silakan baca kasus century seperti ada buaya di balik data bank?



________________________________
From: ChanCT <sa...@netvigator.com>
To: HKSIS <hk...@yahoogroups.com>
Sent: Mon, November 23, 2009 3:52:13 PM
Subject: #sastra-pembebasan# Fw Angka-angka Komodo Bank Century

  
Bagi yang suka hitung-menghitung uang, boleh mengikuti jalan perhitungan 
dibawah ini masuk akal tidak pengucuran dana 6,7 T pada Century Bank, ...? 
Cukup menarik pengumpulan data yang diajukan sahabat dari milis-tetangga ini. 
Betul-betul orang pinter yang berakal-akalan untuk membodohi rakyat.

Salam,
ChanCT

----- Original Message ----- 
From: rebeccakhooid 
To: tionghoa-net@ yahoogroups. com 
Sent: Monday, November 23, 2009 10:08 PM
Subject: [t-net] Angka-angka Komodo Bank Century

Saya tidak pernah membaca Laporan Keuangan Bank Century. Sebelum maupun sesudah 
dibail-out.

Apalagi perhitungan kebutuhan talangan Bank Century, mengapa membengkak sampai 
Rp 6,76 T. Jangankan saya, Jusuf Kalla yang waktu itu Waprespun mungkin tidak 
pernah tahu rincian hitungannya.

Saya hanya membaca angka2 dan kejadian yang diberitakan di koran, sebagian 
besar dari corong resmi Pemerintah dan manajemen Bank Century itu sendiri.

Seharusnya semua itu jadi puzzle yang kalau disatukan, mungkin ada gambar 
manusia, gambar kingkong, atau gambar godzilla. 

Seharusnya.. ? 

Sekarang coba kita pahami ini.

Dalam Notulen Rapat KKSK (yang beredar di media massa) tgl 21/11/08 yang 
dipimpin Menkeu dan dihadiri Gubernur BI, Deputi2 Senior BI, Ketua LPS, Ketua 
Bapepam-LK dan Dirut Bank Mandiri; diuraikan bahwa untuk menyehatkan Bank 
Century perlu suntikan modal Rp 632 Milyar. 

Ini lebih rendah dari pernyataan anggota DPR, yang menyatakan bahwa pada saat 
meminta persetujuan bail-out Bank Century diperlukan talangan Rp 1,3 - 1,6 T.

Kenyataannya dalam hitungan hari sejak Rapat KKSK, dari tgl 23/11/08-1/12/ 08, 
LPS menyuntikkan Rp 2,7 T ke Bank Century.

Dalam hitungan hari pula, kemudian LPS menyuntikkan lagi Rp 2,2 T pada 
9/12/08-30/12/ 08.

Lalu pada 4/2/08-24/2/ 08 menyuntikkan lagi Rp 1,2 T. Lalu pada 24/7/08 
menyuntikkan lagi Rp 630 M sehingga total bail-out Rp 6,76 T.

Luar biasa. Seolah2 LPS adalah ATMnya Bank bobrok ini sementara KKSK bak kebo 
dicucuk hidung. Asumsi saya mereka ini orang terpelajar tinggi. Lulusan 
Harvard, Stanford, Berkeley, Vanderbilt. Tapi matematikanya gropyok, bulan ini 
Rp 600 M, beberapa bulan bisa jadi 10x lipat.

Lantas apakah Bank Century itu bank yang layak hidup ?

Coba lihat angka-angka ini. Pada Sep 2008, aset Bank Century cuma Rp 15 T. 
Untuk perbankan, ini ukuran bank gurem. Aset perbankan nasional ada Rp 2300 T. 
15 T itu cuma 0,65%, lantas dibilang bisa bawa resiko sistemik terhadap 
perbankan nasional ? Lucu saja. Kalau saya punya duit Rp 2,3 juta, maka duit Rp 
15 rebu itu kalau hilang ibarat dicubit saja, tidak akan bikin shock. 

Modalnya Bank Century tadinya Rp 600 M, waktu diputuskan sebagai bank gagal, 
modalnya minus, sehingga CARnya cuma minus 3,5%.

Tapi untuk Bank gurem ini segala aturan ternyata bisa dibengkokkan. PBI No. 
10/30/2008 menyatakan bahwa CAR bank yang memenuhi kualifikasi suntikan FPJP 
kudu positif - ditabrak saja. Peraturan LPS yang menyatakan bahwa bank yang 
kondisinya memburuk tidak boleh disuntik lagi dicuekin, karena setelah suntikan 
pertama sebesar Rp 2,7 T, Bank Century tak kunjung membaik, dan tetap disuntik 
lagi sampai Rp 6,7 T.

Trus dari mana datangnya kalkulasi Rp 6,76 T  itu ? Gelap. Darimana datangnya 
kerugian sampai nyaris separuh asetnya ?

Deposito Budi Sampoerna yang disikat Robert dan Dewi Tantular 'cuma' U$ 18 
juta. 

Kredit fiktif yang didakwakan Rp 181 M. Aset yang ditaruh di LN oleh Hasyim 
Warraq dan Rafat Ali Rizvi ada U$ 156 juta.

Jumlah duit nasabah di Antaboga 'cuma' Rp 470 M. 

Total jendral sekitar Rp 2 T, tokh. 

Oh ya, yang Antaboga kagak dibayar kan, jadi 'cuma' Rp 1,5 T. jadi darimana 
hitungannya kok butuh Rp 6,76 T ?

Katanya lagi, 60% dari dana talangan dipakai untuk membayar deposan. Di sini 
logikanya Dana Pihak III merosot habis dong ? Tapi herannya belum lama ini 
Manajemen Bank Century mengumumkan bahwa Dana Pihak III justru naik Rp 800 M 
dibanding saat diambil alih LPS.

Potongan puzzle ini jika disatukan akhirnya tidak berbentuk, bak trik sulap 
laporan dan window dressing yang kasar dan semrawut.

-----

Para FPK - Front Pembela Komodo, membawa argumentasi poco-poco bahwa duit Rp 
6,76 T tidak hilang kecuali saat Century sudah didivestasilah; dibanding2kan 
dengan nilai bail-out di Amerika-lah, ini-itu serba tidak jelaslah.

Harap diingat bahwa dalam sejarah divestasi bank di Indonesia, tidak pernah ada 
gain dimana nilai divestasi selalu jauh di bawah nilai rekap, menimbulkan 
kerugian besar bagi pemerintah.

Apakah masuk akal, Century yang punya modal cuma Rp 500 M bisa fetch harga 
sampai 12x lipat dalam 5 tahun ?

Harap diingat pula bahwa dalam proses bail-out di US tidak semua bank 
diselamatkan. Lebih dari 120 bank telah ditutup dan bangkrut selama 2007-2009, 
dibandingkan 30-an yang menerima suntikan atau dimerger. 

Membandingkan rescue terhadap AIG atau Bank of America dengan Bank Century 
adalah absurd, sebab impact kehancuran AIG atau BofA bagi ekonomi US tidak 
setara arti bank gurem sekelas Century bagi perbankan Indonesia.

Kasus Bank Century ini penuh dengan angka2 komodo, angka2 ajaib yang entah dari 
mana datangnya. Power abuse sangat kentara di sini, dan para birokrat ini 
sangat reckless - gegabah, misalnya bagaimana LPS yang memiliki aset Rp 18 T 
yang didapat dari membebankan biaya penjaminan pada deposan, rakyat; seenaknya 
saja membelanjakan Rp 6.76 T alias 1/3 asetnya di bank bobrok seperti Bank 
Century ?

Jika ternyata kemudian ada bank kolaps dan LPS gagal melakukan tugasnya karena 
kekurangan dana, apakah harus terulang kasus bunuh diri dalam keputus-asaan 
seperti Sayuti Amin ?

BK


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke