http://www.sinarharapan.co.id/berita/0504/23/opi01.html


Kampungan, Kampungan, dan Kampungan 
Oleh
Saraswati Karno Barkah

Bung Khairansyah, sekarang Anda tahu bahwa sesungguhnya Anda ter-nyata 
kampungan, kampungan dan kampungan. Selain itu Anda juga bukan pahlawan. Itulah 
yang saya lihat di televisi. Dan itu pasti benar. Karena yang mengatakan 
demikian adalah seorang profesor yang pintar, terkenal dan berkuasa. Seorang 
pejabat dengan network yang luas. Kata si Fulan pada saya beberapa waktu lalu, 
seorang bos selalu benar, baik dia benar maupun salah. Yaitu karena 
kekuasaannya. 


Bos Anda menyalahkan Anda karena telah membuka aib orang, bukan saja aib 
Mulyana W. Kusumah seorang tokoh LSM yang menjadi anggota KPU dan tertangkap 
basah menyuap Anda Rp 300 juta, namun juga ada ancaman bahwa terbukanya aib 
Mulyana W. Kusumah ini akan membuka aib banyak orang. Banyak orang takut dan 
kelabakan rahasianya, aibnya, kejahatannya dan topengnya akan segera diketahui 
masyarakat.

Sekarang orang-orang ini sedang bergerak menutupi segala kejahatan dengan 
berbagai cara dan pasti saja dengan meminta pertolongan orang-orang yang 
berkuasa yang bisa membungkam si mulut besar Kairansyah Salman.


Khairansyah Salman yang muda, seorang auditor ahli, yang integritasnya menurut 
guru dan atasannya tidak tercemar ingin membongkar kasus korupsi di KPU. 
Sebagai upaya untuk sedikit mengakhiri korupsi yang merajalela di Indonesia, 
Indonesia yang kaya raya. 


Indonesia yang makmur sudah tak ada lagi. Yang ada adalah Indonesia yang miskin 
yang kekayaannya dikuras habis oleh koruptor-koruptor baik yang dahulu duduk di 
pemerintahan atau yang sekarang masih di pemerintahan atau oleh orang-orang 
yang ada di luar pemerintahan yang bergerak di sektor swasta tapi bisa menguras 
kekayaan negara dan bangsa Indonesia.


Sekarang Indonesia adalah "negara rombeng", dan jika ada orang yang ingin 
memperbaiki kerombengan ini hendaknya kita hormati, kita bantu, kita biarkan 
mereka mengerjakan pekerjaannya agar sedikit demi sedikit kerombengan ini 
menjadi utuh kembali. 

Orang-orang seperti Khairansyah Salman yang mempunyai cita-cita menegakkan 
hukum dan memberantas korupsi marilah kita bantu. Kenyataannya lebih banyak 
orang yang lekas kaya dengan menjadi maling, maling besar, maling superbesar 
dan tragisnya mereka dapat perlindungan hingga mereka berani terus menjadi 
maling dan malahan orang yang ingin mengakhiri langkah mereka harus jadi orang 
yang "kampungan".

Prof Dr Anwar Nasution seorang tokoh ternama, beberapa tahun yang lalu sering 
terdengar mengkritik kebijaksanaan pemerintah dan waktu itu kritikannya 
menunjukkan kepandaiannya dan kebodohan-kebodohan pemerintah Indonesia. 
Seolah-olah jika mengikuti rekomendasinya, perekonomian Indonesia akan membaik. 
Orang yang sangat mengagumkan. Kemudian beliau menjadi pejabat Bank Indonesia 
(BI), segera saja tak terdengar suaranya dan perekonomian Indonesia tetap saja 
seperti itu, terpuruk, rakyat tetap miskin tak ada perubahan signifikan. 
Jangan Menyuap Dulu 

Sekarang Anwar Nasution menjadi Ketua BPK dan punya anak buah kecil Bung 
Khairansyah Salman. Aneh, si kecil ini bisa "mengentuti" si bos besar (Anwar 
Nasution dalam wawancara dengan SCTV menyatakan dia merasa "dikentuti" oleh 
Khairansyah karena tidak melapor pada dirinya).
Anwar Nasution adalah bos di atas bos karena Khairansyah mempunyai bos 
langsung, yaitu Muhammad Basyir yang sudah dilapori tentang apa yang dialaminya 
yaitu mendapat suap dari Mulyana W. Kusumah dan juga mendapat perintah untuk 
melaksanakan langkah selanjutnya. 
Bukan salahnya jika Anwar Nasution tidak mendapat laporan dari Muhammad Basyir, 
karena ia sedang di luar negeri. Tak mungkin bagi Khairansyah untuk langsung 
menghubungi atau melapor pada Anwar Nasution karena adanya birokrasi dalam 
tatanan kepegawaian. Kalau dia melakukan itu maka dia akan dianggap 
"mengentuti" Muhammad Basyir.

Perasan "dikentuti" oleh anak buahnya, perasaan bahwa otoritasnya dilanggar, 
perasaan bahwa kewenangannya dilampaui adalah perasaan rendah diri yang lalu 
menjadi over kompensasi bahwa dia yang paling berkuasa tak ada yang boleh 
berbuat apa pun tanpa seizin dia. Tak peduli apakah untuk kebaikan negara dan 
rakyat, pokoknya . harus seizin dia. 

Waktu itu dia di luar negeri, Mulyana W. Kusumah sudah ingin menyuap. Tak 
mungkin Khairansyah bilang, "Tunggu dulu, Bung Mulyana jangan menyuap dulu saya 
harus minta izin pada bos saya untuk menerima suap ini, tapi dia sedang di luar 
negeri. Tunggu sampai dia pulang." Hal yang bisa dilakukan oleh Khairansyah 
adalah melakukan apa yang bisa dilakukannya sebagai petugas dan hal ini sudah 
dilaporkan kepada atasannya dan mendapat izin untuk melakukan hal itu.
Saya gembira Prof Dr Muladi yang membela Khairansyah dan meminta agar Anwar 
Nasution mencabut kecamannya pada Khairansyah. Bukan saja mencabut kecamannya 
tetapi seharusnya Anwar Nasution mencabut ancamannya untuk mengambil tindakan 
disipliner pada Khairansyah. Anwar Nasution seharusnya mendukung anak buahnya 
yang ingin melaksanakan tugasnya dan bukan mencerca dan mengancamnya. Banyak 
orang seperti Prof Muladi yang mengecam Anwar Nadution.

Apakah Anwar Nasution mempunyai kepentingan pribadi atau golongan untuk 
melindungi seseorang atau banyak orang. Haruskah pribadi atau golongan untuk 
melindungi seseorang atau orang banyak. Haruskah dia menutupi beberapa orang 
yang potensial akan menjadi terdakwa dalam kasus KPU? Apakah kepentingannya 
untuk mencegah Khairansyah membuka Kotak Pandora? Hal ini harus kita pikirkan.
Dan saya serukan kepada mereka yang mendukung upaya membongkar korupsi 
besar-besaran ini untuk dengan gencar dan tak takut membela Khairansyah. Jangan 
sampai Khairansyah menjadi korban atau dikorbankan dengan mempeti-eskan proses 
pembongkaran korupsi ini, menjadikan Khairansyah kambing hitam dan melepaskan 
terdakwa dan semua yang berpotensi menjadi terdakwa dari jerat hukum.

Penulis adalah pengamat masalah kemasyarakatan.
 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke