Nabi Pembawa Kasih Tuhan

Oleh: KH. A Mustofa Bisri



Lelaki berwibawa itu membariskan anak-anak pamannya, Abbas, Abdullah,
Ubaidillah, dan Kutsair. Ia berkata kepada bocah-bocah itu, ”Ayo, siapa yang
lebih dulu mencapaiku, aku beri hadiah.”



Bocah-bocah itu dengan gembira berlarian, berlomba mendapatkan laki-laki
yang mereka cintai itu. Ada yang kemudian jatuh di dadanya, ada yang di
punggungnya. Lelaki yang tidak lain adalah pemimpin agung Nabi Muhammad SAW
itu pun memeluk dan menciumi mereka.



Ketika waktu salat tiba, Rasulullah SAW seperti biasa datang untuk mengimami
jamaah. Namun, kali ini, beliau datang dan salat dengan memanggul cucunya,
Umamah binti Abil ’Ash, di pundaknya. Pada saat rukuk, Umamah diletakkan dan
saat bangkit dari rukuk cucunya itu diangkat lagi.



Kisah Nabi



Zahir sedang berada di pasar Madinah ketika tiba-tiba seseorang memeluknya
kuat-kuat dari belakang. Tentu saja Zahir terkejut dan berusaha melepaskan
diri, katanya, ”Lepaskan aku! Siapa ini?”



Orang yang memeluknya tidak melepaskannya, justru berteriak, ”Siapa mau
membeli budak saya ini?” Begitu mendengar suaranya, Zahir sadar siapa orang
yang mengejutkannya itu. Bahkan, ia merapatkan punggungnya ke dada orang
yang memeluknya, sebelum kemudian mencium tangannya. Lalu, katanya riang,
”Lihatlah, ya, Rasulullah, ternyata saya tidak laku dijual.”



”Tidak, Zahir, di sisi Allah hargamu sangat tinggi,” sahut lelaki yang
memeluk dan ”menawarkan” dirinya seolah budak itu yang ternyata tidak lain
adalah Rasulullah, Muhammad SAW.



Zahir Ibn Haram dari suku Asyja’ adalah satu di antara sekian banyak orang
dusun yang sering datang berkunjung ke Madinah, sowan menghadap Kanjeng Nabi
Muhammad SAW.



Di perjalanan, rombongan berhenti untuk beristirahat. Ketika mereka
menyiapkan santapan, seseorang mengangkat tangan dan berkata, ”Aku yang
menyembelih kambingnya.”



”Aku yang mengulitinya!” kata yang lain. ”Aku yang memasak!” sahut yang lain
lagi. ”Kalau begitu, aku yang mencari kayu bakar!” kata pemimpin mereka,
Nabi Muhammad SAW. Orang- orang pun serentak berkata, ”Tak usah, ya,
Rasulullah, biar kami saja yang bekerja.”



”Aku tahu kalian bisa membereskan pekerjaan ini tanpa aku,” sergah Sang
Nabi, ”tetapi aku tidak ingin berbeda dari—istimewa melebihi—kalian. Allah
tidak suka melihat hambanya berbeda dari sahabat-sahabatnya.”



Pemimpin Agung



Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, sengaja saya nukilkan
penggalan-penggalan hadis. Hadis-hadis sahih semacam ini jarang sekali
dinukil, baik dalam ceramah keagamaan maupun dalam tulisan. Mungkin orang
menganggap hal- hal itu terlalu biasa dan kurang menarik. Padahal, pemeran
utama berbagai penggalan kisah kehidupan itu adalah sang pemimpin agung yang
nabi yang rasul, utusan Allah.



Pemeran utama berbagai cuplikan kisah itu adalah Kanjeng Nabi Muhammad SAW
yang oleh Michael H Hart, namanya ditempatkan dalam urutan pertama 100
manusia paling berpengaruh di dunia. Pemeran utama cuplikan-cuplikan kisah
itu adalah utusan Allah, Muhammad SAW, yang agamanya diikuti oleh mayoritas
bangsa ini. Pemimpin yang berhasil membangun masyarakat madani di Madinah.
Pemimpin yang mencintai dan dicintai umatnya. Pemimpin yang ditaati karena
dicintai dan bukan karena ditakuti.



Di dada dan punggung Pemimpin Agung itulah bocah-bocah, anak-anak pamannya,
bergelayutan dengan riang. Di pundak Pemimpin Agung itulah Umamah binti Abil
’Ash, cucunya, digendong dibawa mengimami salat. Pemimpin Agung itulah yang
bercanda dan menggoda salah seorang rakyatnya di pasar. Pemimpin Agung
itulah yang tidak mau diistimewakan oleh kawan- kawan rombongannya dan
meminta bagian pekerjaan juga seperti anggota rombongan yang lain.



Kasih sayang



Dari adegan-adegan sederhana itu, Anda pasti dapat membaca, antara lain,
kasih sayang dan kerendah-hatian Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Kasih sayang dan
kerendah-hatian inilah yang menjadi faktor utama mengapa beliau amat
dicintai dan disayangi umatnya. Kasih sayang sudah menjadi bawaan Kanjeng
Nabi SAW.



Pernah Kanjeng Nabi SAW mencium cucunya, Hasan Ibn Ali, di hadapan tokoh
suku Tamim, Aqra’ Ibn Habis. Aqra’ berkomentar, ”Aku punya sepuluh anak dan
tak seorang pun pernah aku cium.” Kanjeng Nabi memandang Aqra” dan bersabda,
”Man laa yarhamu laa yurhamu.” ”Orang yang tidak menyayangi, tidak akan
disayangi.”



Kasih sayang bukan saja bawaan Rasulullah SAW dan merupakan sikap hidup
beliau, melainkan juga merupakan misi beliau; sesuai dengan yang difirmankan
Tuhannya dalam Al Quran (Q. 21: 107). Seperti nabi-nabi sebelumnya, Nabi
Muhammad SAW adalah pembawa kasih sayang Tuhan. Maka, mereka yang mengaku
pemimpin penerus risalah Nabi, tetapi tidak memiliki kasih sayang, akan
kesulitan bahkan juga menyulitkan orang lain.



Semoga selawat dan salam dilimpahkan kepada Kanjeng NabiMuhammad SAW.



KH. A. Mustofa Bisri, Pengajar di Pondok Pesantren Taman Pelajar Raudlatut
Thalibin, Rembang, Jawa Tengah.


-- 
"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: ppiindia-dig...@yahoogroups.com
5. No-email/web only: ppiindia-nom...@yahoogroups.com
6. kembali menerima email: ppiindia-nor...@yahoogroups.com
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    ppiindia-dig...@yahoogroups.com 
    ppiindia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke