Refleksi : Dimana letak kesalahan? Pantas banyak petinggi NKRI baik sipil maupun militer yang punya dua tiga titel akademik, tetapi NKRI tak maju-maju, yang paling maju ialah bidang ilmu korupsi.
http://www.harianterbit.com/artikel/rubrik/artikel.php?aid=85041 Ironis, lulusan universitas tidak bisa terapkan ilmu pengetahuan Tanggal : 19 Jan 2010 Sumber : Harian Terbit YOGYAKARTA - Lulusan perguruan tinggi (PT) di Indonesia belum cukup mampu menerapkan pengetahuan mereka dalam menyelesaikan permasalahan kompleks. Kondisi itu menyebabkan kurang siapnya para lulusan tersebut untuk memberikan kontribusi dalam dunia kerja. Seorang lulusan agar mampu memberikan kontribusi dalam dunia kerja perlu memiliki "advanced benchmark" yang memungkinkan mereka mengorganisasi informasi, menyelesaikan sesuatu yang bukan masalah rutin, menganalisis dan menyimpulkan segala sesuatu berdasarkan data. Demikian dikemukakan Rektor Universitas Paramadina Jakarta, Anies Baswedan pada peresmian International Program for Law and Shariah (Ipols) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Yogyakarta, Senin (18/1). "Tantangan global yang dihadapi Indonesia saat ini hingga 10-15 tahun mendatang harus diantisipasi oleh para pemuda sebagai generasi pemimpin. Untuk itu, kemampuan diri dan jiwa kepemimpinan perlu ditingkatkan dalam diri para pemuda," katanya. Ia mengatakan, ada beberapa tantangan global yang akan dihadapi para pemuda dalam 10-15 tahun mendatang, di antaranya kurangnya sumber daya manusia untuk menjadi pemimpin, sedangkan di sisi lain kebutuhan untuk itu tidak terbatas. "Kurangnya jiwa kepemimpinan dalam diri para pemuda itu pula yang menjadi tantangan global saat ini," jelas Anies. Menurut dia, di Indonesia kebutuhan pemimpin, khususnya dalam lingkup dunia bisnis mencapai 33.000 orang dalam kurun waktu 10 tahun. Padahal, saat ini tercatat baru sekitar 11.000 orang yang menjadi pemimpin bisnis. "Kondisi itu membuktikan bahwa masih terdapat jurang pemisah antar pemimpin bisnis yang dibutuhkan dengan pemimpin bisnis yang saat ini baru tersedia, yakni sekitar 22.000 orang," katanya. Ia mengatakan, kondisi itu perlu diantisipasi oleh para pemuda dalam menghadapi tantangan global, salah satunya dengan lebih mengembangkan lagi kemampuan memimpin diri sendiri, orang lain, dan dunia bisnis. (antara/terbit [Non-text portions of this message have been removed]