http://www.antaranews.com/berita/1272461374/menkeu-waspadai-gejala-ekonomi-global

Menkeu: Waspadai Gejala Ekonomi Global

Rabu, 28 April 2010 20:29 WIB 

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan 
Indonesia untuk mewaspadai dan menjaga kehati-hatiannya terhadap kecenderungan 
ekonomi global belakangan ini.

"Kajian terhadap kondisi 2010, konfirmasi pemulihan ekonomi sudah dan terus 
terjadi. Tapi walau konfirmasi pemulihan terlihat dari pertumbuhan ekonomi 
regional, Asia dan seluruh negara maju juga melakukan revisi hati-hati," 
katanya di Jakarta, Rabu.

Ia menunjuk krisis Yunani yang disebutnya ujian bagi Uni Eropa dan mengalami 
pemburukan meski langkah-langkah perbaikan telah diumumkan Eropa.

Sri menyebut dampak krisis utang Yunani ke Indonesia memang masih seputar 
sentimen, namun Indonesia mesti mencermatinya demi kepentingan keseluruhan 
perekonomian terutama kekuatan pemulihan ekonomi.

"Kita dari sisi sentimen yang negatif, memberikan pengaruh pada kekuatan 
pemulihan perekonomian. Kedua, dunia akan konsolidasi membedakan dirinya dengan 
Yunani," katanya.

Ia menjelaskan, krisis utang di Yunani ditandai dengan rasio utang terhadap 
produk domestik bruto yang mencapai 150 persen, yang berarti utang Yunai sudah 
1,5 kali dari PDBnya. Sementara impor negara itu lebih besar ketimbang 
ekspornya sehingga neraca perdagangannya pun negatif.

Posisi itu kebalikan dengan Indonesia yang memiliki utang terkendali dengan 
rasio 28 persen dari PDB, sementara ekpornya lebih besar dibandingkan dengan 
impor meski angkanya ecenderung meningkat.

"Meski akan ada tanda-tanda negatif (impor lebih tinggi dari ekspor) namun 
tetap bisa didanai dari capital inflow (modal masuk)," katanya.

Sri memaparkan, derasnya capital inflow ke Indonesia akan membuat rupiah 
menguat yang disebutnya berapresiasi lebih cepat dibandingkan dengan 
negara-negara lain.

Dia meminta gejala apresiasi rupiah ini perlu diwaspadai karena mempengaruhi 
daya saing produk Indonesia di luar negeri.

"Beberapa menteri keuangan di kawasan Asia dengan G20 melihat ini. India sudah 
mengalami penguatan lima persen, negara lain di bawah 15 persen, kita sudah 15 
persen dalam empat bulan awal tahun ini. Ini akan menentukan daya kompetisi 
kita," katanya.

Menkeu juga meminta Indonesia mewaspadai kebijakan berbagai negara yang 
mengarah pada konsolidasi makro yang berarti ada kebijakan moneter yang ketat 
melalui peningkatan suku bunga dan pengetatan kebijakan fiskal dengan 
mengurangi defisit anggaran.

"Itu trend global. Ini perlu diwaspadai agar pembangunan sampai 2011 tidak 
terganggu atau tidak siap pada kondisi regional global. Hal ini akan 
mempengaruhi asumsi makro, juga sumber dana yang bisa diestmasikan yang bisa 
dimobilisir pemerintah untuk pembangunan," katanya. (*)

M041/AR09


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke