http://www.antaranews.com/berita/1265983323/tki-yang-disiksa-majikan-akhirnya-meninggal

TKI Yang Disiksa Majikan Akhirnya Meninggal
Jumat, 12 Pebruari 2010 21:02 WIB | Peristiwa | Naker | 
Pati (ANTARA News) - Dwi Indah Wahyuningrum (20), tenaga kerja Indonesia (TKI) 
di Abu Dhabi yang disiksa majikannya, akhirnya meninggal dunia di Badan Rumah 
Sakit Daerah (BRSD) RAA Soewondo, Pati, Jateng, pada Jumat (12/2).

Menurut Intan Tri Wijayanti, adik korban, kakaknya sempat mengalami masa kritis 
pada Jumat dini hari. "Tubuhnya semakin lemas dan sulit diajak berkomunikasi," 
ujarnya.

Akhirnya, anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Supariyo dan Sri Wahyuni itu 
menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat, sekitar pukul 08.00 WIB.

Korban menjalani perawatan di BRSD selama 22 hari karena mengalami kelumpuhan, 
tubuh penuh luka, dan trauma berkepanjangan, hingga mengalami hilang ingatan.

Luka di sekujur tubuh Intan diduga kuat karena dianiaya oleh majikannya, ketika 
dia bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab 
(UEA).

Ia mengatakan, jenazah kakaknya langsung dimakamkan sekitar pukul 15.00 WIB, di 
pemakaman desa setempat. 

Terkait dengan asuransi atas kematian dan sakitnya Indah, katanya, pihaknya 
masih belum memfokuskan perhatian ke arah itu. Keluarganya masih berkonsentrasi 
pada pemakaman. 

"Saat ini, kami masih berkabung, sehingga belum berfikir soal itu. Yang penting 
kakak saya dimakamkan dahulu," ujar pelajar kelas XI salah satu Madrasah Aliyah 
(MA) di Pucakwangi itu.

Ia mengaku sangat terpukul dengan kematian kakaknya yang mencoba peruntungan 
menjadi TKI di Abu Dhabi untuk membantu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. 

Apalagi, sejak 10 tahun terakhir hidup keluarga mereka bergantung pada usaha 
orang tuanya dari berjualan nasi di kampung.

Beberapa tahun terakhir perekonomian keluarga mereka sempat terangkat dengan 
hasil kerja kakak pertamanya yang bernama Ika Dewi Suryani di Hongkong, 
sehingga Indah dan Intan bisa melanjutkan sekolah sampai MA.

Menurut orang tua korban, Supariyo, setelah tamat MA, anak keduanya (Indah) 
ingin mengikuti jejak kakaknya ke luar negeri. "Awalnya, saya menyarankan untuk 
tidak merantau ke negara Arab," ujarnya. 

Pasalnya, kata dia, budaya orang Arab cenderung tertutup dan keras. "Selain 
itu, gajinya juga lebih kecil dibandingkan menjadi TKI di Hongkong," ujarnya. 

"Saya memang sempat menyesal tidak bisa menahan Indah berangkat ke Arab, karena 
berakhir dengan kematian," ujarnya.

Ia mengakui, anak keduanya itu memiliki riwayat penyakit paru. "Kondisinya 
tentu semakin parah karena Indah sering tidur di lantai selama bekerja sebagai 
TKI," ujarnya. 

Selama di Abu Dhabi, anaknya tersebut sering mendapat perlakuan kasar, seperti 
dipukul, ditendang, dan dijambak majikan wanita.

Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Pati, Purwadi, 
menyatakan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak dalam menangani kasus ini. 

"Pasalnya, keberangkatan TKI tersebut tanpa pemberitahuan kami, tetapi langsung 
melalui penyalurnya, PT Hidayah Insan Pekerja, yang beralamat di Jakarta 
Timur," ujarnya.

Meski demikian, Pemkab Pati tetap berusaha menghubungi pihak perusahaan yang 
memberangkatkannya. "Minimal ada bantuan berupa uang duka atau yang lainnya, 
jika klaim asuransi tidak bisa keluar karena proses kepulangannya tidak 
prosedural," ujarnya.

"Berdasarkan informasi dari pihak perusahaan yang memberangkatkan Indah, 
pemulangannya tanpa sepengetahuan agen TKI di UEA dan PT Hidayah Insan Pekerja 
sebagai penyalurnya," ujarnya.

Bahkan, kata dia, alur pemulangan tidak melalui terminal III bandara yang 
dikhususkan untuk lalu lintas TKI dari dan keluar negeri, melainkan lewat 
terminal umum.

"Jika benar pihak perusahaan kesulitan mengurus klaim asuransi karena tidak ada 
berita acara pemulangan. Kami tetap mendesak perusahaan tersebut untuk 
mengusahakan bantuan karena TKI ini dari keluarga tidak mampu," ujarnya.
(U.PK-AN/R009)
Komentar Pembaca
Orang Arab yg mengaku sbg "orang" yg paling agamis & ditempat lahirnya 
agama-agama besar ternyata kelakuannya biadab dan tak berperikemanusiaan. Sudah 
berapa orang TKW yg tewas dianiaya majikan brengsek asal Arab Saudi, Emirat 
Arab, Kuwait, dsb. Sbg warga bangsa Indonesia, sy ikut prihatin atas kejadian 
ini. Kadang-2 kita sering merasa iba kalau melihat bangsa Arab tak berdaya di 
dzalimi oleh orang Yahudi/Israel. Tp kita juga jengkel jika bangsaku yg bekerja 
disana di dzalimi oleh orang-2 Arab.
Sani JR 13/02/10 09:38

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke