> > --- In [EMAIL PROTECTED], "Yones K > Pellokila" > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > KONTU BERKUBANG DARAH : DIMANA SOLIDARITAS ITU > > Solidaritas Bagi Para Sahabat : Surat Untuk > Perempuan Berkaos Biru. > > > > Tanggal 2 Desember Hari Jumat menjelang malam. > Dengan mulut ternganga dan > mata nanar, ku tatap lekat berita Metro TV yang > menyajikan tindakan brutal > aparat Pemkab Muna melakukan pergusuran terhadap > warga Kontu. Pada > tayangan > berita Metro TV terlihat aparat berseragam > menggenggam berbagai peralatan, > termasuk pentungan serta mengenakan pakaian lengkap, > termasuk topi khusus > yang menutupi kepala sebagaimana sering dipakai > polisi anti teror. Aparat > berdiri sambil mendorong dengan tangan dan alat yang > dipegang. Mereka > membelakangi layar televisi berhadap-hadapan dengan > warga perempuan dan > laki-laki Kontu yang berusaha mempertahankan diri. > Gerakan dorong > mendorong > tersebut tiba-tiba berubah brutal saat aparat mulai > mengayunkan peralatan > dalam genggaman mereka. Mata ku tak berkedip menatap > seorang perempuan > muda > berbaju kaus biru yang menutup kepalanya dengan > sehelai kain pendek > semacam > serbet. Dengan gigih perempuan itu berusaha bertahan > bersama beberapa > teman > perempuan maupun laki-laki yang dikelilingi oleh > aparat bersenjata dan > berseragam. Tak lama berselang, teman-teman > perempuan berkaos biru itu > mulai > tercerai berai dipukuli dan didorong aparat. Walau > demikian, perempuan > berkaos biru itu terus bertahan. Mungkin karena > geram dengan kekukuhan > sang > perempuan berkaos biru mempertahankan dirinya, > perempuan itu lalu > dikerubungi sekitar 3 sampai 4 orang laki-laki yang > secara agresif > menyerang > perempuan itu. Satu diantaranya mengayunkan > tangannya ke tubuh perempuan > itu. Tangan kanan sang penyerang perempuan itu > dengan tepat mendarat > di dada > sang perempuan, sementara tangan kirinya membuat > gerakan mengayun alat > semacam pentungan ke arah perempuan. Saat ku > perhatikan dengan seksama, > tangan kanan penyerang itu tidak hanya membuat > gerakan mendorong dada > perempuan yang diserangnya, tapi juga melakukan > gerakan meremas buah dada > perempuan itu. Hanya sepersekian detik memang, namun > gerakan meremas buah > dada perempuan itu sangat jelas dilakukan. > > > > Tentu saja, saya berkepentingan memperhatikan dengan > seksama serbuan > aparat > yang melakukan penyerangan dengan warga yang > bertahan. Kepentingan > tersebut > didasari suatu hubungan pertemanan dan persahabatan > yang telah terjalin > diantara saya dengan warga Kontu (baca Catatan > Perjalanan saya berjudul > Perlawanan Kontu : Perlawanan Perempuan-Perempuan > Tak Bernama). Walau > secara > fisik saya baru bertemu mereka 1 kali di balai > pertemuan mereka di > tengah-tengah kebun dan ladang mereka, namun secara > psikolgis saya dan > mereka terikat dalam suatu persahabatan dan > pertemanan sebagai sesama yang > anti penindasan, anti kekerasan dan menolak setiap > kekerasan yang > dilakukan > negara terhadap warganya sendiri. Warga Kontu adalah > penduduk desa yang > mencoba bertahan secara damai di tanah dan > sumberdaya alam warisan > leluhur. > Bertahun sudah keberadaan mereka tidak dikehendaki > oleh negara melalui > Pemkab Muna. Berkali-kali sudah mereka diusir dengan > cara-cara kekerasan > yang selalu mereka usahakan hadapi dengan damai. > Saat jeda yang cukup lama > sekitar 1 tahun, komunitas Kontu lalu mulai membuat > rencana bersama untuk > menata kembali hidup dan kehidupan mereka yang porak > poranda diterjang > aparat dengan brutal. Sekitar 6 bulan silam, saat > aku datang ke sana, > kertas > warna warni bertuliskan rencana-rencana itu masih > bergantungan di > dinding-dinding balai pertemuan mereka yang > sederhana. Entah kemana > perginya > rencana-rencana itu saat kebun mereka digerayangi, > saat rumah dan ladang > mereka digergaji, saat perempuan dan laki-laki, tua > dan muda, anak-anak > hingga kakek dan nenek dikasari dengan cara > didorong, dipukuli dan > ditendangi hingga sekitar 20 perempuan dan laki-laki > mengalami > berbagai luka > fisik hingga teror phisikis??? > > > > Tayangan Metro TV itu membuat ku terguncang, sedih > dan juga sangat marah > terhadap perlakukan aparat negara yang melakukan > tindakan kekerasan > dan juga > pelecehan seksual melalui gerakan mendorong dan > meremas buah dada > perempuan > di depannya. Perempuan itu tidaklah saya kenal > secara personal. > Mungkin saja > dia adalah satu diatara perempuan-perempuan Kontu > yang terus berjuang dan > bertahan di bumi leluhur namun tidak pernah dikenal > di berbagai fora. > Walau > kami tidak saling mengenal secara personal, namun > menurut saya perbuatan > aparat itu sangat tidak dapat diterima karena telah > melanggar nilai-nilai > kemanusiaan. Nilai-nilai kemanusiaan yang sifatnya > universal, yang tak > dibatasi oleh batas-batas geografis, ras, etnis, sex > dan lainnya. Tindakan > aparat terhadap perempuan itu dan teman-temannya > tidak hanya suatu > arogransi > semata. Tindakan tersebut merupakan suatu kekerasan > terencana yang harus > diprotes dan diadili oleh nilai dan prinsip-prinsip > keadilan bagi sesama. > Kekerasan itu sekaligus merepresentasikan cara pikir > dan cara pandang > patriarki yang mensubordinasikan perempuan sebagai > makluk yang dapat > dikerasi dan dikorbankan setiap saat dimana saja. > > > > Sambil berusaha melepaskan dirinya dari jamahan > tangan aparat, mata > perempuan itu seperti berteriak meminta bantuan > siapa pun yang melihatnya. > Namun, aku hanya bisa menatap nanar layar televisi > yang menayangkan > pelecehan dan kekerasan itu. Saya dan perempuan itu > terpisah ribuan > kilometer antara Kontu di Sulawesi Tenggara dengan > keberadaan saya di > Jogja > untuk suatu acara. Saat itu aku hanya bisa berharap > ada diantara teman > perempuan itu yang cepat membantu, namun harapan itu > hanyalah kesia-siaan > belaka. Karena teman-temannya yang lain juga sedang > sibuk menghadapi > pukulan, tendangan dan dorongan aparat. Hanya > tetesan air mata ku yang > mengalir satu demi satu tanpa bisa berbuat sesuatu > untuk perempuan berkaos > biru itu. Aku tak bisa tidur nyenyak selama > berhari-hari karena memikirkan > horor yang dilakukan aparat terhadap warga Kontu, > terutama terhadap > perempuan berkaos biru itu. Horor itu terus memburu > ku bersama > berbagai sms > yang masuk ke hp ku dari berbagai teman yang ku > kenal maupun belum aku > kenal > sehingga nomornya belum terekam di memori telpon ku. > Horor itu terus > memburu > ku saat email ku buka hari ini dimana beberapa > diantaranya berisi seruan > solidaritas, kronoligis hingga siaran pers dari > Swami yang dengan detail > menggambarkan serbuan aparat ke komunitas warga > Kontu. Saat membaca semua > sms dan email itu, pikiran ku terus membayang wajah > perempuan berkaos biru > itu. Jiwa ku merintihkan tangisan sunyi terhadap > perempuan itu dan > teman-temannya. Aku hanya bisa melantunkan > permintaan maaf ke langit > langit > kamar karena tak dapat membantu perempuan itu > menghadapi rengsekan aparat. > Kembara pikiran ku terus menerus teringat tatapan > perempuan itu, > sepertinya > dia menggugat ku "kemana kamu saat aku dizalimi > secara brutal???, dimana > bantuan dan solidaritas mu saat aku dilecehkan???, > kemana kau dan > teman-teman mu yang selalu berbusa berbicara hingga > berpidato tentang > solidaritas dan dukungan terhadap mereka yang > tertindas, dizalimi dan > dilecehkan yang biasa kalian obralkan di berbagai > diskusi, meeting, > seminar, > workshop hingga berbagai milis???... kemana kalian > saat aku dan > teman-teman > di Kontu membutuhkan dukungan kalian, walau itu > hanya sehelai surat > solidaritas???... walau kalian tidak berada > disamping kami, helaian > solidaritas kalian akan sangat membantu kami > bertahan dalam > penderitaan dan > penindasan negara yang entah kapan akan berujung. > Aku dan teman-teman di > Kontu tidak meminta banyak dari kalian para teman, > sahabat, sanak dan juga > taulan. sebait puisi saja akan menjadi pengobat > kenyerian kami. Sebaris > lirik lagu saja telah cukup meneguhkan semangat kami > untuk bertahan. > Selarik > surat dari mu dan teman-teman telah dapat menjadi > alat perlawanan > kami.Kemana hati nurani aparat yang lakukan > kekerasan itu??? Kemana > solidaritas teman, sahabat, saudara jauh serta para > handai taulan di > Sultra, > Sulawasi, Jakarta, pelosok-pelosok negeri ini hingga > kutub utara??? Kemana > dan dimana kalian semuannya.. Warga Kontu sedang > menanti bait puisi, > lirikan > lagu hingga carikan surat mu sebagai solidaritas > antar teman dan sahabat. > > > > Untuk mu perempuan berkaos biru serta suami dan > anak-anak, saudara dan > saudari, ayah dan ibu, kakek dan nenek maupun para > cucu mu.. ku > persembahkan > tulisan ini. aku selalu bersama kalian walau > keberadaan ku nun jauh di > mata.. Hati ku selalu bersama kalian dalam > penderitaan ini. Semoga kita > bersama tetap kukuh menghadapi kekerasan negara ini. > semoga kita akan > tetap > kuat dan selalu bersama menghadapinya dengan > cara-cara damai. cara-cara > tanpa kekerasan yang dituliskan berbagai kitab suci > tentang kedamaian > hidup > tanpa kekerasan. seperti yang juga disimponykan > berbagai kidung. melintasi > batas-batas perbedaan seks, marga, klan, suku, > etnis, bangsa, negara, > agama > dan ras.. > > > > Untuk mu perempuan berkaos biru > > Untuk mu perempuan-perempuan Kontu > > Untuk mu komunitas Kontu > > > > > > > > > <file:///C:\Documents%20and%20Settings\Yohanes\My%20Documents\My%20Pictures\ > LogoKemala\Picture%20002.jpg> > > Insert a catchy tag line here > > > > > > Yones Koanfora Pellokila > Program Officer > > Kemala > Jl. Tebet Barat Dalam Raya No 4 > Jakarta 12810 > Indonesia > > > <mailto:[EMAIL PROTECTED]> [EMAIL PROTECTED] > > > tel: > fax: > > 62-21-83795525 > 62-21-83700608 > > > > > > > <https://www.plaxo.com/add_me?u=21475039658&v0=386676&k0=56386322> > Add me > to your address book... > > <http://www.plaxo.com/signature> Want a signature > like this? > > > > --- > avast! Antivirus: Outbound message clean. > Virus Database (VPS): 0549-0, 05/12/2005 > Tested on: 05/12/2005 13:09:24 > avast! - copyright (c) 1988-2005 ALWIL Software. > http://www.avast.com > > --- End forwarded message --- > > > > > __________________________________________ Yahoo! DSL Something to write home about. Just $16.99/mo. or less. dsl.yahoo.com ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital. http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/