Cinta [5]

 

Proses KEDEKATAN sampai AKRAB

 

Setelah sudah kita ketahui proses dari KENAL sampai menjadi DEKAT, 

maka marilah sekarang,

aku bercerita tentang proses dari DEKAT menjadi AKRAB.

 

Dari KENAL menjadi DEKAT, 

memang prosesnya  melalui peningkatan "intensitas" hubungan,

atau membiasakan diri untuk bertemu atau berkomunikasi.

Nah, setelah DEKAT, untuk menjadi AKRAB, 

bukan lagi "intensitas" hubungan yang berperan, melainkan KUALITAS dari 
hubungan tersebut.

 

Masalah KUALITAS ini, maka mesti kita pahami YANG MENDORONG terjalinnya 
hubungan itu apa ??

Apakah karena KECONDONGAN atau KEINGINAN kita untuk MENDEKAT, 

( di dasari oleh rasa SENANG ) ???

Ataukah kita ingin menDEKAT karena KETERPAKSAAN dan bukannya berangkat dari 
KECONDONGAN atau KEINGINAN KITA SENDIRI atau bukan karena RASA SENANG kita pada 
sesuatu yang ingin kita dekati ???

 

Pada saat Laki-Laki atau Pria mendekat pada wanita, 

kalau karena dasar RASA SENANG, 

maka tidak akan kelelahan meskipun tiap hari nelpon, 

meskipun tiap hari njemput dia.... 

meskipun tiap hari mengantar dia.... 

tidak akan ada kecapekan.. 

meskipun tiap hari ngobrol dengan dia... 

meskipun tiap hari mendatangi rumahnya... 

tak akan ada kepayahan. 

 

Jangankan bertemu tiga jam, tujuh jam bertemu saja rasanya masih kurang. 

justru yang ada adalah RASA SENANG bila bisa DEKAT dengan orang yang memang 
ingin di dekati. 

 

Coba bandingkan, dan bayangkan, 

seandainya seorang Pria mendekati wanita karena dasar TERPAKSA. 

Mungkin karena di temukan sama orang tua, 

mungkin karena sudah terlanjur "dijodohkan" diwaktu kecil, 

mungkin karena terlanjur janji, atau kalah janji, 

 

Maka yang ada adalah kepayahan, kelelahan, dan kecapekan. 

Jangankan satu jam, lima menit saja terasa lama sekali. 

 

Maka ANALOG dengan keterangan di atas, 

 

Begitu pula hubungan manusia dengan Tuhannya. 

Kalau di dasari rasa keTERPAKSAAN, 

maka sholat lima menit saja sudah terasa lama sekali, 

Dzikir lima belas menit saja sudah merasa kepayahan, 

Puasa setengah hari saja sudah melolong-lolong mengharap datangnya maghrib yang 
lebih awal, 

yang ada adalah KELELAHAN, KEPAYAHAN,KECAPEKAN, 

dan kemudian timbullah KEBOSANAN. 

 

Demikian pula analog yang satunya. 

Seandainya kita berhubungan dengan ALLOH didasari karena RASA SENANG, 

maka sholat lima waktu terasa kurang, 

ditambahlah dengan sholat sunnah-sholat sunnah yang lain. 

Dzikir satu jam-pun terasa kurang, 

Puasa setengah hari di dalam satu bulan-pun terasa kurang. 

 

Maka benarlah para sahabat Nabi, seandainya sudah menjelang berakhirnya bulan 
Romadhon, timbullah kesedihan di dalam hati mereka karena mereka mesti berpisah 
dengan bulan yang penuh Rohmat. 

Kemudian tingkatkanlah "intensitas" hubungan itu dengan KUALITAS. 

Bagaimanakah kualitas sholat kita ?? 

Bagaimanakah kualitas Puasa kita ?? 

Bagimanakah kualitas Dzikir kita ?? 

Nabi pernah bersabda,"Jaman nanti akan banyak umatku yang sholat tapi 
sebenarnya tidak sholat, puasa tapi sebenarnya tidak puasa, hanya mendapatkan 
haus dan lapar saja." 

 

Bayangkan seandainya kita sering mendatangi seseorang, 

tetapi pada saat kita bertemu dengannya, 

pikiran kita membayangkan orang lain, 

atau kita ndak fokus terhadap hubungan kita dengan orang yang kita datangi 
tersebut. 

 

Bukankah ini sama artinya bahwa HUBUNGAN kita meskipun intensitasnya tinggi, 

tapi tidak berKUALITAS ??? 

Demikianlah masalah KUALITAS di dalam hubungan yang dapat menyebabkan dari 
DEKAT berubah menjadi AKRAB. 

 

Maka bagi Pria yang sudah AKRAB dengan Wanita, 

maka terjalinlah komunikasi dua arah.

dan yang dirasakan adalah dimana saja, kapan saja, dan pada saat dia 
mengingatnya, 

seolah-olah "gambaran" itu begitu dekat, begitu dekat, bahkan seolah-olah lebih 
dekat lagi. 

 

Ini ada di dalam tahapan proses AKRAB. 

 

Alloh berfirman: 

"Wananhnu aqrobu ilaihi min hablil warid" 

"Sesungguhnya AKU lebih Akrob dari pada urat leher". 

 

Bagi orang-orang yang sudah mencapai AKRAB, 

maka akan merasakan kedekatan dengan ALLOH itu 'rasanya' dilambangkan dengan 
seolah-olah 'urat leher' kita-pun kalah dekat. 

 

Proses manusia di dalam berhubungan dengan ALLOH, 

MAYORITAS......saya katakan MAYORITAS atau sebagian besar, 

masih memproses diri pada TAHAP KENAL dan sedikit yang menuju DEKAT 

dan hanya sedikit sekali manusia yang sudah memproses dari DEKAT menjadi AKRAB. 

 

Coba perhatikan di dalam proses KENAL, 

Mayoritas manusia sekarang baru mengenal namaNya yaitu yang dikenal adalah 
ALLOH, 

dan beberapa nama yang lainnya. 

Tetapi belum seluruh namaNya. Bukankah itu berarti mereka masih proses menDEKAT 
?? 

 

Padahal janji ALLOH, 

"bila manusia menganal asma-asmaKu keseluruhan, sorgaKu untuknya". 

itu baru masalah nama. 

 

Umumnya manusia baru sedikit mengenal Nabi-nabiNya, kitab-kitabNya, isi dari 
kitabNya, dll. 

Yang dikenal manusia baru sedikit. 

 

Dan perhatikanlah ..tambah sedikit lagi manusia yang mulai masuk proses DEKAT. 

Baru sedikit manusia yang memproses untuk DEKAT pada Alloh. 

Baru sedikit manusia yang mau untuk meningkatkan hubungan melalui mengerjakan 
sholat-sholat sunnah, 

Baru sedikit manusia yang meningkatkan hubungan dengan Alloh melalui 
memperbanyak DZIKIR, 

Baru sedikit manusia yang meningkatkan hubungan Alloh melalui memperbanyak 
PUASA, 

 

Masih sedikit manusia yang meningkatkan INTENSITAS hubungannya dengan ALLOH. 

Tidak pantaskah seandainya kita merasa PRIHATIN akan hal ini ???? 

 

Sungguh akan dapat dihitung (karena sedikitnya) bila kita menanyakan,

berapakah manusia yang sudah AKRAB dengan ALLOH ???? 

 

Pahamilah bahwa tahap DEKAT barulah dari satu sisi tampak hubungan, 

tetapi tahap AKRAB, sudah dari dua "sisi" terjalin komunikasi yang 
menyenangkan. 

 

Orang Jawa berkata,

"Witing tresno jalaran soko kulino",

" Pohonnya cinta, adalah karena faktor kebiasaan". 

Meskipun kita masih dalam proses menDEKAT secara Terpaksa, 

tetapi apabila itu DI-ISTIQOMAHI, maka akan timbullah rasa SENANG sebagai 
proses menuju "Tresno". 

 

Para ahli pikir barat pernah berkata,

"Kebohongan yang diulang-ulang, satu ketika akan diyakini sebagai kebenaran". 

 

Coba seandainya,

"Satu kebenaran yang kita ulang-ulang, kita ISTIQOMAHI, 

maka tidak mengherankan apabila akan meningkatkan KEYAKINAN kita". 

 

 

 salam

huttaqi

www.huttaqi.com


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke