tak henti-hentinya kekerasan terjadi......

apa mau dikata saya kembali sampaikan ini, sekali lagi
solidaritas anda ditunggu....

salam
mataharikusatu

--- Walhi Sulsel <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> From: "Walhi Sulsel" <[EMAIL PROTECTED]>
> Date: Tue, 6 Dec 2005 13:31:50 +0700
> Subject: [cumakita] Kasus kekerasan Nelayan di
> Tambolongan Selayar
> 
> Untuk kawan2 semua.
> 
>  
> Kepada Yth.
> 
> Kawan-kawan anti kekerasan
> 
> Di-
> 
>      Seluruh Indonesia
> 
>  
> 
>  
> 
> Salam adil dan lestari,
> 
> Kawan-kawan seperjuangan yang budiman! 
> 
> Telah terjadi tindakan kekerasan dan tidak manusiawi
> yang dilakukan oleh aparat, tepatnya di Pulau
> Tambolongan Kabupaten Selayar Sulawesi Selatan.
> Tindakan penanganan aparat yang refresif terhadap
> warga Pulau Tambolongan telah menewaskan seorang
> nelayan bernama Mudain (Daeng Muda) yang dikenal
> konsisten dalam menjaga terumbu karang pada Minggu,
> 20 November 2005 yang lalu. Setelah ditembak, tubuh
> Mudain yang tidak lagi bernyawa, diseret melalui
> tangga dengan darah bercucuran di depan mata
> istreinya. Bukan itu saja, tindakan aparat yang
> dipimpin langsung oleh Kapolres Selayar AKBP. Bayu
> Eka Ridarianto, telah melucuti pakaian 39 warga yang
> tidak melakukan perlawanan dan mengikat tangan
> mereka dengan tali. Mereka saat ini mendekam di
> Kapolres Selayar dan telah dibuatkan berita acara.
> (silahkan baca kronolgis dan pernyataan sikap)
> 
>  
> 
> Kawan-kawan seperjuangan!
> 
> Saat ini, mereka berada dalam ketakutan dan
> ketidakpastian. Masyarakat menuntut keadilan.
> Dukungan moral kawan-kawan adalah harapan besar
> mereka. Kirimkan pernyataan dukungan kawan-kawan ke
> WALHI  Sulsel melalui fax: 0411-872243 atau email ke
> [EMAIL PROTECTED]
> 
>  
> 
> Fax dan email kawan-kawan akan kami bawa ke:
> 
>   1.. Kapolres Selayar
>   2.. Kapolda Sulsel
>   3.. DPRD Tk. II Selayar
>   4.. DPRD Sulsel
>   5.. Gubernur Sulsel
>   6.. Bupati Selayar
>  
> Kepada Yth.
> 
> Eksekutif Daerah WALHI
> 
> Di-
> 
>      Seluruh Indonesia
> 
>  
> 
>  
> 
> Salam adil dan lestari,
> 
> Kawan-kawan seperjuangan yang budiman! 
> 
> Telah terjadi tindakan kekerasan dan tidak manusiawi
> yang dilakukan oleh aparat. Tepatnya di Pulau
> Tambolongan Kabupaten Selayar Sulawesi Selatan.
> Tindakan penanganan aparat yang represif terhadap
> warga Pulau Tambolongan telah menewaskan seorang
> nelayan bernama Mudain (Daeng Muda) yang dikenal
> gigih dan konsisten dalam menjaga terumbu karang
> pada Minggu, 20 November 2005 yang lalu. Setelah
> ditembak, tubuh Mudain yang tidak lagi bernyawa,
> diseret melalui tangga dengan darah bercucuran di
> sekujur tubuhnya. Peristiwa tersebut disaksikan oleh
> istrei dan anaknya serta warga Pulau Tambolongan.
> 
>  
> 
> Selain itu, tindakan aparat yang dipimpin langsung
> oleh Kapolres Selayar AKBP. Bayu Eka Ridarianto,
> juga melucuti pakaian 39 warga yang tidak melakukan
> perlawanan serta mengikat tangan mereka dengan tali.
> Mereka saat ini mendekam di Kapolres Selayar dan
> telah dibuatkan berita acara. (kronologis dan
> penyataan Sikap terlampir) 
> 
>  
> 
> Masyarakat Pulau Tambolongan, hingga saat ini berada
> dalam ketakutan, kecemasan dan ketidakpastian.
> Mereka menuntut keadilan dan perlindungan
> 
>  
> 
> Dukungan moral kawan-kawan adalah harapan besar
> mereka. Kirimkan pernyataan dukungan kawan-kawan ke
> WALHI  Sulsel melalui fax: 0411-872243 atau email ke
> [EMAIL PROTECTED]
> 
>  
> 
> Fax dan email kawan-kawan akan kami teruskan ke:
> 
>   1.. Kapolres Selayar
>   2.. Kapolda Sulsel
>   3.. DPRD Tk. II Selayar
>   4.. DPRD Sulsel
>   5.. Gubernur Sulsel
>   6.. Bupati Selayar
>  
> 
> Makassar, 6 Desember 2005
> 
>  
> 
> Salama'
> 
>  
> 
>  
> 
> Inda Fatinaware 
> 
> Direktur Eksekutif
> 
>  
> 
>  
> 
> TRAGEDI PULAU TAMBOLONGAN
> 
> (Tewasnya Pejuang Terumbu Karang)
> 
>  
> 
> Mudaing (±55 tahun) seorang laki-laki yang selama
> ini dikenal sangat gigih menjaga dan melindungi
> terumbu karang di Pulau Tambolongan Kabupaten
> Selayar. Berkali-kali ia dan masyarakat menangkap
> kapal yang menggunakan cara-cara merusak dalam
> penangkapan ikan (destructive fishing) yaitu dengan
> menggunakan bom. Namun usaha ini berkali-kali pula
> tak membuahkan hasil sebab aparat keamanan dan Badan
> Perwakilan Desa (BPD) selalu melepaskan pelaku
> destruvtive fishing tersebut. 
> 
>  
> 
> Kegigihan Mudain dan orang-orang pulau Tambolongan
> yang juga punya kesadaran untuk melindungi terumbu
> karang, membuat para pelaku destructive fishing
> gerah dan terganggu. Hingga pada akhirnya Minggu 20
> November 2005 lalu, Mudaing tewas ditembak oleh
> aparat. Penembakan ini terjadi setelah untuk
> kesekian kalinya usaha masyarakat melakukan
> penjagaan terumbu karang di pulau mereka yaitu
> Tambolongan. Berikut kronogisnya:
> 
>  
> 
> Aksi Perkelahian
> 
> Selasa, 15 November 2005 (Aksi Perkelahian) 
> 
> Pukul 13.00 Wita. Tiga orang warga Tambolongan
> menghadang armada nelayan dari Pulau Polassi di
> Perairan Taka Nambolaki. Awak armada terdiri dari
> Firman dan sejumlah enam  orang kawannya yang akan
> melakukan pengeboman ikan. Dalam perjalanan, terjadi
> aksi perkelahian antara warga Tambolangan dengan
> kelompok Firman. Firman diduga tewas akibat bomnya
> sendiri setelah berusaha melakukan perlawanan
> terhadap warga Tambolongan. Sementara enam orang
> kawan Firman yang telah tertangkap terpaksa melompat
> ke laut untuk menyelamatkan diri. Dalam aksi
> perkelahian tersebut Ketiga warga Tambolongan
> mengalami luka berat (salah satunya anak Mudain).
> 
>  
> 
> Sekitar Pukul 15.00 Wita, Masyarakat Tambolongan
> menarik kapal Firman ke tepi pulau dan kemudian
> dibakar.   
> 
>  
> 
> Aksi Tim Penangkapan 
> 
> Rabu, 16 November 2005
> 
> Sekitar pukul 11.00 Wita. Tim penangkapan dari
> Kepolisian Resort dipimpin AKBP. Indra Lutrianto
> bergerak menuju Pulau Tambolongan dengan menggunakan
> kapal patroli polisi milik Polsek Pasimarannu. 
> 
>  
> 
> Sekitar pukul 15.30, tim ini tiba di Tambolangan
> dengan disambut baik oleh masyarakat Tambolongan.
> Tim tersebut tidak melakukan penangkapan melainkan
> menuju ke kuburan Firman, selanjutnya tim terseabut
> menuju ke rumah Firman di Polassi. 
> 
>  
> 
> Kamis, 17 November 2005. 
> 
> Berlangsung pemeriksaan terhadap dua rekan Firman di
> Polassi. Hasil pemeriksaan adalah empat orang rekan
> mereka yang belum diketemukan hingga saat ini. Empat
> orang tersebut berasal dari Makassar yang dipanggil
> oleh juragan ikan yang namanya belum diketahui
> hingga saat ini.  
> 
>  
> 
> Sabtu, 18 November 2005
> 
> Berlangsung kegiatan latihan menembak oleh aparat
> kepolisian di salah satu lapangan yang berada di
> Barugaia. Menurut informasi kegiatan ini sudah
> sangat jarang dilakukan.
> 
>  
> 
> Peristiwa tewasnya Mudain
> 
> Minggu, 20 November 2005 
> 
> Pukul 08.00 Wita. Sekitar satu pelaton anggota
> Polres Selayar ditambah sedikitnya 10 personil
> Polisi Air Polda Sulsel bergerak menuju Pulau
> Tambolongan dengan menggunakan kapal KP. Pallawa dan
> kapal milik Polsek Pasimarannu.
> 
>  
> 
> Pukul 16.00 wita, kedua kapal yang dipimpin langsung
> oleh Kapolres Selayar AKBP. Bayu Eka Ridarianto
> berlabuh di sebelah barat Pulau Tambolongan. 
> 
>  
> 
> Pukul 16.15, seorang warga Tambolongan menjemput
> mereka dengan menancapkan sebuah bendera putih ke
> tanah (pertanda tak akan ada perlawanan dari
> masyarakat Tambolongan). 
> 
>  
> 
> Namun pada pukul 16.25 terdengar bunyi tembakan
> pertama menyusul tembakan secara berentetan yang
> ditembakkan oleh Tim Penyergap. Kemudian sekitar 39
> warga diamankan dengan dilucuti bajunya dan tangan
> mereka diikat dengan tali. 
> 
>  
> 
> Pukul 17.00, kamera wartawan TV dirampas oleh
> Kapolres Selayar dengan alasan aksi penyergapan ini
> tak boleh diliput. 
> 
>  
> 
> Pukul 17.15, aparat kepolisian melempar kaca jendela
> rumah Mudain, kemudian mereka masuk. Selang beberapa
> saat terdengar suara tembakan disusul teriakan keras
> dari dalam rumah Mudain. Dari Informasi warga,
> diketahui Mudain tewas di tempat. Selanjutnya jasad
> Mudain diseret keluar rumah melalui tangga depan
> yang tinggi. Darah mengucur dari tubuh Mudain yang
> kemudian dinaikkan dalam gerobak dan dibawa ke bibir
> pantai. Peristiwa ini disaksikan langsung  oleh 
> istri dan anak Mudaing serta warga tambolangan.
> 
>  
> 
> Pengamanan selongsong peluru
> 
> Pukul 17.30 Wita, tim penyergapan melakukan
> penyisiran di beberapa ruas jalan di Dusun Lembang
> untuk mencari selongsong peluru. Sebanyak satu ember
> peluru berhasil diamankan. 
> 
>  
> 
> Mengantongi Mayat
> 
> Pukul 18.00 Wita, tim penyergap menggali kuburan
> Firman dan mayatnya diangkat kemudian dimasukkan
> dalam kantong mayat berwarna kuning. Begitupun
> dengan mayat Mudain. 
> 
>  
> 
> Pukul 19.00,  kedua mayat ini dievakusi ke kapal.
> Menurut warga, tim telah menyiapkan enam kantong
> mayat, indikasinya beberapa warga telah menjadi
> target. 
> 
>  
> 
> Pukul 19.10 anak dan isteri Mudain histeris di dekat
> Kapolres Selayar.
> 
>  
> 
> Sekitar pukul 20.00 wita, Tim penyergap meninggalkan
> Pulau Tambolongan menuju Benteng Kabupaten Selayar
> dan merapat di dermaga Rauf Rahman pada pukul 24.00
> wita. 
> 
>  
> 
> Perkembangan terkini
> 
>   1.. 39 orang warga Pulau Tambolongan mendekam di
> kantor tahanan Polres Selayar dan mereka sudah
> dibuatkan berita acara.
>   2.. Senin, 5 November 2005, Keluarga korban telah
> mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Selayar untuk
> mempertanyakan kasus mereka.     
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
> PERNYATAAN SIKAP
> 
> (Tragedi Pulau tambolongan)
> 
>  
> 
> Berdasarkan kronologis peristiwa tewasnya Mudain
> (55) tahun warga Pulau Tambolongan, jelas dan nyata
> telah terjadi tindakan kekerasan yang dilakukan oleh
> aparat keamanan. Tindakan kekerasan ini terjadi saat
> masyarakat berjuang menjaga ekosistem terumbu karang
> Pulau Tambolongan yang mempunyai arti penting bagi
> kelangsungan hidup mereka. Akibatnya seorang nelayan
> yaitu Mudain (55 thn) tewas setelah ditembak oleh
> aparat keamanan, yang kemudian tubuhnya diseret
> melalui tangga dengan darah yang mengucur disekujur
> tubuhnya. Selain itu pengamanan sekitar 39 warga
> Tambolongan dengan melucuti pakaian dan mengikat
> tangan mereka dengan tali adalah bentuk penanganan
> yang sangat tidak manusiawi. 
> 
>  
> 
> Tindakan yang lebih tidak manusiawi lagi adalah
> penahanan 39 warga yang sudah dibuatkan berita acara
> pemeriksaan yang terkesan dikebut, karena hanya
> diselesaikan dalam waktu seminggu dan tanpa melihat
> permasalahan yang sesungguhnya.   Padahal warga
> tidak melakukan perlawanan, ini ditandai dengan
> penancapan kain putih di tanah saat tim penyergap
> datang ke Pulau Tambolongan. 
> 
>  
> 
> Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi
> Selatan mengecam keras: 
> 
>   1.. Tindakan aparat yang melakukan pengamanan
> dengan cara refresif dan tidak manusiawi hingga
> menyebabkan jatuhnya korban;
>   2.. Tindakan aparat menangkap dan menahan 39 orang
> masyarakat Pulau Tambolongan yang tidak melakukan
> tindakan kriminal dan perlawanan terhadap aparat;
>   3.. Akibat penanganan aparat dengan cara-cara
> kekerasan, telah menimbulkan ketakutan dan trauma,
> khususnya bagi isteri dan anak-anak para korban, dan
> masyarakat pulau Tambolongan pada umumnya. 
>  
> 
> Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi
> Selatan Menuntut dan Mendesak:
> 
>   1.. Kapolda Sulawesi Selatan untuk mengusut tuntas
> dan menindak tegas pelaku penembakan Mudain yang
> dilakukan oleh aparat keamanan.
>   2.. Kapolda Sulawesi Selatan menindak tegas
> Kapolres Selayar karena tidak mampu melindungi
> masyarakat Tambolongan.
>   3.. Kapolres Selayar untuk segera membebaskan
> semua warga Tambolongan yang ditahan.
>   4.. Pemerintah Kabupaten Selayar dan aparat
> keamanan untuk memberikan jaminan keamanan di Pulau
> Tambolongan.
>  
> 
> ..................................... 2005
> 
>  
> 
>  
> 
> ..............................
> 
> Direktur Eksekutif
> 
> Tembusan:
> 
>   1.. Presiden Republik Indonesia
>   2.. Menteri Hukum dan HAM
>   3.. Menteri Lingkungan Hidup
>   4.. Komnas HAM cq. Komisioner Hak Sipil dan
> Politik.
>   5.. Komisi Ombudsman
>   6.. Kapolri
>   7.. Eksekutif Nasional WALHI
>   8.. Kapolda Sul-Sel
>   9.. Pers
>   10.. Arsip.
>  
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 



                
__________________________________________ 
Yahoo! DSL – Something to write home about. 
Just $16.99/mo. or less. 
dsl.yahoo.com 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help tsunami villages rebuild at GlobalGiving. The real work starts now.
http://us.click.yahoo.com/HrzMLB/KbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke