Jadi pengen nonton.




--
Seorang anak yang bercita-cita tinggi. Berawal dari hobinya bermain
bulutangkis di desanya, yang biasa bertanding dengan pemain lain yang
lebih dewasa. Peran ayahnya, yang terobsesi pada Liem Swie King, justru
membuatnya tersiksa. Seolah-olah ia berada di bawah tekanan karena
pengaruh ayahnya yang selalu menekan dirinya agar menjadi sukses. Akan
tetapi, didikan keras ayahnya berhasil membawanya ke jenjang yang lebih
tinggi lagi. Ia menjadi juara dan bersanding dengan legenda hidup
bulutangkis dunia yang dipunyai Indonesia, Liem Swie King. 

Inilah KING, film cerita pertama di dunia yang bercerita tentang
olah raga bulutangkis. Dimainkan oleh Rangga Raditya sebagai tokoh
utama film ini yang bernama Guntur - yang bukan seorang aktor melainkan
pemain bulutangkis yunior - bersanding dengan tokoh Tejo sebagai ayah,
yang diperankan secara ''lain'' oleh Mamiek Prakoso, seorang pelawak
senior jebolan Srimulat. Disamping Rangga Raditya, patut dicatat
kemunculan tokoh Raden yang dimainkan secara brilian oleh Lucky Martin.
Ia berperan sebagai kawan dekat Guntur, sebagai karakter penyeimbang
Guntur yang kalem, pendiam dan dingin. Tokoh Raden lebih terbuka,
humoris dan menjadikan semua scene lebih cair. 

KING adalah film ketiga dari Alenia Pictures dan karya perdana dari
sutradara Ari Sihasale, seorang aktor senior sekaligus produser yang
sukses menelorkan Denias dan Liburan Seru. Memakan waktu shooting
selama 38 hari di tiga lokasi besar yakni Kudus, kawasan Kawah Ijen,
dan Banyuwangi dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Lokasi yang
berada di wilayah Banyuwangi perbatasan dengan Situbondo, menjadi set
utama film ini. Sebuah kawasan perkebunan kopi Arabica, dengan
perkampungan eksotis dan interaksi kehidupan yang akrab. Sutradara Ari
Sihasale menemukan lokasi ini secara tidak sengaja. Sebuah perjalanan
menuju Kawah Ijen membuatnya harus menginap di sebuah wisma kecil milik
perkebunan. Suatu sore ia berjalan-jalan dan secara tidak sengaja
menemukan sebuah kampung kecil. Ia memilih perkampungan tersebut
sebagai lokasi utama filmnya yang pertama. 

Menurut Ari Sihasale, ide cerita KING diilhami dari kejadian yang
dialaminya bersama sang istri Nia Sihasale. Mereka baru saja pulang
dari menyaksikan pertandingan bulutangkis Thomas & Uber Cup, dengan
hasil yang menyesakkan. Indonesia kalah lagi. 
Ide itu kemudian berkembang dan bersama Andhy Pulung (editor)
menjadi sebuah cerita. Dari ide yang kemudian dijadikan scenario film
yang utuh oleh penulis Dirmawan Hatta. Setelah melewati beberapa
tahapan, scenario tersebut siap untuk difilmkan. Andy Pulung menjadi
editor film ini pula. Disamping beberapa nama senior seperti Yudi Datau
sebagai penata kamera dan Budi Riyanto Karung bertindak sebagai penata
artistic, dan musik digarap oleh Aksan Sjuman dan Titi Sjuman,
sementara Original Soundtrack digarap oleh Ridho dan Ipang. 

Beberapa pemain senior menjadi pendukung film ini misalnya saja
Wawan Wanisar sebagai lurah, Yati Surachman sebagai nenek Raden, Wulan
Guritno sebagai Joyce mama dari Michelle. Sementara tokoh Michelle
dimainkan oleh Valerie Thomas. Disamping adanya penampilan khusus dari
beberapa nama yang berasal dari kalangan olah raga bulutangkis seperti
Hariyanto Arbi yang berperan sebagai dirinya sendiri, Hastomo Arbi,
Ivanna Lie, Rosiana Tendean dan Maria Kristin. 

Ari Sihasale menambahkan bahwa pemilihan pemain tidak hanya
berdasar pada kebutuhan acting saja. Misalnya saja, Rangga adalah
seorang pemain bulutangkis, demikian juga Jonathan yang berperan
sebagai Arya. Penokohan karakter Guntur memang dilematis. Di satu sisi,
ia harus mampu berakting dengan baik, tetapi juga harus dapat bermain
bulutangkis dengan sempurna, sesuai dengan misi film ini yang bercerita
dengan latarbelakang bulutangkis. Oleh karena itu, tim produksi film
KING perlu untuk meminta bantuan Hastomo Arbi sebagai penasehat tehnis
bulutangkis. 

Di antara puluhan judul film nasional yang beredar saat ini, hanya
sedikit yang bercerita tentang perjuangan seorang anak dari desa yang
berusaha menjadi berarti hidupnya dengan upaya yang keras. 

Film ini berusaha menghadirkan sebuah deskripsi dari kerja keras
dan usaha tanpa henti untuk menjadi yang terbaik. Dari plot cerita yang
runtut, visualisasi dari landscape yang cantik dan pemahaman karakter
dari masing-masing pemain yang kuat menjadikan KING sebagai film
keluarga yang ringan, menghibur tapi berbobot. 

KING dijadwalkan dapat disaksikan penonton film di bioskop mulai tanggal 25 
Juni 2009. (Alenia)

 ----
AGUNG WAHYUDI
---



      

Kirim email ke