02.11.2005 Perhimpunan Penulis Internasional
Oleh: Peter Phillipp Masih banyak penulis, sastrawan dan jurnalis yang terancam hidupnya karena tulisan mereka. PEN (Poets, Essayist and Novelist) tidak hanya bekerja untuk membantu penulis, sastrawan dan jurnalis yang hidupnya terancam di negerinya, tetapi juga membantu dalam mencari suaka di luar negeri. PEN adalah singkatan dari "poets, essayists and novelist". Perhimpunan penulis internasional itu didirikan tahun 1921 di London, setelah perang dunia pertama. Tujuannya adalah memajukan dialog antar sastrawan lintas negara. Dengan munculnya gerakan nasionalsosialis di Jerman dengan segala pengekangan dan penindasan kaum intelektual, PEN dihadapkan pada tantangan baru. PEN menjadi wadah penampungan sastrawan, penulis dan jurnalis yang terpaksa hengkang dari Jerman di zaman Hitler. Sekarangpun Banyak Penulis Yang Terancam Tugas dan tantangan tersebut tidak berakhir dengan runtuhnya rezim Hitler dan berakhirnya perang dunia kedua. Sampai saat ini, di berbagai belahan dunia, masih banyak penulis, sastrawan dan jurnalis yang terancam hidupnya karena tulisan mereka. Sara Whyatt, direktur program "Writers in Prison" menjelaskan, setiap tahunnya PEN mencatat sekitar 1.000 kasus ancaman terhadap penulis ataupun jurnalis di seluruh dunia. Sara Whyatt: Komite Internasional PEN Writers in Prison memonitor dan mendata intimidasi terhadap jurnalis, penerbit dan penulis di seluruh dunia. Yang dimaksud dengan intimidasi di sini adalah hukuman penjara, surat ancaman, penyiksaan, dan bahkan ada yang dibunuh. Kerjasama dengan Organisasi Lain PEN tidak menangani setiap laporan kasus yang masuk. Biasanya komite "Writers in Prison" menyelidiki kebenaran laporan tersebut, misalnya dengan meminta keterangan organisasi hak asasi manusia seperi Amnesty International atau Human Rights Watch. Untuk setiap kasus harus ada dua sampai tiga sumber terpisah yang membenarkan adanya ancaman. Bila terbukti benar ada ancaman atas hidup seorang penulis atau anggota keluarganya, PEN International di London mengkoordinasi aksi kilat atau "Rapid Action". Pusat PEN di 101 negara secara bersamaan mengirimkan surat protes kepada pemerintah negara yang diduga melakukan tindak kekerasan itu. Selain itu, mereka juga menghubungi pemerintah negara masing-masing untuk melancarkan tekanan-tekanan melalui jalur-jalur diplomatik. Sara Whyatt: Anggota PEN juga menulis artikel untuk membeberkan suatu kasus, sehingga kasus tersebut mendapat perhatian masyarakat. Mereka berusaha menghubungi penulis yang sedang ditahan atau keluarga penulis untuk memberi dukungan moril. Bantuan di Lapangan Kadang anggota PEN juga langsung turun ke lapangan. Dalam kasus Orhan Pamuk misalnya. Penulis ternama asal Turki itu sedang menunggu vonis atas dakwaan pelecehan sejarah Turki. Dalam suatu wawancara dengan majalah Swiss "Das Magazin", Pamuk secara terbuka membicarakan soal genosid bangsa Armenia dan pembunuhan warga Kurdi di Turki. Dr. Karin Clark, dari Komite "Writers in Prison" untuk Jerman akan terbang ke Turki untuk menghadiri persidangan Orhan Pamuk. Karin Clark: Beberapa anggota PEN akan menghadiri persidangan Orhan Pamuk tanggal 16 Desember mendatang, mereka hadir disana sebagai pengamat internasional. Tapi, memang harus dipertimbangkan sebelumnya, apakah suatu aksi dapat membantu atau malah merugikan. Apakah Aksi PEN International Selalu Sukses? Sara Whyatt: Tidak selalu, memang sangat sulit untuk menilai kesuksesan kami. Kadang kami satu-satunya organisasi yang bekerja membantu mereka, kadang kami bekerja sama dengan organisasi lain dan tentu saja organisasi dan LSM lokal yang bekerja keras. Itu adalah usaha bersama. Namun kalau dilihat kasarnya angka keberhasilan kami sekitar 40 sampai 50 persen, dan itu tidak terlalu buruk. PEN Internasional tidak hanya bekerja untuk membantu penulis, sastrawan dan jurnalis yang dipenjara di negerinya. Kadang situasi politik di suatu negara begitu mengecam, sehingga mereka terpaksa meninggalkan negaranya. Sejak tahun 90an, sebuah jaringan baru dibentuk untuk membantu para penulis yang mencari suaka di luar negeri. Karin Clark: Tahun 60an, saat perang dingin masih berlangsung, banyak rekan penulis dan jurnalis ditahan dan dijebloskan ke dalam penjara. Saat itu, Komitee Writers in Prison yang kini beranggota 63 pusat PEN di seluruh dunia, dibentuk. Kemudian tahun 90an muncul tantangan baru, bagaimana cara membantu mereka yang ternyata behasil meloloskan diri ke luar negeri, karena mereka juga butuh bantuan kami. Peran Serta Jerman Terutama Jerman, yang selama perang dunia kedua mengalami exodus besar-besaran kaum intelektual, berusaha keras membantu sastrawan dan penulis yang mengalami nasib serupa di abad ke-21. Atas prakasra Michael Naumann, mantan Menteri Budaya Jerman, pemerintah Jerman memberi kesempatan kepada enam orang penulis atau jurnalis untuk bekerja atau belajar di Jerman. Mereka diberi beasiswa dalam rangka program "Writers in Exile". Pusat PEN Jerman mencarikan tempat tinggal bagi para penulis dan keluarganya, membiayai asuransi kesehatan dan membantu integrasi mereka ke dalam masyarakat. Beasiswa tersebut maksimal berlaku untuk tiga tahun. Suaka Politik Tapi, apa yang terjadi bila karena situasi politik di negara mereka, para penerima beasiswa tidak dapat kembali ke negaranya? Karin Clark: Ini masalah yang cukup besar, karena mereka terpaksa harus pindah ke negara lain, dengan budaya yang juga berbeda. Kami tidak selalu dapat menjamin bahwa mereka akan mendapat izin tinggal tetap di sini, kecuali dengan meminta suaka politik. Dan walau sudah berada di luar negeri, kadang para penerima beasiswa tetap dicekam ketakutan. Sebagai contohnya, Karin Clark menyebut kasus Claudia Anthony dari Sierra Leone. Karin Clark: Siera Leone secara nominal adalah sebuah negara demokrasi, tetapi hidup Claudia terancam di sana, ia tidak hanya diincar para pemberontak, tetapi ia juga mendapat ancaman dari orang-orang yang justru duduk dalam pemerintahan. __________________________________ Start your day with Yahoo! - Make it your home page! http://www.yahoo.com/r/hs ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/