Nah looohhh, sis Uli jadi punya pe er deh! 

bagaimana nih Sis, lain kali pilih cowo aja kali yeee 
hue..he..he..he...

salam pe er,
id

--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Ari Condro" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Jangan ekstrapolasi donk .....
> Lagi ngomongin sunat perempuan
> kok tiba tiba jadi pamer pantat. :))
> 
> Lagian kan di timur tengah sana jadi sunnah soalnya
> itu udah kelaziman masyarakat sono dari jaman baheula.
> 
> Kalo masalah ngelarang kan saya buat diri sendiri,
> dan orang sekitar saya, ya kalau anda merasa terhimbau
> yang monggo mawon.  Kan udah gedhe dan bisa mikir
> sendiri baik dan buruknya.  Toh saya yakin rata-rata kita
> juga nggak ngelakuin khitan buat perempuan.
> 
> Satu pertanyaan timbul dari kepala iseng saya :
> 
> Kalo mbak Truly ini punya bebi perempuan, dan
> memang ingin menerapkan sunat itu, metoda khitan
> semacam apa yang akan anda pilih ....
> bagian apa aja yang dipotong dan kenapa .....
> Ini permisalan aja, untuk mapping dan lebih
> memahami masalah khitan wanita ini.
> 
> Just curious, maklum saya kan nggak tahu latar
> belakang sosial anda itu memandang khitan wanita
> seperti apa dan sebatas bagaimana ...
> 
> Ditunggu sharingnya ...
> 
> salam,
> Ari Condro
> 
> 
> 
> ----- Original Message -----
> From: "trúl˙sřúl" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <ppiindia@yahoogroups.com>
> Sent: Monday, June 06, 2005 6:22 PM
> Subject: Re: [ppiindia] Kompas : Hentikan Medikalisasi Sunat 
Perempuan (dan
> Hukum Sunat bagi Perempuan)..
> 
> 
> suka˛nya itu ya mbok jangan melarang-larang untuk dihentikan tho 
mas.., ga
> suka˛ lagi itu namanya.., pemaksaan kehendak (pake kata 'dilarang' 
seh..,
> malah seharusnya diarahkan untuk melakukan cara˛ yg sehat, sesuai 
prosedur
> kesehatan n agama..iya tho? karena bagaimanapun masih ada 
yg 'suka', mungkin
> dari hal 'kecil' begitulah kehormatan perempuan itu terjaga..
(InsyaAllah,
> amiiinn..)
> 
> kita ini kadang aneh, yg sunnah di larang, yg haram di dukung (ttg
> keberanian mempertontonkan pantat itu lho..uuppssss..aurat 
maksute..)
> suerrr, ga ngerti deh aku dengan maunya mereka˛ itu ..
> 
> salam juga,
> tr.-
> 
> 
> Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Jadi intinya kan suka suka kita,
> mau dikhitan atau tidak.
> 
> Dan karena melihat di jaman sekarang
> efeknya tidak terlalu bagus, bolehlah
> masing masing pribadi tidak melakukannya.
> 
> Apalagi di daerah kelahiran saya, Malang,
> praktek khitan bagi perempuan bukan
> suatu hal yang umum dilakukan.
> 
> salam,
> Ari Condro
> 
> 
> ----- Original Message -----
> From: "trúl˙sřúl"
> To:
> 
> Sent: Monday, June 06, 2005 5:47 PM
> Subject: Re: [ppiindia] Kompas : Hentikan Medikalisasi Sunat 
Perempuan (dan
> Hukum Sunat bagi Perempuan)..
> 
> 
> 
> sekedar pencerahan..
> 
> 
> 
> Hukum Khitan Bagi Anak Perempuan
> 
> Kamis, 10 Juni 2004 10:11:08 WIB
> 
> 
> HUKUM KHITAN BAGI WANITA
> 
> 
> Oleh
> Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
> 
> 
> Pertanyaan.
> Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : "Apakah khitan 
(sunat) bagi
> wanita itu hukumnya wajib ataukah sunnah yang disukai saja ?"
> 
> Jawaban.
> Telah shahih dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bukan hanya 
dalam satu
> hadits, anjuran beliau untuk menyunat wanita. Beliau juga 
memerintahkan
> wanita yang menyunat untuk tidak berlebihan dalam menyunat. Tapi 
dalam
> masalah ini berbeda antara suatu negeri dengan negeri-negeri 
lainnya.
> 
> Kadang-kadang dipotong banyak dan kadang-kadang hanya dipotong 
sedikit saja
> (ini biasanya terjadi di negeri-negeri yang berhawa dingin). Jadi 
sekiranya
> perlu dikhitan dan dipotong, lebih baik di potong. Jika tidak, maka 
tidak
> usah di potong.
> 
> [Disalin dari Kitab Majmu'ah Fatawa Al-Madina Al-Munawarrah edisi 
Indonesia
> Fatwa-Fatwa Albani, hal 162-163, Pustaka At-Tauhid]
> 
> 
> HUKUM KHITAN BAGI ANAK PEREMPUAN
> 
> Oleh
> Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Ifta'
> 
> 
> Pertanyaan.
> Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Ifta' ditanya : "Apa hukum khitan bagi anak
> perempuan, apakah termasuk sunnah atau makruh?".
> 
> Jawaban.
> Khitan bagi wanita disunnahkan berdasarkan keumuman sabda Nabi 
Shallalalhu
> 'alaihi wa sallam bahwa sunnah fitrah itu ada lima, di antaranya 
khitan.
> Juga berdasarkan riwayat Khalal dari Syaddad bin Aus 
Radhiyallahu 'anhu, ia
> berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
> 
> "Artinya : Khitan itu merupakan sunnah bagi para lelaki dan 
kehormatan bagi
> para wanita"
> 
> [Fatawa Lajnah Daimah Lil Ifta' 5/119]
> 
> 
> 
> SALAHKAH TIDAK MELAKUKAN KHITAN ?
> 
> 
> Oleh
> Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Ifta'
> 
> 
> Pertanyaan.
> Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Ifta' : "Saya mendengar khatib di masjid 
kami
> berkata di atas mimbar bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam
> menghalalkan khitan bagi para wanita. Kami berkata kepadanya bahwa
> wanita-wanita di daerah kami tidak dikhitan. Bolehkan seorang 
wanita tidak
> melakukan khitan ?"
> 
> Jawaban.
> Khitan bagi wanita merupakan kehormatan bagi mereka tapi hendaknya 
tidak
> berlebihan dalam memotong bagian yang dikhitan, berdasarkan 
larangan Nabi
> Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda.
> 
> "Artinya : Sunnah-sunnah fitrah itu ada lima ; khitan, mencukur bulu
> kemaluan, memendekkan kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak"
> [Muttafaq Alaih]
> 
> Hadits ini umum, mencakup lelaki dan perempuan.
> 
> [Fatawa Lajnah Daimah Lil Ifta' 5/119,120]
> 
> 
> [Disalin dari kitab Al-Fatawa Al-Jami'ah Lil Mar'atil Muslimah, 
edisi
> Indonesia Fatwa-Fatwa Tentang Wanita-3 hal 121-122 Darul Haq
> 
> Ari Condro wrote:
> Kompas, Rabu, 1 Juni 2005
> 
> Hentikan Medikalisasi Sunat Perempuan
> 
> 
> Jakarta, Kompas - Sunat terhadap anak perempuan, terutama yang
> merusak organ reproduksi, merupakan suatu tindak kekerasan terhadap
> perempuan. Karena itu, Kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
> mendukung semua usaha untuk menghapus pelaksanaan sunat perempuan.
> 
> "Kami juga sangat berharap Departemen Kesehatan menerbitkan larangan
> bagi petugas medis/paramedis, termasuk fasilitas kesehatan 
pemerintah
> maupun swasta, untuk tidak melakukan medikalisasi sunat pada
> perempuan," tegas Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Menneg PP)
> Meutia Hatta Swasono, Selasa (31/5).
> 
> Ia memberikan sambutan dalam lokakarya Pencegahan dan Penanggulangan
> Kekerasan terhadap Perempuan berkaitan dengan Praktik Sunat
> Perempuan, yang berlangsung di Jakarta selama dua hari hingga Rabu
> (1/6).
> 
> Seperti disampaikan Lila Amalia SKM MKes dari Population Council,
> hasil penelitian di enam provinsi-Sumatera Barat, Banten, Jawa 
Timur,
> Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo-selama 18 bulan
> (Oktober 2001-Maret 2003) memang menunjukkan adanya medikalisasi
> dalam sunat perempuan. Artinya sudah ada keterlibatan tenaga
> kesehatan, meskipun dimaksudkan untuk mengurangi risiko
> kesehatan bila dikerjakan oleh dukun bayi atau tukang sunat.
> 
> Medikalisasi menjadi berbahaya karena seperti temuan Population
> Council yang bekerja sama dengan Kantor Menneg PP dalam penelitian
> ini, digunakan berbagai peralatan seperti jarum, pisau, dan gunting
> untuk melakukan insisi atau irisan (22 persen) dan eksisi atau
> pengupasan (72 persen).
> 
> Temuan Program Kajian Perempuan dari Universitas Indonesia dan
> Yayasan Kesehatan Perempuan Atma Jaya yang melakukan penelitian
> serupa, juga tak jauh beda.
> 
> Oleh bidan dan dokter
> 
> Menurut Dra Atas Hendartini Habsjah dari Atma Jaya, dari penelitian
> di suatu kampung di Jakarta Timur, 2001, medikalisasi dengan 
berbagai
> peralatan itu dilakukan oleh bidan dan dokter umum, juga dukun.
> Padahal, hampir semua responden mengaku menyunatkan anak 
perempuannya.
> 
> Sedangkan Anita Rahman M Hum dari Universitas Indonesia meneliti
> fenomena sunat perempuan ini akhir 1997 di wilayah DKI Jakarta.
> Hasilnya, di Cijeruk yang masih pedesaan, semua responden 
menyunatkan
> anaknya. Di Kemayoran yang masuk kategori kota, 96 persen responden
> menyunatkan anak perempuannya.
> 
> "Kalau di pedesaan yang melakukan dukun, maka di perkotaan umumnya
> bidan dan juga di rumah sakit," paparnya pada panel pertama yang
> dimoderatori oleh dr Meiwita Budiharsana PhD dari Ford Foundation.
> 
> Meski umumnya responden mengatakan bahwa mereka menyunatkan anaknya
> sebagai bagian dari perintah agama, topik sunat perempuan ini 
menurut
> penelitian tidak pernah muncul dalam dakwah.
> 
> Karena itu, para panelis merekomendasikan agar tradisi yang merusak
> kesehatan reproduksi perempuan ini dihilangkan. Apalagi seperti
> diungkapkan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dalam sambutan
> tertulisnya, sunat perempuan tidak pernah ada dalam standar 
pelayanan
> kesehatan. (nes)
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
**********************************************************************
*****
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg
> Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
> 
**********************************************************************
*****
> 
______________________________________________________________________
____
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
> http://mail.yahoo.com
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
**********************************************************************
*****
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg
> Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
> 
**********************************************************************
*****
> 
______________________________________________________________________
____
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
**********************************************************************
*****
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg
> Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
> 
**********************************************************************
*****
> 
______________________________________________________________________
____
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> ---------------------------------
> Discover Yahoo!
>  Get on-the-go sports scores, stock quotes, news & more. Check it 
out!
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
**********************************************************************
*****
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg
> Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
> 
**********************************************************************
*****
> 
______________________________________________________________________
____
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> Yahoo! Groups Links




***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke