Refleksi : Jangan dilupakan bahwa NKRI diciptakan bukan untuk orang miskin.


http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2010060804584416

      Selasa, 8 Juni 2010 
     

      BURAS 
     
     
     

Raskin, Jangan Meremehkan Orang Miskin!


       
      "AMAT memprihatinkan dalam kasus pembagian beras untuk keluarga miskin 
(raskin) yang tak layak konsumsi (sesuai pemeriksaan Komisi II DPRD Provinsi 
Lampung), bukan hanya soal bau korupsinya!" ujar Umar. "Tapi, ada kecenderungan 
pengelola program meremehkan orang miskin sehingga dianggap pantas diberi beras 
berkualitas buruk yang tak layak konsumsi itu, meski harus repot 'mengimpor' 
beras dari daerah lain!"

      "Sebaiknya, para pengelola program untuk warga miskin dalam bentuk apa 
pun, janganlah sekali-sekali meremehkan orang miskin!" sambut Amir. "Apalagi 
seperti kasus raskin buruk di Lampung itu, dilakukan dengan menyalahi akal 
sehat! Tidak ada alasan stok beras lokal tak mencukupi untuk program itu karena 
Lampung merupakan salah satu daerah surplus beras dalam arti produksinya 
melebihi konsumsi! Sehingga, kesengajaan mendatangkan beras yang tak layak 
konsumsi dari daerah lain jelas merupakan sikap meremehkan orang miskin yang 
tak bisa ditoleransi!"

      "Jadi, terlepas dari kemungkinan bau korupsinya, sikap meremehkan orang 
miskin dengan memberi beras yang tak layak konsumsi itu harus dikoreksi secara 
tegas!" timpal Umar. "Apalagi kalau dalam program itu sudah ditetapkan standar 
kualitas berasnya, lalu sengaja diberi yang lebih buruk demi mengekspresikan 
sikap meremehkan orang miskin itu, koreksinya harus bersifat telak agar 
tindakan serupa tak diulang-ulang lagi oleh Bulog, bukan hanya di Lampung, tapi 
juga di daerah mana pun di wilayah Indonesia!"

      "Untuk selanjutnya, sebagai pengelola stok beras nasional, Bulog harus 
realistis dengan kurang efektifnya manajemen stok yang dilakukan sehingga 
terjadi kerusakan beras yang disimpan!" tegas Amir. "Beras rusak yang tak layak 
lagi buat konsumsi manusia itu, sebaiknya dialihkan untuk dijual ke 
pabrik-pabrik pengolah makanan ternak! Atau diekspor, seperti dilakukan 
negara-negara lain, beras yang sudah tak layak konsumsi bagi bangsanya sendiri 
diekspor! Karena itu pasar internasioal kebanjiran beras murah-dibanding harga 
di dalam negeri masing-masing-karena yang dilempar ke pasar internasional 
diutamakan sisa stok yang hanya layak untuk pakan ternak!"

      "Bukan malah sebaliknya, beras kualitas prima dari daerah ini 'diekspor' 
ke daerah lain, lalu beras 'impor' berstandar makanan ternak dimasukkan lewat 
pelabuhan lain ke Lampung dengan karung berlabel daerah tertentu!" timpal Umar. 
"Kita dukung DPRD Lampung mendesak aparat hukum mengusut tuntas kasus ini, demi 
menghentikan sikap meremehkan orang miskin!" ***

      H. Bambang Eka Wijaya
     



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke