----- Forwarded by Carla Annamarie/PRUIDN/IDN/Prudential on 04/01/2005 11:43 AM ----- "Agus Hamonangan" <[EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] hoo.com.sg> cc: Subject: [Forum-Pembaca-Kompas] SPBU milik Puan Maharani 04/01/2005 11:47 AM disegel pihak Pertamina Please respond to Forum-Pembaca-Kompa s
Balai Metrologi DKI Jakarta menemukan bahwa mesin B di SPBU 34-0106 yang berada di depan Kepolisian Sektor Penjaringan melanggar batas toleransi 0,05 persen seperti yang ditetapkan Pertamina. ========================================================== PADA Rabu (23/3) stasiun pengisian bahan bakar untuk umum milik Puan Maharani-putri mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri-di Jalan Raya Pluit Raya Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara, disegel pihak Pertamina. Balai Metrologi DKI Jakarta menemukan bahwa mesin B di SPBU 34-0106 yang berada di depan Kepolisian Sektor Penjaringan melanggar batas toleransi 0,05 persen seperti yang ditetapkan Pertamina. Dengan kata lain, untuk setiap pengisian 10 liter premium, misalnya, volume premium yang diperbolehkan hilang sampai di tangan konsumen maksimal hanya 5 mililiter. Dan, di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) milik Puan Maharani itu 0,5 liter tiap 10 liter. Husnaidi, pengawas SPBU milik Puan Maharani itu, mengungkapkan, "penguapan" tersebut terjadi karena ada kebocoran pada dua pipa isap. Satu di antara pipa isap itu untuk menyuplai mesin pompa khusus melayani sepeda motor. Sedangkan satu pipa lagi tidak difungsikan karena bocor sejak lama. Mesin B adalah satu dari lima mesin yang ada yang masih menggunakan penghitungan analog bukan secara digital. SPBU milik Puan Maharani hanyalah satu dari puluhan dan sangat boleh jadi ratusan SPBU di Jakarta yang belum memberikan pelayanan secara optimal dan patuh pada Pertamina dalam hal toleransi penyusutan BBM. Umumnya, pihak SPBU terpaksa melakukan kecurangan karena tingkat kehilangan BBM yang dikirim dari depot Plumpang, Jakarta Utara, ke SPBU kerap banyak berkurang. Tak tanggung-tanggung besarannya. Sebuah SPBU di Jakarta Selatan bahkan mengaku, setiap kali order 16.000 liter premium, yang sampai ke SPBU hanya 15.600 liter. Artinya, setiap pengiriman 16.000 liter, premium yang hilang mencapai 400 liter. Benarkah besarnya penyusutan volume BBM ke SPBU hanya karena faktor penguapan atau karena ada "penguapan" lain yang memang disengaja mulai dari Depot Plumpang hingga ke SPBU tujuan? KISAH mengenai berkurangnya volume BBM yang dijual di SPBU kepada konsumen merupakan cerita lama. Toleransi penyusutan 0,05 persen kemungkinannya kecil untuk bisa terpenuhi. Seorang pengawas SPBU di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, mengungkapkan, dalam setiap kali pengiriman 16.000 liter BBM jenis premium, kerap kali volumenya berkurang hingga 400 liter atau dengan kata lain SPBU merugi Rp 960.000. Padahal, untuk pengiriman 16.000 liter, toleransi penguapan yang diberikan pertamina hanya 0,05 persen. Bila tiap 10 liter saja toleransi penyusutan yang diizinkan 5 mililiter, untuk 16.000 liter toleransinya seharusnya 8.000 mililiter atau delapan liter. Pihak pengelola SPBU di Cilandak itu sudah berkali-kali mencoba mengingatkan sopir truk tangki, tetapi hilangnya premium hingga 400 liter tetap saja sering terjadi. "Kami sudah memberi uang jasa kepada sopir Rp 20.000 tiap mengirim, tetapi mereka tetap nakal," katanya. Kondisi seperti ini kerap membuat penanggung jawab lapangan SPBU berada dalam posisi sulit. Satu sisi mereka dituntut untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari pemilik SPBU, di sisi lain kecurangan-kecurangan terjadi di depan mata dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa. "Pernah kami minta ganti armada pengangkutan BBM yang lain, tetapi ini sulit dilakukan. Pertamina sepertinya enggan mengabulkan permohonan itu, saya tidak tahu ada permainan apa ini," masih cerita pengelola SPBU di Cilandak tadi. Pengelola SPBU di Tanah Abang, Jakarta Pusat, juga mengungkapkan hal yang tidak jauh berbeda. "Kalau kami tolak truk yang bawa BBM kami karena hilangnya BBM banyak, kami tak akan dapat BBM, mau jualan apa. Terpaksa kami menerima begitu saja," katanya. Pihak Pertamina tak segan- segan menolak permohonan delivery order (DO). Bahkan, kalau truk tangki itu ditolak, bisa- bisa baru satu minggu kemudian mereka akan mendapatkan BBM. Daripada tak jualan, mereka terpaksa ikut menyesuaikan diri. Caranya dengan menjual BBM kepada konsumen yang melebihi batas toleransi. "Kalau tidak, kami rugi dong, dari mana kami menutup bensin yang hilang itu," katanya. Di SPBU di kawasan Slipi tersebut, tingkat "penguapannya" cukup besar. Dalam kondisi hujan, untuk pengiriman 24.000 premium yang berkurang, volumenya bisa mencapai 200 liter. "Ini bukan losing yang wajar," katanya. SPBU di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, nasibnya sedikit lebih baik. Dalam setiap kali pengiriman BBM 24.000 liter, premium yang hilang hanya 50 liter. "Mungkin karena jaraknya dekat," kata pengelola SPBU itu. Ia menceritakan, untuk urusan toleransi kebocoran, pihaknya tidak pernah main-main. Ia pernah beberapa kali menolak sopir truk tangki yang membawa premium ke tempatnya dengan tingkat kebocoran tinggi. "Saya tolak saja, kalau dia enggak ngirim saya pindah ke jasa angkutan lain. Setiap bulan SPBU saya harus membayar sekitar Rp 300 juta untuk biaya pengangkutan. Kalau mereka curang dan saya memutuskan kerja sama kan, mereka sendiri yang merugi," katanya. SPBU di Kebon Jeruk itu termasuk tinggi tingkat penjualannya. Dalam sehari, mereka berhasil menjual 96.000 liter premium, 8.000 pertamax dan pertamax plus, serta sekitar 20.000 solar. Besarnya volume BBM yang berkurang saat tiba di SPBU inilah yang kemungkinan "memaksa" pihak SPBU juga melakukan kecurangan. Kecurangan, menurut para pengelola SPBU, biasa mereka lakukan dengan mengurangi volume BBM yang dijual ke konsumen yang melebihi batas toleransi. Kalau tidak begitu, marjin keuntungan mereka akan berkurang. Buntutnya tentu kesejahteraan para karyawan tidak begitu dipedulikan. Misalnya saja hingga saat ini masih ada uang makan karyawan SPBU yang hanya Rp 6.000 setiap harinya. KEPALA Satuan Reserse Sumber Daya Lingkungan pada Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Ajun Komisaris Besar Ahmad Haydar mengungkapkan, berdasarkan kasus yang beberapa kali di tanganinya, kebocoran pengiriman BBM ke SPBU biasanya terjadi akibat sopir truk tangki yang menurunkan BBM atau istilahnya "kencingan" sebelum mencapai SPBU. BBM kencingan inilah yang kemudian kerap dimanfaatkan untuk kegiatan pengoplosan. Di sisi lain, polisi juga pernah mengungkap pengoplosan BBM yang dilakukan sendiri oleh pengelola SPBU di Jalan Raya Gatot Subroto, Tebet, Jakarta Selatan. Para pelaku mengoplos premium dengan pertamax atau pertamax plus, dengan perbandingan 1 : 3. Menanggapi kemungkinan lain di luar ulah nakal para sopir truk tangki, misalnya saja ada keterlibatan pejabat Depot Plumpang dalam hal tingginya volume BBM yang "menguap", Haydar tidak bisa menjelaskan lebih jauh karena itu menyangkut institusi Pertamina. "Kalau masalah berkurangnya BBM ke SPBU dari Plumpang, ya itu masalah Pertamina," ujar Haydar menjelaskan. Bisnis SPBU banyak dikenal sebagai lahan bisnis yang subur bagi para pejabat dan mantan pejabat negara. Bisnis SPBU memberikan keuntungan yang menggiurkan, terbukti banyak pejabat, mulai dari bupati, menteri dalam negeri, mantan kepala Kepolisian Negara RI, hingga mantan presiden, atau pun kerabat pejabat, menggeluti bisnis yang satu ini. Namun demikian, bila SPBU tidak dikelola dengan baik mulai dari Plumpang hingga SPBU, tidak jarang masyarakat juga yang dirugikan. (HERMAS EFENDI PRABOWO) http://www.kompas.com/kompas-cetak/0504/01/metro/1656672.htm ==================================================================== Pojok Milis FPK: 1.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM) 2.Gunakan bahasa yang sopan, tidak memojokkan lawan bicara. 3.Bila ingin membalas/merespon, hapuslah e-mail yang sebelumnya termasuk Footnote. 4.Bila Bouncing, kirim e-mail: [EMAIL PROTECTED] 5.Kontak Moderator, kirim e-mail: [EMAIL PROTECTED] Buka mata dengan KOMPAS ==================================================================== Yahoo! Groups Links ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/