Apa Kapitalisme Bule yang mengeruk kekayaan alam kita OK? Arab Saudi yang SDMnya terbatas mampu mengelola sendiri kekayaan alamnya sehingga BUMNnya, ARAMCO, masuk 10 besar perusahaan terkaya versi Forbes 500 bersama Exxon, Chevron, BP, Shell, Conoco, dsb.
Lihat: http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_companies_by_revenue Kuwait dan Qatar juga begitu. Mereka mencari ahli migas dari Indonesia dgn memasang lowongan kerja di Kompas. Adakah kita biarkan terus Kapitalis Bule menguras kekayaan alam kita? === Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id --- Pada Rab, 17/6/09, Tatang muttaqin <tata...@yahoo.com> menulis: Dari: Tatang muttaqin <tata...@yahoo.com> Topik: [LISI] SBY Tolak Kapitalisme "Rambut Hitam" Kepada: l...@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 17 Juni, 2009, 2:30 AM Barangkali pernyataan ini harus lebih dielaborasi agar tidak disalahpahami kurang pro-pengusaha lokal. Saya kira pengusaha lokal yang baik perlu didorong dan dikembangkan agar bisa bersaing di tingkat yang lebih luas sehingga "affirmative action" masih relevan asal wajar, barangkali kapitalisme 'rambut hitam' yang mengandalkan dasi dan koneksi tanpa kompetensi usaha yang perlu ditolak yang selama ini hanya mampu 'memamah' proyek APBN, APBD, BUMN, BUMN dengan cara 'subkontrak' . Pengusaha Asing juga tetap diperlukan terutama untuk bidang yang lokal belum mampu sehingga diharapkan terjadi 'transfer dan sharing' kompetensi. Barangkali disinilah peran pemerintah sebagai regulator dan fasilitator. Hemat saya, profesi pengusaha dengan cara yang baik dan bertanggung jawab sangat 'mulia' karena merekalah yang membantu penyediaan lapangan kerja dan pajak. PNS dan TNI-Polri barangkali perlu 'berterima kasih' pada pengusaha karena para pengusaha berkontribusi terhadap pajak yang merupakan sumber 'gajinya'. Salam hangat, Tatang http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/14/ 14154075/ sby.tolak. kapitalisme. rambut.hitam SBY Tolak Kapitalisme "Rambut Hitam" / Minggu, 14 Juni 2009 | 14:15 WIB Laporan wartawan KOMPAS Wisnu Nugroho A KUPANG, KOMPAS.com — Calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, pemerintahan yang baik, bersih, dan bertanggung jawab yang akan dibangun bersama Boediono menolak dominasi asing dan dalam perekonomian Indonesia. SBY-Boediono juga menolak dominasi perusahaan dalam negeri yang tidak memberi keadilan bagi semua. "Tidak boleh ada dominasi asing dalam ekonomi Indonesia. Jangan pula ada dominasi di negeri yang tidak memberi keadilan bagi semua. Kita tidak suka kapitalisme global, tetapi juga tidak mengharapkan kapitalisme rambut hitam yang mendominasi ekonomi dalam negeri," ujar SBY dalam kampanye di GOR Flobamora, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Minggu (14/6). Soal kerja sama dengan pihak asing, menurut SBY, tidak ditabukan karena ekonomi Indonesia sudah terintegrasi dengan ekonomi global sejak era Presiden Soekarno. "Kerja sama internasional tidak ditabukan asalkan membawa kebaikan, manfaat, dan tidak mengganggu kedaulatan," ujar SBY. Soal kemandirian bangsa, SBY menilai keliru pihak yang mengatakan hal itu harus dengan melupakan dunia. "Tidak begitu. Sudah sejak Soekarno, Indonesia sudah menjalankan persahabatan dengan negara lain," ujarnya. .indosat {font: bold italic 12px Tahoma;} [Non-text portions of this message have been removed] Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer [Non-text portions of this message have been removed]