Bung Sulis, sepanjang system perbankan berdasarkan riba dan bunga-berbunga 
(compounding interest), hal yang mana menurut Albert Einstein adalah kekuatan 
terbesar di alam semesta… (yang mana juga diharamkan oleh semua agama, CMIIW), 
negara tersebut tinggal menghitung taun,bulan n hari menuju kebangktrutannya.

Read this:
Uang dalam sebuah masyarakat ibarat darah di dalam tubuh manusia.
Kelebihan atau kekurangannya akan menyebabkan tekanan tinggi dan rendah
(inflasi dan deflasi).

Kalau orang biasa ditanya berapa banyak
uang beredar yang sepantasnya ada dalam sebuah masyarakat, jawaban
logisnya adalah tergantung berapa banyak BARANG DAN JASA yang sanggup
diperdagangkan oleh komunitas tersebut dalam perdagangan sehari-hari
mereka.

Tetapi siapa sebenarnya yang menentukan jumlah uang beredar, dan bagaimana uang 
diedarkan?

Karena
uang hanyalah medium pertukaran barang dan jasa di dalam komunitas
tersebut, untuk melayani masyarakat tersebut, logisnya adalah tak
seorangpun yang berhak mengambil keuntungan dari pengadaan uang. Orang
yang berproduksi pantas mendapatkan uang, dan orang yang tidak
berproduksi tidak mendapatkan apa-apa.

Petani menghasilkan hasil
tani, nelayan mencari ikan dan hasil laut, penenun kain membuat
pakaian, tukang masak mengolah hasil tani menjadi makanan, tukang kayu
membuat bangunan dan perkakas rumah, orang-orang terdidik menjadi guru
di sekolah, dll. Semua orang mengerjakan dan memberikan kontribusi ke
masyarakat sesuai kemampuannya. Uang harusnya diciptakan OLEH komunitas
tersebut UNTUK melayani komunitas tersebut.

Tetapi kemudian
sekelompok kecil anggota komunitas tersebut, yang diberkati dengan daya
pikir yang lebih tajam, sekaligus keserakahan yang tak terhingga,
memahami bahwa mereka bisa TIDAK memberikan kontribusi apapun tetapi
memiliki segala-galanya di masyarakat tersebut. Kelompok ini adalah
"Pengada (Pencipta) Medium Uang."

Kalau demi memiliki uang dan
menghindari sistem bartel yang merepotkan, masyarakat tersebut rela
MEMINJAM uang kepada kelompok tersebut, maka masyarakat ini secara de
facto telah menjadi budak abadi dari kelompok pencipta uang itu.

Misalkan
: masyarakat ini terdiri dari 100 penduduk. Ada yang jadi petani,
nelayan, tukang kayu, penenun kain, tukang masak, penambang, guru dll.

Kemudian
sang Pencipta Uang, katakanlah seorang penambang emas, berhasil
membujuk masyarakat tersebut untuk menggunakan koin emas buatannya
sebagai medium pertukaran (uang). Semua orang membeli emas darinya, dan
sebagai gantinya memberikan barang / jasa tertentu kepadanya. Yang
lain, karena tidak memiliki barang, akhirnya harus meminjam kepada
tukang emas tersebut.

Bila tukang emas ini meminjamkan 1000 koin
emas dan menagih 5% bunga kepada masyarakat ini, maka tanpa menggunakan
hukum bunga-berbunga sekalipun, dalam waktu 20 tahun tukang emas ini
akan memiliki semua koin emas dia kembali, dan masyarakat ini masih
tetap berhutang 1000 koin emas kepadanya.

Saat itu, tak satu pun
koin beredar di masyarakat, sehingga tidak mungkin masyarakat tersebut
sanggup membayar. Tentu saja, dalam prakteknya, memasuki tahun ke-2
sekalipun tukang emas tersebut sudah harus meminjamkan koin emasnya
kepada anggota masyarakat ini, tukang emas ini tidak ingin bunga yang
dia terima membuat suplai uang di masyarakat menurun, karena nantinya
skema ini akan terbongkar.

Penurunan suplai uang di komunitas
manapun selalu menciptakan resesi / depresi ekonomi. Agar sistem ini
tidak gagal, komunitas tersebut harus terus mengajukan pinjaman baru,
agar saat bunga / cicilan pokok pinjaman lama dibayarkan, suplai uang
di komunitas tersebut tidak berkurang.

Tidak masalah medium apa
yang Anda gunakan sebagai uang, selama sang pencipta uang adalah
pemilik medium uang (bukannya masyarakat itu sendiri) dan berhak
menagih bunga atas pinjamannya, masyarakat ini tidak akan pernah
sanggup melepaskan diri dari perbudakan bunga, siklus inflasi dan
resesi.

Pihak yang paling berkepentingan agar emas menjadi
medium pertukaran uang, bisa Anda yakin bahwa dia pasti memiliki banyak
emas yang ingin dia jual atau pinjamkan. Inilah satu-satunya motivasi
dia untuk mempromosikan emas sebagai uang.

Karena kemampuan
komunitas tersebut untuk berhutang ada batasnya, dan akibat bunga
pinjaman yang harus mereka bayarkan, sebagian anggota komunitas
tersebut pun jatuh miskin pada tahun-tahun pembayaran berikutnya.
Manusia, sebagai makluk sosial, menyadari bahwa anggota masyarakat yang
tidak beruntung ini tidak bisa dibiarkan begitu saja dan perlu dibantu.
Maka diciptakanlah sebuah institusi sederhana untuk membantu mereka,
yaitu Pemerintah, yang juga akan berfungsi untuk mengatur hal-hal yang
berhubungan dengan kepentingan orang banyak.

Tetapi, karena dari
tahun ke tahun semakin banyak uang yang diperlukan untuk membantu
anggota masyarakat yang tidak beruntung ini, skala pemerintah dan uang
yang diperlukan untuk membiayai mereka pun terus bertambah besar.

Pemerintah,
yang didirikan untuk menjadi penolong, perlahan-lahan justru berubah
menjadi penodong. Jangan lupa, anggota pemerintah pun orang-orang biasa
yang perlu makan dan memiliki kebutuhan lainnya. Jadi, sebelum uang
yang dikumpulkan masyarakat untuk membantu orang miskin ini digunakan,
sebagian uang tersebut pun masuk ke kantong anggota pemerintah terlebih
dahulu.

Semakin besar jumlah orang miskin yang perlu dibantu,
semakin besar skala pemerintah di komunitas tersebut. Semakin banyak
usaha yang jatuh bangkrut, semakin sering juga pemeritah mengambil alih
usaha-usaha tersebut, dan semakin banyak uang juga yang perlu dibayar
anggota komunitas yang masih produktif dan belum bangkrut (*pajak).
Suatu ketika, saat uang yang sanggup dikumpulkan dari masyarakat yang
masih produktif pun tidak mencukupi lagi, pemerintah, sebagai sebuah
institusi, pun mulai mengajukan pinjaman kepada si pencipta uang (dalam
contoh di atas, si tukang emas)

(*Pajak : bedakan pajak yang
ditarik untuk membantu orang miskin, pembangunan infrastruktur, gaji
anggota pemerintah, Vs pajak untuk membayar cicilan hutang pemerintah.
Kalau Anda mengira pajak yang Anda bayarkan setiap bulan semuanya
digunakan untuk membantu orang miskin di Indonesia, memperbaiki jalan,
sekolah, tempat ibadah dll, sebaiknya Anda mengecek dengan mata sendiri
betapa besarnya anggaran pemerintah yang digunakan untuk membayar
cicilan hutang & pokok kepada bankir internasional.)

Pemerintah,
akhirnya pun terpojok untuk terus memaksa rakyatnya membayar lebih
banyak lagi tagihan pajak, bea ini bea itu, pungutan jinak, pungutan
liar, dll. Sekarang posisinya menjadi Pemerintah Vs Rakyat.

Orang-orang
yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah pun mulai membuat
kelompok (partai) baru, seolah-olah mereka bisa menyelesaikan masalah,
mengembalikan skala pemerintah ke skala yang lebih kecil, dan
mengurangi pajak dan pungutan kepada masyarakat produktif mereka.

Puluhan
partai didirikan untuk berdebat satu sama lain, tetapi tak seorang pun
yang bersedia mendebat asal usul uang mereka, tak seorang pun
membicarakan si tukang emas. Mungkin memang itulah fungsi utama sistem
demokrasi, agar si tukang emas lebih gampang mempertahankan kekuasaan.
Bagaimanapun, jauh lebih gampang menyuap beberapa ratus anggota
parlemen dibanding menyuap mayoritas rakyat di suatu negara.

Keadaan
dari tahun ke tahun bertambah kacau, jumlah orang miskin terus
bertambah dari generasi ke generasi. Anak-anak muda mulai khawatir akan
masa depan mereka, dan tak mengerti mengapa generasi ini tampaknya
lebih miskin dibanding generasi sebelumnya, dan kelihatannya anak-anak
mereka sendiri akan lebih miskin dibanding mereka sendiri saat ini.

Polisi,
tentara, yang seharusnya ada untuk melindungi rakyatnya, suatu ketika
akan digunakan oleh si tukang emas sebagai senjata untuk melawan
rakyatnya. Ironisnya, si tukang emas ini bahkan tidak perlu repot-repot
menggaji polisi dan tentara. Gaji mereka dibayar oleh pajak rakyat yang
mereka tindas.

Tahun depan Indonesia akan kembali
menyelenggarkan Pemilu. Kalau tidak ada kejutan, lagi-lagi puluhan
partai politik akan berdebat dan menyanyikan janji-janji manis kepada
orang-orang yang ingin percaya. Dan lagi-lagi tak sebuah partai pun
yang akan menyinggung si tukang emas saat ini, BANK (mulai dari Bank
Sentral, dan kemudian ke Bank-Bank Komersial yang menciptakan mayoritas
uang beredar di negara ini).

Kita masih berada dalam perbudakan
bunga bank, tidak berubah sejak sebelum merdeka. Dan bank-bank
komersial pun masih tetap mempraktekkan fractional reserve banking,
tidak berubah sejak ratusan tahun lalu.

Kontrol atas kredit masih di tangan bankir, bukan di tangan rakyat. Jadi... 
Nothing is going to change, nothing!

Tahun
depan, saat pinjaman tak terbayar rakyat USA memuncak, konsumsi mereka
akan menurun tajam. Ketika mereka berhenti konsumsi, toko-toko
distributor utama di Amerika akan mengurangi order ke pabrik-pabrik di
Asia dan Eropa. Kurangnya order kemudian diikuti dengan PHK masal di
Asia dan Eropa, dan kemudian toko-toko retail di Asia dan Eropa pun
akan mulai jatuh bangkrut dan tidak bisa membayar pinjaman ke bank-bank
komerisial lokal mereka.

Hanya orang-orang (& perusahaan)
yang paling sedikiti dibiayai oleh hutanglah yang bisa keluar dari
krisis kali ini. Sisanya akan jatuh bangkrut dan aset mereka akan
diambilalih para bankir. 2-3 tahun ke depan, para "tukang emas" akan
menikmati sensasi konsolidasi mereka, bisnis-bisnis akan jatuh ke lebih
sedikit tangan, kompetisi akan berkurang (termasuk bisnis perbankan).
Mimpi mereka untuk meMONOPOLI semua aset semakin mendekati kenyataan.
"Last Man Standing."

Di sisi lain, orang-orang miskin terus
bertambah. Anak-anak tidak sanggup sekolah, orang yang masih memiliki
pekerjaan pun mulai berpikir untuk korupsi lebih banyak karena gaji
tidak mencukupi, sebagian lagi mencari solusi lewat perjudian,
prostitusi, perdagangan obat terlarang, dan hubungan internal keluarga
juga memburuk. Hubungan antar orang di masyarakat pun tidak bertambah
baik, orang-orang sibuk memikirkan bagaimana mereka harus makan, tak
ada lagi waktu untuk bersosialisasi secara suka rela, kemunafikan pun
bertambah... Kriminalitas akan meningkat tajam, dan tak banyak yang
bisa dilakukan.

Percayakah Anda?
Bila Anda tidak menghentikan
sistem ini sekarang, bila Anda tidak mengekspos kejahatan perbankan
sekarang, maka akan tiba suatu hari.. di mana saat Anda mempertaruhkan
nyawa Anda sekalipun, Anda tidak akan punya peluang lagi untuk menang.
Semua aset, utilitas umum, militer, media, pendidikan, kepolisian,
konglomerasi pertanian, perkebunan, pertambangan, gudang nasional
makanan dan distribusinya, semuanya sudah dalam genggaman "tukang emas".

Mulailah bercerita, "Silence is Acceptance."

source: http://pohonbodhi.blogspot.com/2008/10/bankir-rakyat-pemerintah.html



________________________________
From: Sulistiono Kertawacana <sulistiono.kertawac...@alumni.ui.ac.id>
Sent: Sunday, March 29, 2009 2:18:27 PM
Subject: [PPIBelgia] Soros: Inggris "Kritis",Minta Bantuan dari IMF Bukan Hal 
Mustahil


Soros: Inggris "Kritis"
Minta Bantuan dari IMF Bukan Hal Mustahil
http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/03/29/ 03271651/ soros.inggris. kritis


Minggu, 29 Maret
2009 | 03:27 WIB 
London, Sabtu - Keadaan sektor keuangan
Inggris cukup ”kritis”. Negara ini bisa saja dipaksa meminta bantuan
kepada Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mendapatkan dana
talangan. Jika kekuatan perbankan lebih besar dari perekonomian
Inggris, jelas ini menjadi sumber masalah.
Demikian dikatakan eks spekulan kelas kakap dunia, George Soros,
kepada harian Inggris, The Times, Sabtu (28/3).
Produk
domestik bruto (PDB) Inggris berdasarkan nilai nominal pada 2007
sekitar 2,78 triliun dollar AS. Omzet perputaran keuangan di Inggris
jauh lebih besar dari PDB itu.
”Anda mempunyai masalah karena kekuatan perbankan lebih besar dari
kekuatan ekonomi,” kata Soros.
Inggris
memiliki sejumlah bank bangkrut, seperti Northern Rock, dan bank besar
yang menghadapi masalah keuangan, termasuk kerugian karena pengucuran
kredit ke sektor perumahan di AS, antara lain HSBC, Barclays, HBO, dan
Royal Bank of Scotland (RBS).
Inggris pernah mengalami
kebangkrutan bank besar pada dekade 1990-an, yakni Barings Bank, karena
tindakan spekulatif karyawannya yang berbasis di Singapura, Nick Leeson.
”Jika Inggris harus menanggung semua masalah itu (masalah
perbankan), artinya negara memerlukan utang baru,” kata Soros.
Berapa
kerugian perbankan Inggris? Menteri Keuangan Inggris Alistair Darling
mengatakan, persoalan keuangan perbankan global amat sulit diketahui
karena sepak terjang perbankan global, termasuk Inggris, tidak
diketahui.
The Times bertanya kepada Soros, ”Apakah mungkin Inggris
terpaksa meminta bantuan IMF?”
”Jika
sistem perbankan terus bermasalah dan ambruk, hal itu dimungkinkan.
Pada tahap sekarang ini, tampaknya belum perlu,” kata Soros yang pernah
meraih untung 1 miliar dollar AS tahun 1992 saat ”Black Wednesday”.
Saat itu Soros berhasil membobol Bank of England (bank sentral Inggris)
dengan berspekulasi atas mata uang Inggris, poundsterling.
Soros menambahkan, Inggris berada dalam keadaan rapuh pada masa
krisis sekarang ini.
Gagal jual obligasi
Soros
mengatakan semua itu sehari setelah Pemerintah Inggris gagal menjual
obligasi di pasar untuk pertama kali dalam 14 tahun terakhir. Penjualan
surat utang ini bertujuan meraih uang tunai dari pasar demi kepentingan
ekonomi negara.
Pada Januari lalu, Pemerintah Jerman juga gagal menjual surat utang.
Menteri
Keuangan Inggris membantah kegagalan itu. Namun, pasar pada Jumat lalu
tidak mau membeli semua surat utang Pemerintah Inggris senilai 1,75
miliar poundsterling.
Ekonomi Inggris terkontraksi 1,6 persen
sepanjang kuartal IV-2008, keadaan terburuk sejak kontraksi yang pernah
terjadi pada kuartal II-1980 akibat kenaikan harga minyak dunia.
(AFP/REUTERS/ MON)
-- 
Kind regards,
Sulistiono Kertawacana
http://sulistionoke rtawacana. blogspot. com/
   


      

Kirim email ke