Seringkali kita mendapat tawaran "bisnis" yang
menggiurkan. Modal tidak seberapa besar, kerja tidak
begitu capek (paling hanya merekrut orang sebanyak
mungkin), dengan keuntungan yang luar biasa hanya
dalam beberapa bulan.

Biasanya, untuk 100 orang pertama, pembagian
"keuntungan" berjalan lancar, setelah itu mulai seret,
dan penyelenggaranya pun bubar.

Sebagai contoh, jika kita "investasi" Rp 5 juta, maka
dalam 3 bulan, kita akan dapat keuntungan Rp 2 juta.
Menggiurkan bukan? Jika ada 100 orang pada gelombang
pertama, maka 3 bulan berikutnya penyelenggara hanya
mengeluarkan uang Rp 200 juta yang didapatnya dari
peserta bulan ke 2 dan ke 3.

Nah, begitu dapat keuntungan, 100 peserta ini bisa
menanam lebih banyak lagi uangnya karena menurutnya
bisnis ini benar, dan dia akan bercerita pada teman2 /
keluarganya (biasanya begitu). Apalagi jika ada
insentif komisi bagi tiap anggota yang direkrut.

Nah, jika dari tiap peserta yang "sukses" itu didapat
10 peserta baru lagi, maka akan ada 1000 orang yang
menanamkan uangnya sebesar Rp 5 juta. Dari situ,
penyelenggara sudah dapat untung Rp 5 milyar.

Karena bisnisnya sebenarnya tidak ada, suatu waktu
ketika jumlah peserta membesar, uang yang terkumpul
sudah banyak, maka "penyelenggara" bisnis tersebut
memilih kabur, ketimbang harus membayar pokok modal
dan bunga yang harus dia berikan.

Begitulah penipuan bisnis yang sering disebut sebagai
money game.

Berikut berbagai kisah nyata, di mana banyak orang
tertipu, termasuk pejabat tinggi negara.

--- In [EMAIL PROTECTED], Winarto Rachmat
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Yogi Hartono <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >From: "Rizali Pidie"
<[EMAIL PROTECTED]>
>
>Saya baca profil Anne Ahira di Kompas, 20 Maret 2005.
>
>Kesimpulan saya:
>
>1. Penulis artikel lemah daya pikir dan tidak punya
>kemampuan investigasi. Ini terlihat dari tulisan yg
>hanya deskripsi bombastis Anne Ahira tanpa ada
>pertanyaan dasar dari sebuah bisnis: apa produknya,
>berapa aset/omzet, dan marjin laba. Sekali si penulis
>nanya tiga hal itu, maka dia akan tahu Anne Ahira
>adalah pelajaran pertama manajemen standar:
>Bullshit may get you to the top, but it won't keep
you
>there.
>(lihat "MANAGEMENT LESSON" di
>http://www.mobileguru.co.uk/Jokes/management.txt )
>
>2. Penulis tidak belajar dari kegagalan rekan2
>jurnalis lemot yg sebelumnya juga pernah menulis
>cerita2 bombastis sejenis.
>
>Belajar lah dari pengalaman!!!!
>
>Majalah SWA pernah promosikan QSAR! Tapi sbg sebuah
>majalah bisnis, si wartawan tidak memiliki logika
>dasar bahwa: kalau invetasi di PT QSAR (dan
>sejenisnya) sedemikian menguntungkan dan resiko
>rendah, mengapa tidak ada lembaga keuangan formal
>(bank, leasing, dan sejenis) yg menawarkan pendanaan?
>
>Perlu beberapa tahun buat PT QSAR kolaps.
>
>PT QSAR sendiri pada awalnya memang melakukan
invetasi
>di sektor riil. sayang karena tambahan uang investor
>baru tidak berimbang dengan ekspansi usaha (dan
>pemasaran produk), PT QSAR berubah jadi money game.
>
>Kompas pernah memuat iklan G COSMOS. Meskipun sudah
>diingatkan via surat pembaca, cuek aja. yg penting
>dapat duit iklan. demikian mungkin pikir pengelola
>kompas. toh kalo ada yg rugi, cuma pembaca!
>
>Lucunya, sodaranya Kompas, yaitu Kontan mengkritisi G
>Cosmos.
>Tawaran Untung Besar dari G System, (Kontan, EDISI
>33/V Tanggal 14 Mei 2001),
>lihat;
>http://www.kontan-online.com/05/33/investasi/inv3.htm
>
>Hampir dua tahun kemudian, Kompas memuat artikel:
>25.000 Orang Tertipu, Rp 50 Miliar Melayang (Rabu, 06
>Maret 2002, ).
>lihat:
>http://www.kompas.com/wartakota/news/0203/06/222711.htm
>
>saya tidak bisa menemukan dokumen yg menunjukkan
>Kompas minta maaf kepada pembacanya karena telah
>terlibat dalam mempromosikan penipuan oleh G Cosmos
>tsb.
>
>selain SWA dan Kompas, Republika dan Media Indonesia
>juga tidak luput dari kebodohan reporternya.
>
>kali ini yg dipromosikan Probest.
>
>Bebas Finansial di Usia Muda (Republika, Sabtu, 15
>Juni 2002),
>(lihat:
>http://www.republika.co.id/cetak_detail.asp?id=78746&kat_id=3
>, note link sepertinya sudah dihapus setelah cape
saya
>protes)
>
>lihat kumpulan lain:
>http://www.geocities.com/harmuk/links.html
>
>Kemudian Probest terbongkar kedoknya. Lagi2, media2
yg
>mempromosikan Probest itu lalu pura2 tidak tahu peran
>mereka dalam mendukung penipuan dengan metode
>multi-level-marketing money game.
>
>Yg paling mengejutkan ketika liputan2 penipuan
Probest
>muncul, tidak ada teman2 wartawan yg menyebut nama
>tokoh Meirizal.
>
>saya perkirakan itu terjadi karena Meirizal adalah
>teman si wartawan juga. Sebagai mantan aktifis
>"Institut Studi Arus Informasi", "Aliansi Jurnalis
>Independen', dan juga Redaktur Pelaksana Majalah D&R,
>tentunya Meirizal dirasakan sebagai teman
seperjuangan
>yg harus dilindungi meskipun telah menipu banyak
>orang.
>
>Belakangan, muncul kasus penculikan Hegel, anak si
>Meirizal. Lagi2 mayoritas media membela Meirizal,
>tanpa melakukan penyelidikan/analisa tentang apa
>sebenarnya yg terjadi. hanya deskripsi kisah
>menyedihkan nasib orang tua bernama Meirizal.
>
>Seingat saya, cuma Kontan dan Majalah Trust yg sempat
>menyinggung pemicu penculikan si manis Hegel:
penipuan
>oleh bapaknya.
>
>lihat:
>Penipuan: Dari Emas ke Penjara
>http://www.majalahtrust.com/verboden/verboden/404.php
>Investor Marah, Bocah Diculik
>http://www.majalahtrust.com/verboden/verboden/334.php
>
>dari contoh yg ada tidak selalu media gagal
>mengkritisi mlm-money game. saya lihat Kontan dan
>Tempo cukup kritis. Meskipun masih ragu2 dalam
>membongkar kebusukan mlm-money game.
>Misalnya yg terbaru lihat Kontan no 24, tahun IX, 21
>Maret 2005, (hari ini ), mengenai tipu2
>voucherkey.com.
>
>Boleh jadi ini karena Tempo emang punya tanggung
jawab
>sosial ama masyarakat yg lebih besar dibandingkan
>media lain. sedangkan Kontan, reporternya emang
orang2
>yg punya latar pengetahuan ekonomi yg cukup baik
>(baca: kualitas SDM).
>
>dari pengalaman pribadi mengingatkan kasus PT QSAR,
>Probest, Meirizal gate, dan yg sejenisnya ( Voucher
>Key, http://www.voucherkey.com, Imperial Fund,
>http://www.imperialfund.com, dll) melalui media surat
>pembaca, opini, atau surat informal ke editor, saya
>sadar betapa sia2-nya membicarakan hal mlm money game
>ke media di indonesia.
>
>maklum, umumnya pengelola lemot!
>
>juga cape posting hal yg sama berulang kali
diberbagai
>milis (contoh: PROBEST; Sebuah Perbandingan,
>http://groups.yahoo.com/group/economist/message/1299.
>emang saya nggak punya kerjaan lain. belum lagi kalo
>email saya di spam oleh pendukung mlm money game.
>
>jadi ketika kompas membuat cerita Anne Ahira, saya
>lebih memilih diam dan menunggu teman2 aktifis anti
>mlm money game dan anti spam yg respon.
>
>berikut contohnya:
>
>Persona Anne Ahira di Kompas
>http://yulian.firdaus.or.id/2005/03/22/persona-anne-ahira-di-kompas/
>
>Anne Ahira Bukanlah Pahlawan
>http://priyadi.net/archives/2004/09/10/anne-ahira-bukanlah-pahlawan/
>
>Sanggahan Untuk Anne Ahira Ada Di Majalah Tempo
>http://priyadi.net/archives/2004/10/01/sanggahan-untuk-anne-ahira-ada-di-maj
>alah-tempo/
>
>seandainya wartawan/editor Kompas baca Tempo, saya
>yakin dia akan hati2 dalam menulis profil anne ahira.
>dan bila wartawan/editor bisa pake itu yg namanya
>google, pasti diinvestigasi dulu siapa sebenarnya
anne
>ahira.
>
>seperti sudah saya bilang, tanya aja:
>1. apa produknya?
>2. berapa omzetnya?
>3. berapa marjin laba?
>
>pasti anne ahira akan bilang: rahasia!
>anda harus bayar US$ 50 dulu baru boleh tahu.
>
>dan bila ada ribuan orang tolol yg percaya, maka anne
>ahira akan segera pensiun dengan kaya. sedangkan
>sebagian besar orang2 tolol akan pensiun juga: dengan
>kemiskinan.
>
>saya selalu bilang ke mahasiswa saya bahwa di
>Indonesia permintaan kebohongan/kebodohan paling
>tinggi. Karena itu penawaran kebohongan/kebodohan
juga
>paling tinggi. supplier utama kebodohan/kebohongan
itu
>adalah: media, lembaga pendidikan, lembaga
penelitian,
>dan tentunya pemerintah juga.
>
>seperti kata Keynes: Demand creates its own supply!
>
>jadi buat teman2 reporter yg banyak lemot-nya, tolong
>diselidiki dulu sebuah kasus secara mendalam sebelum
>ikut2-an mempromosikan penipuan mlm-money game.
>








-----Original Message-----
From: herdi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, March 25, 2005 12:28 AM
To: [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]
Subject: [wong-pemalang] Berita Heboh di KOMPAS (Cewek
asal Bandung)


Berita heboh baca kompas hari ini (minggu, 20 maret
2005),halaman 16.
mengenai perjalanan ahira seorang mojang Bandung yang
mampu berpenghasilan ribuan dollar dari internet
sebagai internet marketer PROFESIONAL. kita pun bisa
seperti dia, untuk memulai bisnis online. Anda tidak
memulai dari NOL tetapi sudah ada 30 hari training
yang akan membantu kita menuju kesuksesan di bisnis
ini. untuk keterangan lebih lanjut baca kompas hari
ini.

---------------------------------------------------

Bisnis E-Commerce, E-Life Style, E-Goverment,
E-Course, E-Medic, 

E- lainya adalah prospek bisnis yang akan berkembang
tiada henti, menurut perkiraan akan tumbuh signifikan
lima sampai sepuluh tahun kedepan, secara
konsisten.dimana sebagian orang telah mengandalkan
kekuatan komutitas society di dunia internet dan akan
menjadi trend bagi sebagian besar masyarakat di Asia
dan Dunia pada umumnya.

Melalui program Internet marketing / promosi internet,
pasar anda tidak sebatas kawasan asia tenggara, dan
asia umumnya tetapi seluruh dunia akan melihat posisi
tawar anda, dunia akan menjadi target anda di komunity
society ini, dunia akan menjadi lahan subur untuk
target pasar anda.

-----------------------------------------------------

Seorang gadis kampung dari pinggiran Kota Bandung
telah menggemparkan Dunia....betapa tidak? Ia di usia
menjelang 25 tahun telah berpenghasilan lebih dari
$20.000,- per bulan... http://www.cariuangbanyak.com



Salam Sukses!



Herdi Kusuma Prawira

The Elite Team Indonesia

Helping People Retire FASTER!

http://www.cariuangbanyak.com
<http://www.cariuangbanyak.com/> 




Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT


---------------------------------
Yahoo! Groups Links

   To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Alumni-SMAN1-Pemalang/
  
   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo!
Terms of Service. 




                
---------------------------------
Yahoo! Messenger
 Show us what our next emoticon should look like. Join
the fun.

[Non-text portions of this message have been removed]
--- End forwarded message ---


Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.nizami.org


        
                
__________________________________ 
Do you Yahoo!? 
Yahoo! Mail - You care about security. So do we. 
http://promotions.yahoo.com/new_mail


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke