang konsumen
dan hutang pemerintah!)
Dari gambaran umum di atas, skenario apa yang bisa kita harapkan berdasarkan 
kejadian sekarang?
Defisit
anggaran pemerintah Amerika tahun ini adalah minimal $1,3 trilyun.
Kemungkinan besar akan lebih dari itu, karena belum termasuk program bail-out 
jilid 2, jilid 3, jilid 4…
Angka
ini akan bertahan selama bertahun-tahun. Mereka tidak punya kemampuan
untuk membayar, berhutang sudah menjadi satu-satunya alternatif bagi
UBSA.
Di sisi
lain, rendahnya harga komoditi dan ambruknya ekspor ke Amerika telah
membuat negara-negara penabung dolar untuk mulai kehilangan pendapatan
mereka. Kemungkinan yang lebih logis seharusnya adalah mereka akan
menggunakan tabungan dolar mereka untuk menyelamatkan ekonomi mereka
sendiri, dan mengurangi porsi pembelian surat hutang Amerika.
Kemungkinan
Amerika untuk gagal menjual surat hutang dan membiayai anggaran mereka
cukup besar, dan resiko ini terus membesar dari bulan ke bulan. Saya
percaya, suatu ketika penjualan surat hutang mereka pasti akan mencapai
titik puncak kejenuhan.
Beberapa
tahun lalu Ben Bernanke (Gubernur Federal Reserve) pernah memberikan
sebuah pidato yang kemudian terkenal dengan sebutan “Helicopter Speech,”
bahwa dia bisa mencetak uang dan melemparnya dari helikopter kepada
publik untuk mencegah depresi terulang kembali di Amerika. Banyak orang
mempercayainya, termasuk saya.

Tetapi… Kawan, orang-orang Wall Street tidak terkenal jujur… Bisa saja Bernanke 
berbohong, kita tidak bisa tahu pasti.
Kalau
dia memenuhi janjinya bahwa pemerintah Amerika akan mencetak uang untuk
membiayai anggaran mereka saat surat hutang mereka tidak laku, tentu
saja itu akan mendevaluasikan nilai dolar. Seberapa jauh tingkat
devaluasinya, saya tidak tahu.

Lantas, apakah masalah selesai dengan devaluasi dolar Amerika? Menurut saya 
tidak, karena dolar-systembelum berubah.
Semua negara (B-C-D-E) masih memerlukan dolar untuk transaksi mereka,
dan kalau mereka membiarkan nilai tukar uang mereka menguat signifikan
terhadap dolar, ekspor mereka pasti akan terganggu, baik karena daya
beli konsumen Amerika yang melemah maupun karena negara saingan mereka
yang ikut mendevaluasikan mata uang mereka mengikuti Amerika.
Kemungkinan
terbesar, pada akhirnya seluruh negara harus mengikuti Amerika untuk
mendevaluasikan mata uang mereka, dan untuk pertama kalinya dalam
sejarah, seluruh negara di dunia akan mendevaluasikan mata uang mereka
secara bersama-sama!

Tetapi, setelah itu pun solusi tidak akan
datang. Saat semua negara mendevaluasikan uang mereka secara bersamaan,
lagi-lagi kita akan kembali ke masalah konsumen Amerika yang tidak
sanggup lagi berhutang... Situasi hanya akan bertambah rumit.

Ini hanya kemungkinan pertama, kemungkinan kedua adalah “helicopter speech”
hanyalah gertakan, Bernanke tidak akan melakukannya. Tidak ada era
inflasi tinggi, mulai sekarang kita akan memasuki era deflasi. 

Anyway,
saya tidak bisa memastikan kepada Anda apa yang sedang dipikirkan para
kriminal di Wall Street, saya bukan insider di sana, Mr. Rothschild
juga bukan paman saya. Hehe..
Selama kita masih dalam dolar-system,krisis sekarang tidak akan selesai sebelum 
daya beli rakyat Amerika membaik. Tetapi, bagaimana caranya memperbaiki daya 
beli mereka?
1. Penghasilan mereka perlu meningkat
Pertanyaannya,
bagaimana penghasilan mereka bisa meningkat kalau di berbagai belahan
dunia yang lain, ada ratusan juta bahkan milyaran manusia yang bersedia
mengerjakan pekerjaan yang sama dengan upah budak?
2. Daya beli mata uang yang kuat
Dolar sedang menguat akhir-akhir ini, sebagian karena jumlah kredit (uang) 
menurun drastis, sebagian lagi karena settlement taruhan derivatif yang 
mayoritas harus dibayar pakai dolar. Ini akan
membantu sedikit daya beli Amerika, tetapi juga akan memukul ekspor
mereka. Faktor yang sangat penting sekarang apakah pemerintah Amerika
benar-benar bisa menjual semua surat hutang yang mereka butuhkan. Bila
nantinya mereka gagal menjual dan memutuskan untuk mencetak uang, dolar
Amerika akan terdevaluasi, daya beli konsumen Amerika juga akan kembali
terpukul. Jadi, skenario kedua mungkin kurang bisa diharapkan.
3. Beban hutang dikurangi
Sejak ribuan tahun yang lalu (sejak zaman Babilonia), sudah ada apa yang 
disebut dengan Jubilee / pemaafan hutang. Saat itu, semua hutang di atas 7 
tahun harus
dihapusbukukan. Karena masyarakat waktu itu pun sudah menyadari bahwa
beban bunga dan hutang bertanggungjawab secara langsung terhadap
berbagai penyakit masyarakat seperti perjudian, alkoholisme, tindakan
kriminal, prostitusi, rusaknya hubungan rumah tangga dsb.
Menurut saya, jalan singkat adalah memaafkan hutang… Program bail-out hanyalah 
program untuk membantu jaringan kriminal Wall Street, mengapa
tidak menghapusbukukan saja hutang publik? Kalau pada akhirnya solusi
yang mereka buat tetap saja menginflasikan suplai uang, bukankah lebih
sederhana kalau uang-uang diberikan saja kepada publik? Mengapa
bertele-tele?
Hapusbukukan hutang, dan perkecil ratio fractional reserve atau hilangkan sama 
sekali sistem fractional reserve banking, maka suplai uang tidak akan meningkat 
drastis, dan tidak akan terjadi juga hiperinflasi.
Solusi yang akan dibuat oleh para pimpinan dunia sekarang, dengan asumsi mereka 
masih mau mempertahankan dolar-system ya harus memenuhi minimal salah satu dari 
3 hal di atas. Daya beli
konsumen Amerika harus diperbaiki. Tanpa melakukan itu, semua upaya
akan percuma.
Solusi yang lain…. Tinggalkan dolar-system. Amerika mengambil alih 
tanggungjawab untuk menginflasikan suplai uang dunia dari Inggris pada awal 
abad ke-20. Karena bubble hutang mereka sudah mencapai puncak, ya biarlah 
bubble ini meletus. Penduduk mereka hanya 300 juta orang. Planet kita punya
6,6 milyar orang. Atas dasar apa pemimpin dunia menganggap
manusia-manusia di belahan dunia yang lain tidak sanggup dan tidak
berhak menjadi konsumen besar yang berikut? Mengapa harus kita-kita
yang selamanya bekerja dengan upah rendah untuk melayani kebutuhan
orang Barat?

*** 

Sedikit Komentar Mengenai Pemilu 2009
Sebentar
lagi Indonesia akan menyelenggarakan Pemilu. Kalau saya tak salah baca,
anggaran untuk Pemilu adalah Rp 13,5 trilyun… Rp
13.500.000.000.000,-….. Fantastis, pemerintah menghabiskan Rp 13,5
trilyun uang pembayar pajak untuk memilih kembali 1000 anggota Dewan
Terhormat, dan sepasang Presiden - Wakil Presiden untuk MELANJUTKAN
pekerjaan yang sama yang sudah dilakukan pemerintahan-pemerintahan
sebelumnya.
Bisakah
Anda membayangkan kalau uang ini kita gunakan untuk membiayai uang
sekolah anak-anak Indonesia, memperbaiki standar kebersihan komunitas,
atau dikembalikan kepada publik dalam bentuk pengurangan pajak, atau
untuk membayar hutang-hutang kita kepada para vampire internasional?
Saya curiga apapun yang sedang Anda pikirkan, kemungkinan besar rencana
itu masih lebih berguna dibanding untuk menyelenggarakan Pemilu.
Saya
sudah melihat berkali-kali kampanye para politisi di TV, dan tak
seorang pun dari mereka yang mau menyinggung masalah perbankan ribawi.
Tidak ada.
Anda
tahu apa pekerjaan utama pemerintah di berbagai negara di dunia ini?
Saya tidak tahu, tapi kalau saya harus berspekulasi, jawabannya adalah
memperbesar hutang publik. Cari cara dan alasan apapun juga untuk
meningkatkan hutang, baik hutang konsumen maupun hutang pemerintah.
Anda bisa menebak sebaik apa kinerja sebuah pemerintahan dan seberapa
mereka benar-benar bekerja untuk rakyatnya berdasarkan cara mereka
memperlakukan uang.
Kalau
Anda memahami bagaimana permainan uang di dunia dilakukan, Anda akan
mulai melihat dunia ini dengan perspektif yang sangat berbeda.
Jadi, bagi Anda yang antusias terhadap Pemilu di depan mata ini, maaf, pendapat 
dari saya masih sama… Nothing is going to change!
Tentu
saja, apa yang saya tulis di sini hanyalah opini pribadi. Mungkin
sebagian benar, mungkin sebagian tidak. Mempersatukan opini publik
adalah hal yang sangat sulit, kalau bukan mustahil. Untuk setiap 10
orang yang membaca blog ini, mungkin akhirnya hanya 1 orang yang
percaya, 9 orang yang tersisa, ada yang mungkin ragu-ragu, ada yang
mungkin tidak setuju, dan ada yang mungkin mengira saya adalah orang
sinting yang terlalu banyak membaca novel konspirasi.

Hehe…
Wajar-wajar saja, kita semua hidup di lingkungan yang berbeda-beda,
dididik dengan cara yang berbeda. Para penganut talmudik mungkin memang
memahami kelemahan kita, bukan kebetulan mereka menyebut kita goyim.
Kita memang bermasalah dari dalam dan tidak pernah bisa bersatu.


Sumber : 
http://pohonbodhi.blogspot.com/2009/02/mengenai-krisis-ekonomi-2009.html



      

Kirim email ke