http://www.jawapos.co.id/halaman/index.php?act=showpage&kat=3

 

[ Minggu, 21 Februari 2010 ] 

Tabrakan Beruntun di Pasuruan, Delapan Orang Tewas 


PASURUAN - Kecelakaan beruntun terjadi di Jalan Raya Pandaan-Prigen, Pasuruan, 
sekitar pukul 17.30 kemarin (20/2). Tepatnya, tabrakan terjadi di Dusun 
Mbarsari, Desa Gambiran, Kecamatan Prigen, dengan melibatkan lima kendaraan. 
Sedikitnya, delapan orang tewas dalam musibah tersebut.

Berdasar informasi yang dihimpun Radar Bromo (Jawa Pos Group), tabrakan itu 
bermula saat sebuah truk kontainer dengan nopol L 9806 OD bermuatan air minum 
milik PT Erindo Mandiri meluncur dari arah Tretes menuju Pandaan. Sampai di 
lokasi, truk itu tiba-tiba oleng dan menghantam sebuah pikap yang meluncur dari 
arah berlawanan. 

Setelah menabrak pikap, truk berbobot sekitar 25 ton itu tidak segera berhenti. 
Sebuah mobil Toyota Avanza di belakang pikap menjadi sasaran berikutnya dari 
truk penuh muatan itu. Avanza hitam dengan nopol L 1935 GW itu pun terpental. 
Saking kerasnya benturan, mobil tersebut terpental ke tebing setinggi tiga 
meter di sisi kanan jalan. 

Mobil yang membawa keluarga dari Surabaya itu ringsek. Empat penumpangnya tewas 
seketika. Salah satu di antaranya bernama Haris, 35, yang diduga sopir. Tiga 
korban tewas lain di mobil itu langsung dievakuasi. Hingga pukul 21.30 belum 
diketahui identitas mereka. Dua di antaranya perempuan usia dewasa (Mrs X) dan 
seorang lagi anak-anak.

Setelah menyeruduk Avanza, truk kontainer itu menyenggol dua pengendara sepeda 
motor sebelum akhirnya berhenti dan berbalik arah dengan posisi terbalik. Belum 
ada penjelasan resmi tentang jumlah korban tewas akibat kejadian itu. 

Wakapolres Pasuruan Kompol M. Ghufron yang ditemui di lokasi kejadian 
mengatakan masih mendatanya. ''Kami belum tahu berapa jumlahnya (korban tewas). 
Semua masih dicek,'' ujarnya. 

Radar Bromo mencatat sedikitnya delapan orang tewas. Lima di antaranya berada 
di kamar mayat RSUD Bangil. Dua korban tewas lagi berada di Puskesmas Pandaan 
sebelum akhirnya dibawa ke RSUD Bangil. Satu korban tewas masih tergencet 
kontainer. 

Hingga pukul 20.30 korban berjenis kelamin perempuan itu belum dievakuasi. 
Posisi korban yang tepat berada di bawah boks kontainer menyulitkan proses 
evakuasi. ''Dikosongkan (isi kontainer) dulu, baru bisa,'' kata polisi.

Selain empat penumpang Toyota Avanza, korban tewas lainnya adalah Lanawati, 38, 
warga Dusun Gondang, Desa Randuagung, Singosari; dan anaknya, Silvia Lana 
Suryanti, 8. Saat itu mereka menumpang motor ojek Supra Fit yang dikendarai Ali 
Fauzi, 30, warga Pandaan. Ali Fauzi menderita luka berat. Korban tewas lainnya 
adalah perempuan pengendara motor, tetapi belum diketahui identitasnya.

Sedangkan dua korban luka yang belum diketahui identitasnya dirawat di RS 
Aisiyah. Satu korban luka lainnya, yang diduga sopir truk kontainer, dirujuk ke 
Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang.

Polisi juga belum memastikan penyebab tabrakan tersebut. Namun, diduga tabrakan 
itu disebabkan rem truk kontainer blong. ''Saat ini kami masih berupaya minta 
keterangan dari saksi-saksi,'' kata Ghufron.

Dugaan soal tak berfungsinya rem truk kontainer diperkuat keterangan warga. 
''Dari atas (arah Tretes, Red) sana, (truk kontainer) sudah oleng. Mungkin 
remnya blong,'' kata Nur Qomariyah, seorang warga, sambil menunjuk arah truk 
tersebut melaju. 

Kusnadi, warga lain, menuturkan, saat itu dia bersantai di depan rumah. 
Tiba-tiba dia dikejutkan oleh suara benturan keras dari arah lokasi. ''Suara 
benturannya terdengar dua kali,'' ujar lelaki berkopiah itu. 

Semula Kusnadi menyangka suara itu dari ledakan bom. Setelah mendatangi lokasi, 
dia melihat kecelakaan. Bahkan, saat itu dia melihat beberapa korban tergeletak 
di tengah jalan. 

Kecelakaan tersebut menjadikan kamar mayat RSUD Bangil ramai. Orang-orang mulai 
berdatangan untuk memastikan apakah keluarga dan kerabatnya menjadi korban.

Bambang, 40, warga Gondang, Desa Randuagung, Singosari, Malang, langsung shock 
setelah melihat jenazah Lanawati dan Silvia Lana Suryanti tergolek di kamar 
mayat. Pria yang bekerja di sebuah bengkel di kawasan Pandaan tersebut tidak 
menyangka bakal kehilangan istri dan anaknya. Air mata Bambang pun menetes saat 
melihat jenazah istri dan anaknya. 

"Saya mengira istri atau anak saya meninggal. Ternyata, dua-duanya meninggal,'' 
kata Bambang di RSUD Bangil tadi malam. Sebelum datang ke rumah sakit, Bambang 
menerima kabar bahwa anaknya kecelakaan. 

Lanawati dan Silvia merupakan warga Gambiran, Prigen, tapi tinggal di 
Randuagung, Singosari. ''Istri dan anak saya biasanya setiap malam Minggu pergi 
ke Gambiran untuk ke rumah mertua (orang tua Lanawati). Mereka selalu naik 
bus,'' tutur Bambang dengan mata sembap. 

Dia menceritakan, sampai di Terminal Pandaan, Lanawati meneruskan perjalanan 
dengan menumpang ojek langganan mereka. Yakni, ojek milik Ali Fauzi. ''Ternyata 
ojek yang mereka tumpangi ikut tertabrak. Begitu mendengar Silvia kecelakaan, 
saya langsung meluncur ke lokasi,'' ujar Bambang. 

Dengan sepeda motor pinjaman, Bambang tiba di lokasi. ''Saya melihat tabrakan 
itu melibatkan banyak kendaraan. Di situ saya melihat motor Supra Fit milik Ali 
hancur. Saya mengira yang mengendarai pasti luka-luka atau meninggal,'' tutur 
Bambang. 

Jenazah Lanawati dan Silvia tiba di kamar mayat RSUD Bangil sekitar pukul 
19.00. Di sana juga ada tiga jenazah lain. Yakni, dua perempuan (Mrs X) dan 
satu jenazah anak laki-laki berusia sekitar 11 tahun. Ketiganya penumpang 
Toyota Avanza. 

Petugas visum kesulitan mengidentifikasi karena korban tidak membawa kartu 
identitas. 

Sementara itu, sopir truk kontainer yang semula dirawat di Puskesmas Pandaan 
tak dapat ditemukan. Belakangan diketahui bahwa dia dirujuk ke RSSA Malang. 
(aad/fun/nyo/jpnn/dwi)

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke