From: Hotma H Hutagalung


Dekan FEUI Termuda: Saatnya Menghidupkan Tokoh-tokoh Muda
Nurul Qomariyah, Wahyu Daniel - detikFinance

Firmazah (Foto: Wahyu/detikcom)
Jakarta - Firmanzah membuat kejutan dengan menjadi Dekan Fakultas Ekonomi UI
termuda, pada usianya yang belum genap 33 tahun. Kehadiran ekonom-ekonom
ataupun tokoh muda ini terasa segar di tengah tokoh-tokoh yang muncul selama
ini terkesan itu-itu saja.

Firmanzah mampu menjadi Dekan FEUI setelah mengalahkan para seniornya yang
rata-rata sudah bergelar Profesor. Alumnus jurusan manajeman FEUI angkatan
1994 yang berusia genap 33 tahun pada Juni nanti itu antara lain mengalahkan
kakak dari Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati, Dr Ir Nining Indrayono
Soesilo MA.

Dalam pemilihan Dekan FE UI 14 April 2008, Firmanzah, Ph.D berhasil
mengungguli 2 kandidat calon dekan lainnya, yaitu Prof Sidharta Utama PhD
CFA dan Arindra A Zainal, PhD. Terpilihnya Firmanzah sebagai Dekan FE-UI
periode 2009-2013, sekaligus mengukir sejarah sebagai Dekan termuda
sepanjang sejarah UI dan sebagai pegawai BHMN pertama yang menjabat posisi
Dekan.

Bagaimana kisah pria yang biasa disapa Fiz ini bisa melenggang ke kursi
tertinggi di FEUI? Berikut wawancara detikFinance dengan Firmanzah di
kantornya, Dekanat FEUI, Depok, Kamis (15/4/2009).

Bagaimana rasanya terpilih menjadi Dekan FEUI di saat saingan anda begitu
berat dan lebih senior dari anda?

Tokoh-tokoh muda mati suri dan akhirnya mati suri, itu harus dihidupkan lagi
tokoh-tokoh muda. Saat ini kita bicara tentang kinerja berbasis kompetensi
dan itu harus dilakukan. UI sedang melakukan transformasi, Rektor yang
melakukan itu. Membuat UI lebih fresh, UI keluar dari konservatisme. Lebih
adaptif dengan kompetisi di tingkat regional dan juga global, jadi penuh
dengan perubahan.

Perlu komitmen universitas jadi kita memilih pemimpin fakultas karena
kompetensinya. Bukan karena dukungan atau dia itu siapa dan asalnya dari
mana. Itu budaya feodal. Aristokrasi, feodal, dan nepotisme itu sudah tidak
relevan lagi saat ini, jadi pemilihan dekan saat itu murni dinilai dari
kompetensi. Ini kompetisi, dan mekanisme pemengangnya lewat kompetensi, dan
kita harus belajar untuk menjalankannya. Kita juga harus belajar, jangan
karena si X ini saudara siapa maka lebih dipilih.

Apakah anda tidak mempunyai beban saat bersaing dengan senior waktu itu?

Ada beban karena bersaing dengan senior, bagaimanapun mereka itu dosen kita
dan lebih berpengalaman. Namun itu konsekuensi yang sudah saya sadari sejak
awal. Kita harus upgrade diri kita dengan cepat menyesuaikan diri dengan apa
yang diinginkan institusi, karena semangat saja tidak cukup. Tapi kita harus
belajar untuk menutupi kekurangan-kekurangan kita, belajar dari senior dan
teman-teman yang lebih pengalaman.

Persiapan berapa lama?

Persiapannya ada persiapan umum seperti sekolah S3, buat buku dan tulisan
yang dipublikasi secara internasional. Membuka jaringan dan komunikasi
dengan senior. Persiapan khususnya ketika mengambil formulir pencalonan
dekan.

Apa konsep yang anda tawarkan saat itu?

Saya lihat FEUI mempunyai sejarah yang panjang, kompleks, rumit dengan
banyaknya lembaga dan program studi seperti ada Ilmu Studi Pembangunan, Ilmu
Akuntasi dan Ilmu Manajemen. Tantangan kita ke depan adalah untuk melakukan
internasionalisasi secara global. Kita tidak lagi head to head dengan UGM
atau universitas lainnya di luar negeri, kita sekarang harus sejajar secara
internasional. Dan kita tidak bisa sendiri, harus ada sinergi dari 3 program
studi yang ada, dengan mahasiswa, dosen, dan sebagainya untuk memajukan
FEUI.

Caranya bagaimana untuk bawa FEUI ke persaingan internasional?

Saya akan mengakselerasi kerjasama internasional. Baik itu mengundang dosen
dari luar negeri untuk mengajar di sini, atau outbond, dalam arti dosen kita
dikirim untuk mengajar ke luar negeri.

Ada rencana rekomendasi ke pemerintah?


Aspek distribusi dan penataan lembaga. Saya baru dua hari, dan masih banyak
yang harus dikerjakan. Tadi ada yang datang dari Slovakia, dan mereka
appreciate, karena yang termuda di Slovakia adalah 34 tahun. Dan saya juga
lagi Guru Besar, dan mudah-mudahan selesai dalam 3 atau 4 bulan. Saya
berencana buat media center.


-- 
Best regards,
Sulistiono Kertawacana
http://sulistionokertawacana.blogspot.com/

Kirim email ke