Iya.

Justru karena porsi terbesar dikeruk oleh perusahaan
asing, akibatnya pemerintah pusat sering bertengkar
dengan putra daerah karena rebutan sisa kue yang
secuil.

Sebagai contoh Freeport mengambil 85% dari hasil
tambang sementara Indonesia hanya menerima 15% saja.
Itu sangat kecil yang diterima Indonesia. Apalagi
Freeport hanya melaporkan hasil tambang tembaga saja,
sementara emas - yang ampasnya saja sudah dapat
menghidupi penambang rakyat yang biasa disebut
penambang liar - tidak dilaporkan.

Akibat besarnya porsi yang diambil asing, porsi
Indonesia termasuk untuk penduduk lokal jadi sedikit.
Tak heran jika penduduk Papua miskin dan berontak.

Di Natuna juga begitu Exxon tidak menyisakan bagi
hasil sepeserpun untuk Indonesia.

Kita harus ingat bahwa Indonesia tanahnya kaya dan
subur. Namun rakyatnya miskin karena kekayaan alamnya
dirampas oleh perusahaan asing yang hanya menyisakan
sedikit tips buat pemerintah pusat.

Sudah waktunya para intelektual membangunkan rakyat
Indonesia dari kondisi ini.

Salam

--- Ikranagara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Anda telah terkecoh oleh berita yang bisa
> memalingkan perhatian Anda 
> dari esesnsi masalah sebenarnya.
> 
> Apa pun "kebaikan" yang dilakukan EXXON berupa
> sogok/suap/dll, itu 
> tidak bisa dijadikan pembenaran terhadap pelanggaran
> atas Pasal 33 & 
> 34 UUD kita oleh penguasa kita yang berkuasa selama
> ini. Kita tidak 
> boleh menyerahkan pengelolaan kekayaan alam kita
> kepada EXXON dan 
> sejenisnya, karena semua Multinational Corporations
> itu tentulah 
> tujuannya mencari keuntungan sebesar-besarnya untuk
> diri mereka 
> sendiri, sementara rakyat lokal dan lingkungannya
> dibiarkan 
> terlantar, dan itu atas nama perjanjian yang
> distempel oleh penguasa 
> kita sendiri. Ini mirip dengan menyerahnya raja-raja
> zaman penjajahan 
> kepada VOC dan pemerintah Belanda. Untuk memutus
> jaringan penjajahan 
> itulah Pasal 33 dan 34 itu dibuat oleh pendiri
> republik kita ini. 
> Jadi, itu merupakan bagian dari perlawanan menentang
> penjajahan dan 
> memihak kepada bangsa sendiri.
> 
> Ikra.-
> 
> 
> 
> --- In [EMAIL PROTECTED], "estananto"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Lho maaf bung Ikra, punya US$ 530.000 per bulan
> tidak?
> > 
> > 
>
http://www.preventconflict.org/portal/main/research/jereski.htm#_ednre
> f119
> > 
> > VII. Kontras-Aceh (Commission for Disappearances
> and Victims of
> > Violence in Aceh)
> > 
> > - Reported that "ExxonMobil spent Rp 5 billion
> (around $530,000) per
> > month on security forces" including payments to at
> least 17 military
> > and police stations with a total of 1,000
> personnel financed by the
> > company[119]
> > 
> > Memang sih beritanya belum tentu benar, tapi
> selama tidak ada
> > sanggahan ya rumor ini patut diperhatikan. 
> > Tapi saya sih tidak mau menyalahkan Exxon begitu
> saja. Kalau militer
> > kita, birokrasi kita tidak mempan sogok dan kita
> sendiri tidak punya
> > budaya menyogok, itu tidak akan terjadi!
> > Jadi kapan kita bikin gerakan nasional birokrasi
> transparan dan
> > efisien (menyambut RUU Administrasi Negara).
> > 
> > Wassalaam,
> > Nano
> > 
> > --- In [EMAIL PROTECTED], "Ikranagara" <ikra@>
> wrote:
> > >
> > > Padahal Pasal 33 dan 34 UUD kita masih jelas
> kata-katanya, bahwa 
> > > kekayaan alam kita adalah untuk kesejahteraan
> manusia Indonsaia 
> > > seluruhnya, dan rakyat yang miskin itu
> tanggungan pemerintah, 
> bukan? 
> > > Apa kedua pasal itu sudah dihapus dari UUD kita?
> > > 
> > > Memang, ada ekonom yang secara tolol membacanya
> sehingga 
> > > menangkapnya pun salah, lalu teriak lantang
> mengusulkan kedua 
> pasal 
> > > itu dihapus. Berhasilkah dia melakukan itu>
> > > 
> > > Mungkin secara harfiah tidak berhasil, ya? Tapi
> nyatanya penguasa 
> > > kita, siapa pun nama mereka ini, selama ini
> tidak pernah 
> menjalankan 
> > > amanat dalam dua pasal itu. Justeru melakukan
> pelanggaran-
> > > pelanggaran. Buktinya? Ya, bercokolnya
> Multunational Corporations 
> > > itu di negeri kita yang seenaknya (baca: seizin
> penguasa-penguasa 
> > > itu) menikmati kekayaan alam negeri kita, kan? 
> > > 
> > > Apa bukan saatnya kita sekarang bersuara
> lurus-lurus saja: "Hai, 
> > > para Penguasa, yang masih berkuasa dan yang
> sudah tidak lagi 
> > > berkuasa, kalian itu melanggar UUD! Jadi,
> menurut UUD kamu itu 
> > > mestinya harus digusur dari tampuk kekuasaanmu
> itu lho!"
> > > 
> > > 
> > > Ik.-
> > >
> >
> 
> 
> 


===
Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
http://www.media-islam.or.id


 
____________________________________________________________________________________
Don't get soaked.  Take a quick peak at the forecast
with the Yahoo! Search weather shortcut.
http://tools.search.yahoo.com/shortcuts/#loc_weather

Kirim email ke