http://www.kompas.com/kompas-cetak/0505/03/PendDN/1723751.htm


Memberantas Korupsi, Mulailah dari Sekolah 

KEPUTUSAN sekolah gratis untuk SD dan SMP, di mata Direktur Institute for 
Education Reform Utomo Dananjaya, bisa menjadi sebuah peristiwa yang sangat 
heroik.

UTOMO membayangkan keputusan sekolah gratis disampaikan melalui instruksi 
langsung yang dibacakan Presiden, disiarkan oleh semua stasiun televisi. 
Isinya, pengumuman bahwa masyarakat tidak perlu membayar untuk memperoleh 
pendidikan SD dan SMP. Semua buku pelajaran diberikan gratis oleh pemerintah. 
Siapa pun kepala sekolah yang menarik pungutan dari siswa akan dihukum dan 
diberhentikan sebagai pegawai negeri. Aparat kepolisian diminta mengawasi dan 
melakukan penegakan hukum serta meminta agar masyarakat melaporkan setiap kasus 
pungutan di sekolah kepada polisi.

"Dampaknya akan besar sekali. Ini merupakan proses pendidikan untuk melibatkan 
masyarakat akan terlibat dalam gerakan antikorupsi," kata Utomo menjelaskan.

Pendidikan antikorupsi memang sebaiknya dimulai dari sekolah karena selama ini 
sekolah menjadi salah satu sumber korupsi dan penyebarluasan budaya korupsi.

Sekolah yang memiliki tugas mulia dalam mencerdaskan bangsa ternyata bukan 
institusi yang bersih dari korupsi. Departemen Pendidikan Nasional, menurut 
laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2003, merupakan departemen 
terkorup setelah Departemen Agama. Korupsi dalam dunia pendidikan, menurut 
laporan Indonesian Corruption Watch, dilakukan secara bersama- sama dalam 
berbagai jenjang, dari tingkat sekolah, dinas, sampai departemen. Guru, kepala 
sekolah, kepala dinas, dan seterusnya masuk dalam jaringan korupsi. Sekolah 
yang diharapkan menjunjung nilai-nilai kejujuran justru mempertontonkan kepada 
siswanya praktik-praktik korupsi.

Korupsi dana pendidikan, menurut Ade Irawan-aktivis Indonesian Corruption 
Watch- menyangkut baik dana pemerintah maupun dana yang langsung ditarik dari 
masyarakat. Bila aparat birokrasi selama ini mengeluhkan dana pendidikan yang 
kecil, ternyata dana yang kecil itu dikorup pula.

Investigasi ICW dalam pengadaan buku pelajaran di beberapa daerah menunjukkan 
bahwa korupsi pendidikan masih jalan terus. Beberapa kabupaten di Jawa Tengah, 
misalnya, menganggarkan pengadaan buku miliaran rupiah. Yang terkecil Rp 5 
miliar, tetapi ada kabupaten yang menganggarkan pengadaan buku pelajaran sampai 
Rp 30 miliar. Korupsi dilakukan sejak proses pengambilan keputusan, pengadaan 
buku tidak melalui tender, hingga distribusi buku ke sekolah. Ujung-ujungnya 
banyak siswa tidak menerima buku. Itu pun kalau tidak buku yang diterima jumlah 
halamannya berkurang, bahkan tidak bisa dipakai sama sekali.

Korupsi juga terjadi di sekolah. Ade mengemukakan, banyak sekolah di Jakarta 
dan Jawa Barat tidak memasukkan komponen dana pemerintah dalam Rancangan 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah. Sebuah SD favorit di Jakarta menerima 
dana block grant Rp 55 juta yang menjadi komponen tetap pembiayaan sekolah, 
tetapi tidak mencantumkannya dalam RAPBS. Anggaran SD favorit di Rawamangun, 
Jakarta Timur, itu mencapai Rp 2,7 miliar, hampir 50 persen dianggarkan untuk 
peningkatan kesejahteraan guru dan pegawai. Hanya sekitar 15 persen sampai 20 
persen anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan akademis. Di sebuah SMP negeri 
di Jakarta Selatan, dari dana sekolah sebesar Rp 412 juta yang dipungut dari 
masyarakat, 75 persen di antaranya dipergunakan untuk kesejahteraan guru dan 
pegawai. Hanya 15 persen dialokasikan untuk menunjang kegiatan 
belajar-mengajar. Anehnya, ada pula alokasi anggaran 1,5 persen untuk 
koordinasi dengan dinas pendidikan di kecamatan dan 1 persen untuk dinas di 
tingkat kota. Bahkan, ada pos anggaran Rp 5.250.000 untuk polisi.

"Jadi dana yang masuk sekolah dijadikan bancakan, dibagi-bagi. Lebih banyak 
dana yang masuk ke kantong kepala sekolah," kata Ade.

Kekaburan dalam sistem anggaran sekolah memungkinkan kepala sekolah negeri 
mempraktikkan anggaran ganda. Dana operasional atau pembelian barang yang telah 
dianggarkan dari dana pemerintah dibebankan lagi kepada masyarakat. Bahkan, ada 
kasus dana perawatan gedung tidak hanya dianggarkan melalui dana pemerintah dan 
dana komite sekolah, tetapi masih juga dibebankan kepada anak secara langsung 
dengan dalih lomba kebersihan antarkelas.

Selain penganggaran ganda, modus yang sering digunakan kepala sekolah adalah 
penggelapan. Banyak biaya yang semestinya dikeluarkan sekolah ternyata tidak 
dikeluarkan. Praktik ini sangat mencolok sehingga sejumlah bendahara sekolah 
menjadi kolektor stempel dan bukti pembayaran sehingga ia tinggal memilih 
stempel dan bukti pembayaran bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Modus lainnya 
adalah uang dibagi-bagi dengan setoran ke dinas, memberikan amplop kepada 
pejabat yang datang ke sekolah, termasuk pengawas. Kepala sekolah yang pelit 
memberikan setoran bakal dimasukkan daftar hitam dan tidak akan pernah menerima 
dana-dana proyek.
Guru juga merupakan pelaku sekaligus korban dalam korupsi pendidikan. Guru 
olahraga memungut biaya renang. Anak tidak ikut renang dan tidak ikut lari asal 
bayar uang renang, semuanya akan beres. Sebaliknya, bila tidak bayar uang 
renang, nilai tidak akan keluar. Yang memprihatinkan lagi ada guru yang 
memperbolehkan siswanya menjiplak dalam ulangan asalkan membayar Rp 500 per 
lembar. Dari menyontek dan jual beli nilai, pendidikan korupsi dimulai.
Seorang guru di sebuah SMA negeri di Jakarta Pusat mengungkapkan, dari sekolah 
ia menerima tunjangan hari raya sebesar Rp 400.000, yang diambil dari sumbangan 
awal pendidikan. Selain gaji sebagai pegawai negeri sipil, ia memperoleh 
tunjangan kesejahteraan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp 
900.000, uang transpor dari sekolah Rp 11.000 per hari, dan tambahan honor 
mengajar Rp 6.000 per jam. Total penghasilannya di atas Rp 2,5 juta. 
Penghasilan guru di sekolah negeri yang diunggulkan akan jauh lebih besar. 
Tunjangan seorang kepala sekolah yang diambil dari uang komite sekolah bernilai 
jutaan rupiah, jauh melebihi dari gaji resminya. Tidak heran apabila kepala 
sekolah-sekolah negeri papan atas di Jakarta memiliki rumah dan mobil mewah.
Ketika orang sibuk membicarakan persiapan ujian nasional, sejumlah kepala 
sekolah di Jakarta Pusat justru mengikuti program jalan-jalan ke China dengan 
bungkus "studi banding".

enghasilan guru sekolah negeri sebesar itu cukup mengagetkan bagi Toenggoel 
Siagian, Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta DKI Jakarta. Toenggoel 
mengungkapkan, ia memperoleh gaji sebagai direktur di Perkumpulan Sekolah 
Kristen Djakarta (PSKD) sekitar Rp 3 juta per bulan. Gaji itu tertinggi di 
perkumpulan tersebut. Koordinator SMP PSKD yang memperoleh gelar master dobel 
hanya bergaji Rp 875.000 per bulan.

Penghasilan guru negeri di Jakarta yang cukup lumayan itu, ketika kinerja 
sekolah di Jakarta tidak terlalu bagus, menimbulkan pertanyaan mengenai 
akuntabilitas penggunaan dana pendidikan di sekolah negeri. Seorang guru SMP 
negeri di Jakarta mengungkapkan, sebenarnya bisa saja sekolah negeri di Jakarta 
digratiskan. Dengan tunjangan kesejahteraan dari pemerintah daerah sekitar Rp 
900.000 per bulan, guru bisa disuruh memilih. Silakan tetap memungut dari 
siswa, tetapi tunjangan kesejahteraan tidak diberikan. Ia yakin, guru akan 
memilih tunjangan kesejahteraan dari pemerintah daerah.

Keputusan politik untuk membebaskan biaya sekolah di tingkat pendidikan dasar 
akan menjadi bahan tertawaan bila tidak disertai larangan sekolah memungut 
biaya-biaya lain dari siswa. Seperti dulu, SPP dihapus, tetapi muncul uang BP3 
atau iuran komite sekolah yang jumlahnya lebih besar dari nominal SPP. Kalau 
itu terjadi, sekolah akan terus menjalankan fungsinya dalam mengorupsikan 
bangsa.

Kalau mau memberantas korupsi mulailah dari sekolah. Komisi Pemberantasan 
Korupsi jangan hanya mengurus Komisi Pemilihan Umum, tetapi turunlah ke 
Depdiknas dan ke sekolah-sekolah. (P Bambang Wisudo

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Does he tell you he loves you when he's hitting you?
Abuse. Narrated by Halle Berry.
http://us.click.yahoo.com/aFQ_rC/isnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke